Terus Berkarya walau di Usia Senja
Siapa orang yang paling sibuk pada acara Gebyar Lansia 2004 kemarin...? Kalau diperhatikan secara seksama diantara sekitar 600-an orang lansia yang berkumpul di halaman Balaikota Yogyakarta hanya ada seorang yang tampaknya super sibuk. Gerakannya bak seorang gadis belia berusia 17-an, lincah dan gesit. Gaya bicaranya lugas, tegas, dan wibawa namun penuh senyuman dan menyejukkan bagi siapa saja yang mendengarkan. Dialah Dra. Hj. Mamik Suhardo. Nenek lincah berkerudung dan hobi berolahraga ini ternyata seorang pensiunan guru olahraga. Separuh hidup nenek lincah yang sudah berusia 67 tahun ini dicurahkan sepenuhnya untuk dunia olahraga. Nenek lincah ini bertutur semenjak kecil (SD) hingga mencapai tingkat Sarjana semuanya diselesaikan di bidang Olahraga. Makanya tidak mengherankan, semua kegiatan yang berbau olahraga di seputar tahun 1963-2000 baik di tingkat Daerah, Nasional, dan Internasional pasti ada si nenek lincah alias Bu Mamik (sapaan akrab ibu Dra. Hj. Mamik Suhardo) . Bayangkan, si nenek lincah yang menggeluti bidang senam prestasi ini pernah menjadi pelatih renang, tenis, gerak jalan, senam, dan panahan. Selain itu si nenek lincah juga pernah menjadi wasit untuk senam di tingkat nasional, maupun internasional sejak tahun 1963-2000, bahkan Si Nenek Lincah pernah dikirim ke Korea Selatan, Singapore dan negara lain. Di tahun 2000 si nenek lincah harus menyerahkan tongkat estafet ke tangan generasi muda. Berhenti berkaryakah Si nenek? Tentu tidak. Si nenek lincah yang mengaku berasal dari keluarga sederhana dan pas-pasan ini malah mengembangkan sayapnya. Kini giliran rekan-rekan sebayanya mendapat sentuhan lembutnya. Dengan bekal ilmu yang sudah digeluti, si nenek lincah menciptakan sebuah senam yang belakangan ini populer dengan sebutan Senam Bugar Lansia (SBL). Si nenek lincah bercerita ide dasar pembuatan senam ini berorintasi dari semua gerakan sederhana keseharian. Tentu saja gerakan ini harus berpegangan pada metode dan sistimatika ostrea. Gerakan � gerakan semua organ tubuh harus mendapatkan porsi yang sama. �Gerakan tangan, otot tangan, otot punggung, punggung, perut, dan leher dengan segala arahnya harus merata. Dengan kata lain, harus memenuhi 2T3P. 2T3P itu artinya tungkai, tangan, pinggang, punggung dan perut,� tuturnya bersemangat. Si nenek lincah juga mengatakan untuk menciptakan sebuah gerakan yang sesuai dengan yang diharapkan apalagi gerakan ini akan digunakan para lansia (seperti gerakan senam bugar lansia) ilmu dasar anatomi tubuh manusia juga harus dipelajari secara benar. Syukurlah, untuk ilmu tersebut telah dipelajari si nenek lincah dari gurunya Prof. Dr. Sarjono ( dari UNY ). Untuk lebih mempertajam gerakan-gerakan yang tercipta dan membawa manfaat bagi kesehatan tubuh dan kesegaran jiwa para lansia, Si nenek lincah memperkayah diri dengan ilmu-ilmu kejiwaan. Menurutnya, karena kondisi alamia fisik lansia yang sudah lemah akan berdampak pada perkembangan kejiwaan mereka. Untuk itu, ungkapnya, kita harus membekali diri dengan ilmu kejiwaan agar pendekatan kita tepat sasaran. Ternyata, dalam melatih SBL kepada para lansia harus ada resepnya. Resep yang paling penting adalah hendaknya kita selalu ingat bahwa para lansia itu membutuhkan kasih sayang. �Para lansia itu harus dihormati, dihargai, diperhatikan, diemong, dipuji. Pokoknya apa keluhannya apa harus diperhatikan. Jangan sampai dia ( lansia) didiamkan atau disepelekan. Mereka itu sebetulnya butuh perhatian, penghargaan. Contoh kecil, kalau mereka berlatih saya akan berkeliling, mengusap dan menepuk punggung mereka dan nyatanya mereka senang dan merasa dihargai, � ujar Si nenek Lincah istri Drs. H. Sudarno yang juga pensiunan guru olahraga . Menurut Si nenek Lincah ( ibu dari Ir. Danang Prastoyo, Ir. Deni Hanungtiyoso dan Dityo Triharmanto ), semua kebutuhan si lansia telah dia penuhi. Makanya tidak mengherankan Si Nenek Lincah tidak mengalami kesulitan dalam membimbing dan melatih para lansia. Si nenek lincah yang tinggal di Cokroningratan JT. II / 208 Kecamatan Jetis Yogyakarta berpesan kepada para lansia agar jangan menyalahkan dirinya sendiri lantaran kondisi fisiknya. Terimalah apa adanya kondisi yang dimiliki sekarnagn ini sebagai sautu anugerah dari Tuhan. Diusia yang sudah lanjut para lansia harus selalu senang, gembira dan tidak berkecil hati. Berbuat sebaiknya seseuai dengan kemapuan masing-masing. Namun kepada para muda si nenek lincah berpesan agar jangan menyepelekan para lansia. � bagaimanapun juga Tua itu banyak pengalaman pahit dan getirnya hidup di dunia. Pengalaman baik, silakan diambil dan penglaman pahit silakan dibuang jauh-jauh�,� nasehat Bu Hj. Mamik Suhardo dengan mata berkaca-kaca dan suara yang agak serak. Selain sibuk melatih dan mendampingi para lansia Ibu Hj. Mamik Suhardo alias si nenek lincah pencipta Senam Bugar Lansia (1999) juga mengelolah Sanggar Senam ASANARIA, menjadi pengurus PERWOSI DIY dan Pengurus BKPL (lansia) DIY. Si Nenek Lincah�. Sesuai dengan harapan dan cita-cita Ibu yakni ingin mencari amal, nafkah dan dan bermanfaat di masa tua tidaklah terlalu naif. Harapan ibu sudah ada dan nyata�. Selamat. Selamat berkarya�. semoga generasi muda sekarang dapat meneladani semangat IBU� ( @mix)