Walikota Canangkan Kelurahan Pariwisata Sosromenduran
Warga Sosromenduran mengadakan Ruwahan dan Kenduri Massal dalam rangka Pencanangan Kelurahan Pariwisata Sosromenduran oleh Walikota Yogyakarta, H. Herry Zudianto pada hari Minggu (8/8). Rangkaian kegiatan ceremonial adalah Lomba apem dan kesenian jathilan anak dan barongsai oleh warga, yang saat itu kebanyakan memakai pakaian daerah jawa berupa surjan. Saat datang Herry Zudianto disambut dengan peragaan egrang dan sepatu batok kelapa, yang juga dicoba oleh herry Zudianto bersama para turis asing yang ada saat itu, sekaligus meninjau lomba apem oleh warga yang berlangsung di sepanjang jalan Sosrowijayan.
Ketua Panitia Apeman dan Pencanangan Kelurahan Pariwisata Sosromenduran, Subaryo Broto melaporkan bahwa wisatawan selalu menyempatkan jalan-jalan di Malioboro dan membeli kaos Dagadu sebagai cendramata. Justru hanya pelaku ekonomi pendatang yang bisa memanfaatkan para wisatawan, Sosromenduran hanya sebagai transit bukan tujuan utama. Maka warga bersama Muspika Gedongtengen ingin mewujudkan kampung wisata Sosromenduran yang warganya lebih kompak dan sinergis dalam rangka meningkatkan perekonomian dan mengurangi angka kemiskinan. Maka akan dibentuk pula Badan Pengelola Pariwisata Sosromenduran sebagai fasilitator.
Ditambahkan oleh Camat Gedongtengan Zenni Lingga dalam sambutannya, kegiatan kenduri ini selain bertujuan untuk melestarikan budaya juga merupakan simbol eratnya tali silaturahmi dan jalinan kekeluargaan yang harmonis. Pencanangan Sosromenduran sebagai Kelurahan Pariwisata dilatarbelakangi oleh potensi kelurahan ini sendiri yaitu 138 Hotel, 29 kelompok kesenian, dilengkapi dengan Restoran dan sarana pendukung pariwisata. Selain itu terdapat 220 unit UMKM berbasis pariwisata. Maka setiap tahun selalu dikunjungi wisatawan domestik cukup besar. Agar kawasan ini bisa berkembang maka potensi ini harus dikelola dengan baik. Untuk mempermudah dalam menjaga komunikasi dan sinergi warga Sosromenduran maka dibentuk Badan Pengelola Pariwisata Sosromenduran. Dalam wadah ini semua pelaku pariwisata bisa merumuskan kegiatan hingga 1 tahun ke depan.
Dalam sambutannya Herry Zudianto mengungkapkan bahwa kerja keras pasti berhubungan dengan pendapatan, pendapatan berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi. DIY punya keumpulan kompetitfi dibidang industri pariwisata, maka semua harus yakin bagaimana merekayasa dan menkonsep sektor industri pariwisata yang akan menarik sektor-sektor lainnya. Di Asia PasifikĀ sektor industri pariwisata sebesar 15 % merupakan angka yang besar. Jika di manfaatkan dengan baik, pariwisata bisa menjadi andalan menaikkan roda perekonomian dengan pesat.
"Kunci pariwisata adalah menyadari keunggulan keunikan yang dimiliki. Empat hal yang menjadikan tempat pariwisata yaitu apa yang dimakan, apa yang dibeli, apa yang dilihat dan apa yang bisa dilakukan. Diharapkan warga Sosromenduran mampu menggali hal ini. Seperti saat acara peninjauan apem Walikota menggunakan egrang dan sandal dari batok kelapa, banyak turis yang saat itu meniru." kata Herry Zudianto. Dalam rangka Peringatan HUT Kemerdekaan RI, Walikota juga menetapkan untuk mengganti istilah malam Tirakatan menjadi Malam Mengisi Hari Kemerdekaan. Sehingga masyarakat tidak hanya merenungi saja tetapi bagaimana cara untuk mengisi kemerdekaan yang telah didapat. Semua kemajuan didata dan direncanakan akan melakukan perbaikan apa saja dalam 1 tahun yang kemudian tahun depannya dievaluasi kembali. Demikian sambutan Herry Zudianto sekaligus memul gong tanda dicanangkannya kelurahan pariwisata. (byu)
Ketua Panitia Apeman dan Pencanangan Kelurahan Pariwisata Sosromenduran, Subaryo Broto melaporkan bahwa wisatawan selalu menyempatkan jalan-jalan di Malioboro dan membeli kaos Dagadu sebagai cendramata. Justru hanya pelaku ekonomi pendatang yang bisa memanfaatkan para wisatawan, Sosromenduran hanya sebagai transit bukan tujuan utama. Maka warga bersama Muspika Gedongtengen ingin mewujudkan kampung wisata Sosromenduran yang warganya lebih kompak dan sinergis dalam rangka meningkatkan perekonomian dan mengurangi angka kemiskinan. Maka akan dibentuk pula Badan Pengelola Pariwisata Sosromenduran sebagai fasilitator.
Ditambahkan oleh Camat Gedongtengan Zenni Lingga dalam sambutannya, kegiatan kenduri ini selain bertujuan untuk melestarikan budaya juga merupakan simbol eratnya tali silaturahmi dan jalinan kekeluargaan yang harmonis. Pencanangan Sosromenduran sebagai Kelurahan Pariwisata dilatarbelakangi oleh potensi kelurahan ini sendiri yaitu 138 Hotel, 29 kelompok kesenian, dilengkapi dengan Restoran dan sarana pendukung pariwisata. Selain itu terdapat 220 unit UMKM berbasis pariwisata. Maka setiap tahun selalu dikunjungi wisatawan domestik cukup besar. Agar kawasan ini bisa berkembang maka potensi ini harus dikelola dengan baik. Untuk mempermudah dalam menjaga komunikasi dan sinergi warga Sosromenduran maka dibentuk Badan Pengelola Pariwisata Sosromenduran. Dalam wadah ini semua pelaku pariwisata bisa merumuskan kegiatan hingga 1 tahun ke depan.
Dalam sambutannya Herry Zudianto mengungkapkan bahwa kerja keras pasti berhubungan dengan pendapatan, pendapatan berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi. DIY punya keumpulan kompetitfi dibidang industri pariwisata, maka semua harus yakin bagaimana merekayasa dan menkonsep sektor industri pariwisata yang akan menarik sektor-sektor lainnya. Di Asia PasifikĀ sektor industri pariwisata sebesar 15 % merupakan angka yang besar. Jika di manfaatkan dengan baik, pariwisata bisa menjadi andalan menaikkan roda perekonomian dengan pesat.
"Kunci pariwisata adalah menyadari keunggulan keunikan yang dimiliki. Empat hal yang menjadikan tempat pariwisata yaitu apa yang dimakan, apa yang dibeli, apa yang dilihat dan apa yang bisa dilakukan. Diharapkan warga Sosromenduran mampu menggali hal ini. Seperti saat acara peninjauan apem Walikota menggunakan egrang dan sandal dari batok kelapa, banyak turis yang saat itu meniru." kata Herry Zudianto. Dalam rangka Peringatan HUT Kemerdekaan RI, Walikota juga menetapkan untuk mengganti istilah malam Tirakatan menjadi Malam Mengisi Hari Kemerdekaan. Sehingga masyarakat tidak hanya merenungi saja tetapi bagaimana cara untuk mengisi kemerdekaan yang telah didapat. Semua kemajuan didata dan direncanakan akan melakukan perbaikan apa saja dalam 1 tahun yang kemudian tahun depannya dievaluasi kembali. Demikian sambutan Herry Zudianto sekaligus memul gong tanda dicanangkannya kelurahan pariwisata. (byu)