Seiring dengan bergulirnya otonomi daerah dan era reformasi, daerah
diharapkan responsif dan pro aktif dalam mengembangkan program ( Anak
Indonesia Membangun Budaya Damai ) AIMDAMAI karena legitimasi program itu
sudah sangat kuat serta tujuannya tidak diragukan lagi. Jangan samapai ada
penyesalan karena tidak mampu mempersiapkan generasi penerus secara baik.
Hal ini dikatakan ketua Yayasan Amal Bhakti Ibu (YABI) Pusat Dra.
Sulasikin Murpratomo dalam acara Pelatihan Program AIMDAMAI bagi pendidik
PAUD dan SD se Kota Yogyakarta, di Pendopo Rumah Dinas Walikota
Yogyakarta. Kamis, (26/12)
Ditambahkan Sulasikin, program AIMDAMAI adalah program pendidikan tentang
budaya damai, sedangkan budaya damai merupakan inti dari budaya
masyarakat. Kota Yogyakarta telah memberikan sumbangan yang sangat besar
dalam membentuk citra bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya
tinggi di mata dunia. “ Kami justru memandang Yogyakarta memegang peranan
yang sangat khas dan unik karena pekembangan budayanya yang telah mencapai
tingkat tinggi dan begitu indah,” tandas Sulasikin.
Hal senada dikatakan Wakil Walikota Yogyakarta Drs. Haryadi Suyuti dalam
memberikan sambutannya. Pemahaman dan penguasaan program bagi anak-anak
khususnya dalam membangun budaya damai, sangat penting dalam mendukung
pembentukan karakter anak-anak yang memiliki kecerdasan sosial tinggi,
untuk membangun semangat kebangsaan dari generasi penerus. “Kecerdasan
sosial ini akan terbentuk sejak dini dan dapat dimulai dari lingkungannya.
Maka mari kita bentuk sejak dini anak-anak kita menjadi pribadi-pribadi
yang memiliki kecerdasan sosial tinggi agar kelak bangsa ini selalu damai,
tolong menolong, dan cinta tanah air yang tinggi,” kata Haryadi.
Secara terpisah ketua YABI Propinsi DIY Dra. Mirsawati, M.Si. menjelaskan,
pihaknya telah melakukan pelatihan di masing-masing Kabupaten se DIY.
Pelatihan ini dilakuakan tidak hanya untuk secara teori saja, akan tetapi
ilmu yang didapat dari pelatihan ini langsung dipraktekkan kepada
anak-anak sekolah, baik Taman Kanak-kanak maupun Sekolah dasar.
Secara pribadi Mirsawati prihatin dengan perilaku anak-anak sekarang yang
kurang unggah-ungguh, tatakrama, sopan santun. Dengan diadakannya
pelatihan ini diharapkan mampu membawa sifat tolong-menolong, rasa cinta
tanah air yang mulai memudar bahkan punah ini kembali terbangun. “ Budaya
ketimuran bagi anak-anak saat sekarang tidak diajarkan disekolah, dengan
pelatihan ini budaya ketimuran nantinya akan kembali diberikan kepada
anak-anak. Bahkan rasa cinta tanah air saja mulai punah, tidak sedikit
anak-anak sekarang tidak hafal lagu Indonesia Raya,” katanya.
Pealtihan yang dihadiri pengasuh PAUD, serta guru SD se Kota Yogyakarta
tersebut akan berlangsung selama 3 hari dari tanggal 27 Desember.