Pada masa Kartini kedudukan kaum perempuan dipandang lebih rendah daripada
laki-laki, akan tetapi justru pada saat seperti itu beliau mempunyai
peluang dan kesempatan untuk mencurahkan segenap perasaan, pikiran dan
cita-citanya yaitu menciptakan masa depan dan kedudukan yang lebih baik.
Kartini menginginkan perempuan dapat menuntut ilmu setinggi-tingginya dan
sejajar dengan kaum pria. Beliau menginginkan adanya emansipasi perempuan
yaitu hapusnya kekuasaan yang membelenggu kaum perempuan, beliaupun
menginginkan adanya persamaan hak dan kwajiban antara perempuan dan
laki-laki.
Hal itu terungkap dalam Peringatan hari Kartini tahun 2008 di Kota
Yogyakarta yang digelar dalam sebuah upacara dan temu wicara di Pendopo
Balaikota Senin (21/04). Peringatan Hari Kartini ini diikuti oleh 60 orang
yang terdiri dari perwakilan organisasi perampuan, TP PKK, perwakilan
Lembaga Swadaya Masyarakat dan instansi terkait lingkup Kota Yogyakarta.
Dihadiri pula oleh jajaran Muspida Kota Yogyakarta. Sedangkan temu wicara
menghadirkan narasumber Ibu Dra A. Nunuk Prasetyo Murniati,MA dari
Universitas Sanata Dharma dan Bp. Abdul Muhaimin dari Forum Persaudaraan
Umat Beragama Yogyakarta.
Walikota Yogyakarta Herry Zudianto dalam sambutannya mengatakan, Agar
Peringatan Hari Kartini yang setiap tahun dilaksanakan oleh Bangsa
Indonesia tidak kehilangan makna, ada baiknya kita senantiasa mengingat
beberapa substansi yang terkandung didalamnya yaitu : 1). Moment untuk
memberikan pengakuan, penghargaan dan penghormatan yang tinggi terhadap
peran wanita Indonesia. 2). Mendorong semakin mengkristalnya partisipasi
wanita Indonesia di dalam mengisi kemerdekaan yang teraktualisasi pada
semakin sensitifnya para wanita terhadap fenomena sosial dan politik yang
ada di lingkungan sekitarnya. 3). Penyadaran akan peran wanita Indonesia
selaku anak bangsa yang harus ikut bertanggung jawab mengantar Bangsa
Indonesia dalam mewujudkan cita-cita nasional. 3). Introspeksi dan
evaluasi atas proses partisipasi kaum perempuan sebagai warga negara dalam
kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
Dengan mencermati beberapa nilai di atas, maka peringatan Hari Kartini
tidak sekedar terfokus pada sejarah kehidupan Ibu Kartini, tetapi lebih
merupakan pemahaman atas substansi nilai-nilai motivasi kejuangan tentang
apa yang akan dan harus dilakukan kaum perempuan di masa kini dan masa
yang akan datang, lanjut Walikota.
Sementara itu Ketua Panitia Penyelenggara, Ibu Tri Kirana Haryadi dalam
laporannya mengatakan, Peringatan Hari Kartini ini dimaksudkan aspirasi
masyarakat terhadap keluhuran kodrat, harkat dan martabat serta peran dan
kedudukan kaum perempuan dalam upaya peningkatan keutuhan dan
kesejahteraan keluarga dan masyarakat melalui peningkatan kualitas peran
sertanya dalam pembangunan. Selain itu juga untuk mengobarkan semangat
Kartini dan sebagai titik awal kaum perempuan melawan berbagai
ketertinggalan, kebodohan maupun kekerasan yang masih menjadi ancaman.
(ism)