SEKDA KOTA JOGJA LANTIK 9 KEPALA SMK-SMA
Sebagai upaya melakukan perbaikan, penyegaran kepemimpinan dan peningkatan kualitas pendidikan di kota Yogyakarta Pemkot Yogyakarta melakukan perombakan kepala sekolah di beberapa Sekolah menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Terdapat 9 Kepala Sekolah dilantik Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Drs. Rapingun di Pendopo Balaikota Yogyakarta, Jumat (7/12)
Kesembilan kepala sekolah yang baru dilantik dan diambil sumpahnya adalah:
Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Drs. Rapingun mengatakan peristiwa pelantikan merupakan momentum penting dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di Kota Yogyakarta dan dimaksudkan sebagai upaya untuk melakukan perbaikan, penyegaran kepemimpinan dan peningkatan kualitas pendidikan.
“Menjadi kepala sekolah bukanlah hal yang mudah, mengingat maju mundurnya suatu sekolah sangat tergantung dengan kepemimpinannya. la ibarat nahkoda yang mengendalikan berprestasi atau tidaknya sekolah tersebut. Oleh karena itu seorang yang dipercaya menjadi kepala sekolah harus siap untuk memikul tugas berat menghadapi berbagai tantangan dan tanggungjawab” ungkap Sekda. Ditambahkan selaras dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13, tahun 2007, seorang kepala sekolah harus memiliki kompetensi dalam 5 hal yakni kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan kompetensi sosial.
Bapak Sekda berharap para sekolah yang baru dilantik terus bekerja keras dengan niat ikhlas yang dibarengi kemauan serta kemampuan, dan membina kerja sama dengan semua elemen masyarakat, serta terus menjalin koordinasi dengan komite sekolah, para guru, dan orang tua siswa.
Sementara itu, kepada kepala sekolah SMA Negeri 8 Yogyakarta yang baru dilantik, Drs. Rapingun berpesan agar bisa mengakomodir dan menjadi penengah bagi pihak – pihak yang merasa tidak cocok dan terpecah. “Ndak cocok itukan mesti ada masalah. Lah itulah yang perlu dirunut. Dia (red. Drs. Maryana, MM) harus berdiri di tengah-tengah. Bisa meluruskan, kalomemang ndak jelas ya harus dijelaskan.” ungkap Rapingun. Menurutnya ada perpecahan terjadi karena diantara siswa tidak ada komunikasi yang baik.
Kesembilan kepala sekolah yang baru dilantik dan diambil sumpahnya adalah:
- Drs.Suradi,M.Pd, sebelumnya menjabat Kepala SMAN. 6 dilantik menjadi kepala SMAN.4,
- Drs. Rubiyatno, M.Pd, sebelumnya Ka. SMAN. 4 menjadi Ka. SMAN. 6,
- Drs. Maryana, MM, sebelumnya Ka. SMAN. 9 dilantik menjadi Ka. SMAN. 8 menggantikan Drs. H. Abu Suwardi yang diberhentikan dari tugas tambahan Kepala SMAN.8,
- Muhammad Zuhdi, sebelumnya menjabat Ka. SMKN. 2 dilantik menjadi SMKN. 3,
- Drs. Marwata HN, sebelumnya ka. SMKN. 4 menjadi Ka. SMKN. 2,
- Dra. Sri Indiyah Purwaningsih, sebelumnya Ka. SMKN. 1 menjadi Ka. SMKN. 4,
- Drs. Nur Istriatmi, sebelumnya K. SMKN. 6 menjadi Ka. SMKN. 1,
- Drs.Sugeng Sumiyoto, sebelumnya, Ka. SMKN. 5, menjadi Ka. SMKN. 6
- Drs.Sutarto, sebelumnya guru SMKN. 2, menjadi Ka. SMKN 5.
Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Drs. Rapingun mengatakan peristiwa pelantikan merupakan momentum penting dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di Kota Yogyakarta dan dimaksudkan sebagai upaya untuk melakukan perbaikan, penyegaran kepemimpinan dan peningkatan kualitas pendidikan.
“Menjadi kepala sekolah bukanlah hal yang mudah, mengingat maju mundurnya suatu sekolah sangat tergantung dengan kepemimpinannya. la ibarat nahkoda yang mengendalikan berprestasi atau tidaknya sekolah tersebut. Oleh karena itu seorang yang dipercaya menjadi kepala sekolah harus siap untuk memikul tugas berat menghadapi berbagai tantangan dan tanggungjawab” ungkap Sekda. Ditambahkan selaras dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13, tahun 2007, seorang kepala sekolah harus memiliki kompetensi dalam 5 hal yakni kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan kompetensi sosial.
Bapak Sekda berharap para sekolah yang baru dilantik terus bekerja keras dengan niat ikhlas yang dibarengi kemauan serta kemampuan, dan membina kerja sama dengan semua elemen masyarakat, serta terus menjalin koordinasi dengan komite sekolah, para guru, dan orang tua siswa.
Sementara itu, kepada kepala sekolah SMA Negeri 8 Yogyakarta yang baru dilantik, Drs. Rapingun berpesan agar bisa mengakomodir dan menjadi penengah bagi pihak – pihak yang merasa tidak cocok dan terpecah. “Ndak cocok itukan mesti ada masalah. Lah itulah yang perlu dirunut. Dia (red. Drs. Maryana, MM) harus berdiri di tengah-tengah. Bisa meluruskan, kalomemang ndak jelas ya harus dijelaskan.” ungkap Rapingun. Menurutnya ada perpecahan terjadi karena diantara siswa tidak ada komunikasi yang baik.