WALIKOTA RESMIKAN MUSHOLA BAITUL HIDAYAT

Dari masjid hendaknya dapat dikembangkan kegiatan yang menyejahterakan kehidupan warga masyarakat misalnya dengan merumuskan bagaimana warga masyarakat dapat mengolah sampah di RW 10 Dalem Kelurahan Purbayan Kotagede ini dapat menghabiskan 30 % dari sampah yang dihasilkan oleh warga.  Dengan menggunakan tehnologi sederhana tepat guna hendaknya masyarakat diharapkan ada kegiatan yang produktif seperti mendaur ulang sampah rumah tangga yang dihasilkan oleh masing-masing keluarga. Sehingga di dalam Mushola tidak hanya didapatkan ilmu agama seperti ngaji, sholat atau tadarus saja tapi kegiatan kemasyarakatan hendaknya juga dapat dikembangkan. Demikian  antara lani sambutan Walikota H.Herry Zudianto ketika meresmikan Mushola Baitul Hidayat di Kampung Dalem RW.10 Kelurahan Purbayan Kotagede, Minggu (4/5)

Lebih lanjut Walikota mengatakan, Jadikan Kota Yogyakarta sebagai kota yang menghormati sesama pemeluk agama, dengan tidak menjadikan Mushola sebagai tempat ibadah saja tetapi hendaknya juga untuk kegiatan sosial kemayarakatan lainnya. Takmir yang sudah dibentuk hendaknya dapat melaksanakan tugas dengan baik misalnya memberikan kesempatan dalam acara silaturahmi atau pengajian. Dalam kesempatan tersebut hendaknya dapat di bicarakan  tentang program kota misalnya kebersihan dan penanaman pohon sebagai upaya penghijauan dan memberikan pengertian tentang pemanasan global akibat ulah manusia yang semena-mena terhadap alam dan tumbuhan sehingga banyak penggundulan hutan dan ekploitasi alam yang akibatnya sering terjadi bencana banjir atau tanah longsor.

Dalam kesempatan kegiatan di Mushola hendaknya warga diberikan pengertian dalam upaya manusia untuk ikut mengendalikan ketamakan manusia mengplekploitasi alam. Dengan adanya pemanasan global yang sekarang telah terasa dalam iklim yang semakin tidak menentu  pergantiannya sehingga terasa suhu semakin panas, hal ini hendaknya dapat dikaji lewat berbagai sumber baik langsung kepada para narasumber maupun dengan berbagai referensi sehingga masyarakat mengerti akan pentingnya pelestarian alam.

Hendaknya dimulai dari keluarga dengan bukan membuang sampat pada tempatnya tetapi meletakan sampah pada tempat-tempat yang semestinya, yaitu muali dari keluarga untuk dapat memisahkan sampah organik dan non organik. Sampah organik dari bekas tumbuhan harus sedapat mungkin di daur ulan menjadi kompos sehingga bermanfaat baik untuk keluarga dan jika mungkin dibuat dalam kelompok untuk dijual keluar, sedang sampah an organi seperti kaca, plastik disendirikan untuk dijual kepada penampung, sedang sampah yang betul-betul sampah hendaknya dapat di letaknan pada tempatnya untuk dibuang ke TPA

Sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Kota Yogyakarta saat ini mencapai 300 ton per hari, ini merupakan tantangan bagi seluruh penduduk kota untuk dapat merubah tantangan menjadi peluang dengan menggunakan teknologi sederhana yang tepat guna, seperti yang telah dilakukan dibeberapa tempat seperti Kelurahan Gedongkiwo atau Cokrodiningratan. Mulai sekarang di Kampung Dalem ini harus dimulai dengan semboyan sampah tidak muspro tetapi bermanfaat, yaitu dengan mulai memisahkan dan memanfaatkannya, sehingga sampah tidak mengotori tetapi berguna. Demikian walikota.