PARNA, PAK POS PEMKOT YANG SEDERHANA DAN TAK KENAL

Semua karyawan di lingkungan Balaikota Timoho tentu tidak asing dengan sosok satu ini. Tiap hari ia selalu setia mengunjungi semua instansi, bahkan dalam sehari bisa lebih dari satu kali ia datangi. Dialah bapak Parna, karyawan Bagian Umum Setda Kota Yogyakarta yang bertugas mengantar surat. Berbagai macam surat baik intern Pemkot sendiri maupun surat dari luar Pemkot menjadi tanggung jawab pak Parna untuk diantarkan. Tugas ini barangkali dianggap sepele, namun sesungguhnya memegang peranan sangat penting bagi kelancaran tugas-tugas pemerintahan dan pelayanan lainnya. Bayangkan, bila sehari saja surat tidak didistribusikan. tentu banyak kegiatan yang terhambat. Pak Parna adalah sosok yang sederhana.

la melaksanakan tugas-tugasnya dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab, karena baginya pekerjaan mengantar surat merupakan amanah yang harus dikerjakan dengan baik. Bahkan di usianya yang sudah 53 tahun, ia tetap semangat dan gesit masuk dari instansi satu ke instansi lain, naik tangga turun tangga, bahkan sehari bisa bolak-balik beberapa kali. Tampaknya melelahkan, tapi pak Parna dengan senang hati melakukannya. Bahkan setiap kali bertemu dengannya, yang terbersit dalam pikiran orang adalah: surat. Lelaki bersahaja ini lahir di Sleman tanggal 12 September 1953. Masuk ke lingkungan Pemkot tahun 1979 sebagai tenaga honorer di Sub Bag Rumah Tangga, kemudian dipindah ke Dipenda masih sebagai tenaga honorer, dan baru diangkat sebagai PNS sekitar tahun 1985 di Bagian Umum. Bermacam tugas fisik pemah dilakoninya dan terakhir menjadi pengantar surat. Suka dan duka banyak dirasakannya. Yang paling menyusahkan adalah ketika surat yang diantarkan ternyata ketlingsut atau hilang, tentu ia ikut merasa bertanggung jawab. Maka untuk mengantisipasi hal itu tak terulang pak Parna selalu membawa tanda terirna sebagai bukti surat telah diantarkan.

Hal lain yang menyusahkannya adalah ketika ia harus mencari alamat di luar Pemkot yang susah dicari, Namun apapun kesulitannya, pak Parna tetap bersemangat. Bersama dua rekannya sesama pengantar surat yaitu pak Sarbini dan pak Sampono, mereka kompak dan saling bekerja sama. Bila salah satu berhalangan, yang lain siap menggantikan tugas rekannya. Bahkan mereka merasa senang karena dengan tugas tersebut, mereka bisa bertemu banyak orang, banyak teman dan saudara. Kesungguhan Pak Parna bukan hanya di tempat kerja. Di rumahnya di dusun Karangmloko Sariharjo Ngaglik Sleman ia masih menunjukkan semangatnya mengisi hidup ini dengan hal-hal yang berarti. Sepulang kerja ia menggarap sawah. Bersama istri tercintanya mereka menanam bermacam tanaman pertanian dan memelihara sapi untuk membantu menopang hidup serta menyekolahkan anak-anaknya. Dengan kesungguhannya ia berhasil mengantarkan putra sulungnya menjadi prajurit angkatan udara dan saat ini bertugas di Lanud Iswahyudi Madiun, semantara putra bungsunya masih duduk di kelas 3 SMP. Pada momen HUT ke-58 Pemkot, semua pihak ingin meningkatkan kualitas pelayannya, pak Parna pun juga ingin terus menerus memperbaiki tugas dan tanggung jawabnya, antara lain dengan bekerja jujur, tulus dan niat yang baik. Sederhana, tapi justru dari hal sederhana itu dapat menjadi contoh bagi orang lain.

Ketika Pemkot terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanannya, maka sosok Parna yang merupakan salah satu bagian dari unsur pelayanan, telah memulainya yaitu dengan berbuat terbaik untuk setiap kepercayaan yang diembannya. Pak Parna hanya berharap agar para pimpinan di Pemkot ini lebih memperhatikan kesejahteraan pegawai kecil seperti dirinya. (@mix_ism) Semua karyawan di lingkungan Balaikota Timoho tentu tidak asing dengan sosok satu ini. Tiap hari ia selalu setia mengunjungi semua instansi, bahkan dalam sehari bisa lebih dari satu kali ia datangi. Dialah bapak Parna, karyawan Bagian Umum Setda Kota Yogyakarta yang bertugas mengantar surat. Berbagai macam surat baik intern Pemkot sendiri maupun surat dari luar Pemkot menjadi tanggung jawab pak Parna untuk diantarkan. Tugas ini barangkali dianggap sepele, namun sesungguhnya memegang peranan sangat penting bagi kelancaran tugas-tugas pemerintahan dan pelayanan lainnya.

Bayangkan, bila sehari saja surat tidak didistribusikan. tentu banyak kegiatan yang terhambat. Pak Parna adalah sosok yang sederhana. la melaksanakan tugas-tugasnya dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab, karena baginya pekerjaan mengantar surat merupakan amanah yang harus dikerjakan dengan baik. Bahkan di usianya yang sudah 53 tahun, ia tetap semangat dan gesit masuk dari instansi satu ke instansi lain, naik tangga turun tangga, bahkan sehari bisa bolak-balik beberapa kali. Tampaknya melelahkan, tapi pak Parna dengan senang hati melakukannya. Bahkan setiap kali bertemu dengannya, yang terbersit dalam pikiran orang adalah: surat. Lelaki bersahaja ini lahir di Sleman tanggal 12 September 1953. Masuk ke lingkungan Pemkot tahun 1979 sebagai tenaga honorer di Sub Bag Rumah Tangga, kemudian dipindah ke Dipenda masih sebagai tenaga honorer, dan baru diangkat sebagai PNS sekitar tahun 1985 di Bagian Umum.

Bermacam tugas fisik pemah dilakoninya dan terakhir menjadi pengantar surat. Suka dan duka banyak dirasakannya. Yang paling menyusahkan adalah ketika surat yang diantarkan ternyata ketlingsut atau hilang, tentu ia ikut merasa bertanggung jawab. Maka untuk mengantisipasi hal itu tak terulang pak Parna selalu membawa tanda terirna sebagai bukti surat telah diantarkan. Hal lain yang menyusahkannya adalah ketika ia harus mencari alamat di luar Pemkot yang susah dicari, Namun apapun kesulitannya, pak Parna tetap bersemangat. Bersama dua rekannya sesama pengantar surat yaitu pak Sarbini dan pak Sampono, mereka kompak dan saling bekerja sama. Bila salah satu berhalangan, yang lain siap menggantikan tugas rekannya. Bahkan mereka merasa senang karena dengan tugas tersebut, mereka bisa bertemu banyak orang, banyak teman dan saudara. Kesungguhan Pak Parna bukan hanya di tempat kerja. Di rumahnya di dusun Karangmloko Sariharjo Ngaglik Sleman ia masih menunjukkan semangatnya mengisi hidup ini dengan hal-hal yang berarti. Sepulang kerja ia menggarap sawah. Bersama istri tercintanya mereka menanam bermacam tanaman pertanian dan memelihara sapi untuk membantu menopang hidup serta menyekolahkan anak-anaknya. Dengan kesungguhannya ia berhasil mengantarkan putra sulungnya menjadi prajurit angkatan udara dan saat ini bertugas di Lanud Iswahyudi Madiun, semantara putra bungsunya masih duduk di kelas 3 SMP.

Pada momen HUT ke-58 Pemkot, semua pihak ingin meningkatkan kualitas pelayannya, pak Parna pun juga ingin terus menerus memperbaiki tugas dan tanggung jawabnya, antara lain dengan bekerja jujur, tulus dan niat yang baik. Sederhana, tapi justru dari hal sederhana itu dapat menjadi contoh bagi orang lain. Ketika Pemkot terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanannya, maka sosok Parna yang merupakan salah satu bagian dari unsur pelayanan, telah memulainya yaitu dengan berbuat terbaik untuk setiap kepercayaan yang diembannya. Pak Parna hanya berharap agar para pimpinan di Pemkot ini lebih memperhatikan kesejahteraan pegawai kecil seperti dirinya. (@mix_ism)