Hj Djamilah Syukri Fadholi
Hj. Djamilah Syukri Fadholi TINGKATKAN KUALITAS DIRI, KESEMPATAN SUDAH TERBUKA LEBAR Cantik dan cerdas, itulah kesan pada diri Hj. Djamilah Syukri Fadholi, Wakil Ketua I Tim Penggerak PKK Kota Yogyakarta. Bukan sekedar cerdas dalam bidang akademis, namun kiprah dan ide-idenya banyak memberikan kemajuan dalam tubuh PKK Kota Yogyakarta. Selain itu sifat alamiah seorang ibu pun tampak terpancar dari perilaku wanita kelahiran Yogyakarta 43 tahun lalu ini, Beberapa waktu lalu Jogja.go.id berkesempatan berbincang~bincang dengan Ibu Hj. Djamilah. Inilah sosok salah satu Kartini masa kini. Kondisi wanita saat ini sudah jauh berbeda dengan jaman Kartini. Dulu wanita dipingit, sekarang sudah bebas berkiprah dalam berbagai bidang. Dulu wanita hanya menjadi konco wingking, sekarang sudah punya kesempatan luas untuk menempuh pendidikan sampai jenjang tinggi. Intinya, sudah terbuka jalan untuk berkarier atau membuka bidang apa saja. Hanya saja tantangan bagi para wanita adalah bagaimana tetap menjaga fitrah sebagai seorang wanita/ibu. Hal itu diresapi betul oleh Ibu Djamilah. Sebagai seorang ibu, tetap memberikan perhatian bahkan sangat dekat dengan 2 orang anaknya. Sementara sebagai pengurus PKK, dengan sepenuh hati pula mencurahkan tenaga dan pikiran untuk memberdayakan masyarakat. Bahkan ia rela meninggalkan pekerjaan sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi, demi konsentrasi melaksanakan tugas di PKK. Dan langkahnya tersebut didukung oleh sang suami, karena dengan kiprah di PKK berarti mendukung pula program-program pemerintah. Menurut Ibu Djamilah, tugas-tugas di PKK adalah mendorong masyarakat agar berdaya guna. Dan keterkaitan wanita dalam hal ini sangat besar bahkan dominan. Bukan berarti diberdayakan itu karena selama ini sama sekali tidak berdaya, akan tetapi bagaimana mengangkat potensi-potensi yang dimiliki wanita untuk bisa menopang kehidupan rumah tangga termasuk dalam mengasuh dan mendidik anak. Untuk itu program-program yang dilaksanakan PKK sangat beragam. Untuk bidang ekonomi ditangani oleh Pokja II dan III, dan telah banyak memberi kesempatan ibu-ibu di wilayah untuk memperoleh pelatihan ketrampilan seperti katering, salon, rias manten dsb. Untuk itu PKK bekerja sama dengan lembaga-lembaga seperti HARPI, APJI dll, yang mau memberikan pelatihan secara cuma-cuma. Kemudian di Pokja IV yang membidangi kesehatan, telah banyak memberikan penyuluhan dan tindakan seperti pemberantasan sarang nyamuk (PSN), Yandu Plus dan Taman Lansia. Sementara itu untuk bidang moral keagamaan digarap oleh Pokja I yang dipimpin oleh Ibu Djamilah. Di Pokja I ini saya banyak mengarahkan bagaimana mendidik anak, menyentuh moral keagamaan maupun kesadaran kewarganegaraan, termasuk melaksanakan Sapa Anak Kos, untuk memberikan pematian kepada anak-anak rantau yang sedang belajar di Kota Yogyakarta, tentang pehlaku hidup bersih dan sehat dan juga meminimalisir permasalahan pergaulan bebas, narkoba dsb. Di samping itu TP PKK dan Pemkot juga mengadakan pendidikan sore hari di kelurahan-kelurahan dari jenjang SD SMA secara cuma-cuma dan ijasah sudah dipersamakan. Dengan cara ini kita berupaya memberi kesempatan belajar kepada masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi. Bagaimana partisipasi masyarakat? Wah masyarakat antusias sekali. Dan saya sangat mendukung langkah Bu Dyah (Ketua TP PKK} dalam merangkul para pengusaha untuk turut serta memberdayakan masyarakat, Sosok Hj. Djamilah memang selalu energik. Semenjak sekolah sampai lulus kuliah, senantiasa meraih prestasi yang bagus. Lulus kuliah dari Jurusan Managemen Ull tahun 1985, langsung bekerja pada Bank Bukopin, lalu pindah ke Bank Danamon dan sempat memimpin salah satu anak cabang. Di samping itu juga menjadi dosen praktisi untuk mata kuliah manajemen dan perbankan di D3V-UII dan AMIKOM. Tapi semenjak menjadi pengurus TP PKK, beliau mengundurkan diri dari kesibukan mengajar, dan lebih konsentrasi di PKK sambil bisnis pakaian muslim. Di tengah kesibukannya perhatian terhadap anak tidak terkurangi, bahkan konsepnya mendidik anak agar berhasil adalah dengan dekat dan memberi semangat setiap melangkah. Menyikapi banyaknya anak yang kurang beruntug dan tidak memiiki kesempatan engenyam pendidikan karena keterbatasan ekonomi, wanita yang gemar mamasak ini enyatakan keprihatinannya dan berharap dengan prioritas pembangunan tahun 2004 untuk meleakkan kerangka dasar pendidikan berkualitas ini mampu membuka kesempatan bagi semua anak di Kota Yogyakarta untuk sekolah atau belajar untuk mengangkaf harkat dan kesejahteraan mereka di masa depan, dan mengurangi kesenjangan sosial yang masihada. Itulah harapan ibu Syukri. Beliau termasuk wanita yang berhasil, yang tidak melupakan nasib mereka yang karena berbagai alasan menjadi kurang beruntung. Ada wanita yang karena berbagai alasan harus menjadi PSK, menjadi buruh gendong atau menjadi pekerja kasar lainnya. Mereka menjadi seperti itu tentu karena terpaksa. Seorang wanita, apalagi yang sudah lanjut usia masih mau menjadi pekerja kasar, menunjukkan bahwa mereka itu ingin berdaya. Mereka itu adalah orang-orang yang perkasa. Sementara itu adanya wanita yang terjerumus dalam dunia hitam seperti PSK, sebenamya mereka ada karena laki-laki yang membutuhkan. Kalau ditanya- siapa yang salah, itu adalah lingkaran setan yang sulit dicari asalnya. Menurut saya lebih baik kalau kita kembali menjaga moralitas masing-masing. Menghadapi masa depan yang semakin berat tantangannya, wanita berjilbab ini mengajak kaumnya untuk bangkit. �Saya yakin ibu-ibu pasti berdaya. Bagi ibu rumah tangga, jangan berkecil hati, jangan minder. Menjadi ibu rumah tangga adalah pekerjaan mulia karena dapat membentuk anak menjadi berkualitas dan mandiri. Namun jangan lupa meningkatkan kualitas diri dengan jalan menambah pengetahuan dan wawasan. Sementara itu bagi wanita yang bekerja, saya harapkan untuk pandai membagi waktu antara pekerjaan, keluarga dan tetangga. (ben)