TOMBAK PUSAKA KYAI WIJOYO MUKTI DIJAMASI
Tombak pusaka milik pemerintah Kota Yogyakarta Kyai Wijoyo Mukti “dijamasi “(dibersihkan) Walikota Yogyakarta H. Herry Zudianto. Upacara jamasan pusaka pemberian Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat ini dilakukan Kamis, (31/01)di halaman taman air mancur kompleks BalaikotaYogyakarta.
Prosesi diawali dengan pengeluaran tombak pusaka “Kyai Wijoyo Mukti” dari ruang kerja Walikota yang dilakukan oleh Drs. KMT. Purwantodiputra, KRT. Projosubagyo, SH, Drs. Riyo Projosutejo, Riyo Projo Santoso membawa songsong (payung), Raden Riyo Suryoprojo, SH., pembawa tombak, Raden Lurah Dwi Kromo Hadiputranto dan Sarbini (pembawa jagrag), melewati tangga ruang kerja Walikota dan menuju sisi timur taman air mancur.
Kyai Wijoyo Mukti diletakan diatas meja yang telah disiapkan uborampe jamasan diantaranya, warangan, jeruk nipis, tatal, dan minyak pusaka. Walikota selaku orang yang dituakan di Balaikota Yogyakarta mulai melakukan penjamasan. Proses penjamasan diawali dengan membuka penutup tombak. Kemudian mata tombak diguyur air untuk membersihkan kotoran. Mata tombak kemudian digosok dengan jeruk nipis untuk membersihkan karatan di mata tombak. Dilanjutkan dengan pengeringan dengan menggunakan serbuk dari bambu (tatal). Proses ini dilakukan beberapa kali. Usai pengeringan mata tomba diolesi dengan warangan dan selanjutnya diolesi dengan minyak pusaka. Setelah didoakan pusaka tombak Kyai Wijoyo Mukti dikembalikan ke ruang kerja walikota.
Walikota Yogyakarta H. Herry Zudianto, usai melakuakn jamasan mengatakan upacara jamasan ini dilakukan setiap tahun tepat pada bulan Sura. Keberadaan pusaka Tombak Wijoyo Mukti pemberian Kraton Yogyakarta, yang diserahkan Gubernur DIY, Sri Sultan HB. X pada peringatan hari ulang tahun ke-53 Pemerintah kota Yogyakarta tanggal 7 juni 2000 melambangkan kondisi wijoyo wijayanti. Artinya, kemenangan sejati di masa depan, dimana seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan kesenangan lahir bathin karena tercapainya tingkat kesejahteraan yang benar-benar merata.
Lebih lanjut dikatakan, keberadaan pusaka ini harus dipelihara dengan baik, karena melambangkan bagaimana kita melakukan perbuatan dengan hati yang bersih.
Selain pusaka milik Pemkot Yogyakarta ada juga pusaka lain milik karyawan pemkot seperti keris juga ikut dijamasi.
Sementara itu, kepala Dinas Pariwisata Yogyakarta, Hadi Mochtar, SE, menjelaskan tombak pusaka Wijoyo Mukti, merupakan senjata yang dibuat pada tahun 1921 semasa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII. Senjata yang sering dipergunakan para prajurit ini mempunyai panjang 3 meter. Tombak dengan pamor wos wutah wengkon dengan dhapur kudhuping gambir ini, landeannya sepanjang 2,5 meter terbuat dari kayu walikun, yakni jenis kayu yang sudah lazim digunakan untuk gagang tombak dan sudah teruji kekerasan dan keliatannya. Sebelumnya tombak ini disimpan di bangsal Prcimosono dan sebelum diserahkan, terlebih dahulu dijamasi oleh KRT. Hastono Negoro, bertempat di dalem Yudonegaran. Pemberian nama Wijoyo Mukti baru dilakukan bebarapa hari menjelang upacara penyerahan ke Pemkot Yogyakarta, tanggal 7 Juni 2000. Upacara penyerahan dilakukan di halaman Balaikota dan pusaka ini dikawal khusus oleh prajurit Kraton ”Bregodo Prajurit Mantrijero”. @mix