Surahmanto, Sosok yang Nrimo dalam Hidup
Anda yang berada di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta sosok kecil dan kurus ini tidak lagi asing di indera anda. Biar kecil seperti semut tapi semangat dedikasi terhadap ketugasan yang dibebankan setara dengan gajah India . Di setiap peliputan baik di siang hari maupun di malam hari wajah mungil ini selalu tampak. Bukannya si �Gus Manthoz � (red. Den Bagus Manthoz) nama panggilan akrab teman-teman, termasuk salah seorang pasukan seksi sibuk, melainkan ahli operator camera. (red. Camera video dan kadang foto ). Surahmanto alias Guz Manthoz, pertama kali meniti karir di Pemerintahan Kota Yogyakarta tahun 1993 dengan golongan II/a. Waktu itu Si Guz langsung bergabung dengan skuod Bagian Hubungan Masyarakat (sebelum berubah kantor Humas dan Informasi ). Bakatnya di bidang shooting dan memotret terus diasah. Alhasil, sudah ratusan dan bahkan ribuaan shotingan dan foto dokumentasi dan publikasi telah lahir dari tangan si Guz Manthoz. Namun si Guz Manthoz tidak cepat berpuas diri. �Untuk mendapatkan yang terbaik kita harus terus belajar dan berlatih,� ujar Bapak dua putri dan satu putra, suatu saat di sela-sela peliputan. Tekadnya, tampak jelas dari ketugasan yang ia emban. Meski matahari membakar kulit, hujan membasahi badan dan dingin malam mengeranyangi tubuh si Guz dengan semangat yang tinggi bak serdadu tetap mendatangi tempat tugas untuk menjalankan peliputan. Belum lagi, setelah melakuan peliputan si Guz harus membuat laporan berupa release atau mengedit gambar hasil shootingan untuk dikirim ke salah satu stasiun televisi untuk diberitakan. The task must go on, kira � kira itulah yang ada dalam benaknya. Walaupun beban peliputan yang dirasanya berat, tidak terdengar secuil keluhanpun yang keluar dari mulut Guz Manthoz. Yang ada hanyalah senyuman� walau kadang rada-rada kecut... Di sela- sela kesibukan menjalankan tugas yang dibebankan kantornya ( red. Kantor Humas dan Informasi) Suami Nyonya Sudarmi (32), tidak lupa menyempatkan diri bersosialisasi dengan lingkungannya. Wujud sosialisasi yang diberikan disesuaikan dengan keahliannya yakni membuat dokumentasi berupa Video dan Foto dalam hajadan pernikahan, sunatan, ulang tahun dll. Masalah pendokumentasian menurut Ayah Tamadya ini sudah tidak bisa dihitung dengan jari lagi.� Sudah banyak sekali�Saya sudah tidak ingat berapa jumlahnya. Yang jelas, hampir semua hajadan dari pegawai Pemkot pasti memakai tenaga kami� Saya tidak tahu, mungkin hasil bidikan kami lumayan bagus dan lagi pula ringan harganya, sehingga banyak teman pegawai Pemkot senang memakai kami,� ungkapnya sambil tersenyum. Menurut Manthoz, meskipun banyak orderan yang ditawarkan kepadanya , namun pada prinsipnya tugas yang diberikan kantor harus diutamakan. Tugas ya tugas� bisnis tidak boleh mengalahkannya. Tak terasa, sebelas tahun Guz Manthoz telah mengabdi kepada Pemkot Yogyakarta. Dengan pangkat , golongan, dan penghasilan yang ada sekarang ini Guz Manthoz cukup merasa bersyukur. � Syukur Alhamdulillah� walaupun golongan pangkat dan penghasilan kecil, saya masih tetap terima setiap bulan. � Hidup ini harus diterima dengan apa adanya �, demikian motto yang selalu dipegangnya dalam menjalani hidup ini, sehingga kesehariannya selalu diwarnai dengan apa adanya.