Refleksi 100 Tahun Kebangkitan Nasional, WALIKOTA : APA YANG TELAH KITA PERBUAT UNTUK BANGSA

Walikota Yogyakarta, H Herry Zudianto meminta  kepada seluruh PNS di
lingkungan Kota Yogyakarta sebagai anak bangsa untuk merefleksikan
seberapa besar persembahan bakti yang telah diberikan kepada bangsa
Indonesia dalam Peringatan 100 Tahun Kebangkitan Nasional Tahun 2008.
Ajakan Herry Zudianto ini disampaikan saat menjadi Inspektur Upacara
Peringatan 100 Tahun Kebangkitan Nasional di Halaman Balaikota, Rabu
(21/5)
‘Kawan, sobat dan saudaraku rekan-rekan kerja, Kini setelah 100 tahun
Bangsa ini bangkit, dan sudah dalam hitungan waktu hamper 63 tahun kita
berdiri menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat, kita perlu bertanya:
Sudahkan ibu pertiwi tersenyum bahagia, tersenyum bangga dengan hasil
perjuangan kita sebagai anak bangsa” kata Herry Zudianto berapi-api.
Herry juga mengajak merenung dan membawa nurani pada kesadaran hakiki
tentang persembahan bakti sebagai anak bangsa, apa yang telah kita
perbuat, kita telah mengabdi pada siapa, dan telah adilkah kita bersikap
pada Bumi Ibu Pertiwi.
“Kita telah berbuat apa??, telah mengabdi pada siapa? Telah bersikap
adilkah pada bumi pertiwi? Ternyata banyak yang tidak kita lakukan, banyak
yang belum kita lakukan, hingga pertiwi menangis, ibu pertiwi sedih karena
anak bangsa membiarkan Sang Waktu berlalu begitu saja” tambah Herry
Zudianto
Dalam renungannya, Walikota juga mengajak untuk tidak membiarkan Bumi
Pertiwi Indonesia terhempas tak berdaya dan terkoyak karena ambisi,
keserakahan dan lupa diri dan mengajak untuk bangkit memadukan langkah,
memadukan asa dan memadukan jiwa menyumbangkan karya.
“Relakah kita membiarkan bumi pertiwi Indonesia terhempas tak berdaya
karena ambisi, keserakahan dan lupa diri???, kini saatnya kita bangkit,
kita padukan langkah, kita padukan asa, kita padukan jiwa dan sumbangkan
karya” kata Herry Zudianto.
Dalam kesempatan ini pula, Walikota menyempatkan pin Merah Putih kepada 8
PNS di lingkungan Pemkot Yogyakarta sebagai tanda Kebangkitan Nasional Ke
II.
Sebagaimana upacara bendera sebelumnya, dalam upacara kali ini Walikota
juga menyerahkan Surat Keputusan Purna Tugas kepada 45 karyawan di
Lingkungan Pemkot yang akan memasuki purna tugas pada 1 September 2008.
Ditemui secara terpisah dalam pertemuan dengan ke 45 PNS yang telah
memasuki masa purna tugas Walikota mengatakan, PNS yang mengalami purna
tugas jangan dipandang sebagai pensiunan karena dalam hidup tidak ada
pensiun. Harus dimengerti bahwa tugas yang selesai adalah di Pemerintahan
Kota Yogyakarta, pekerjaan rutin dilingkungan tetap akan dilakukan, dalam
porsi sebagai warga masyarakat. “Pensiun bukan akhir dari ketegaran sikap
kita, akan tetapi tetap produktif, mandiri dan bahagia. Pensiunan bukan
berarti tidak punya pekerjaan karena selama hidup pasti ada pekerjaan yang
selalu memberikan manfaat bagi diri kita, keluarga dan masyarakat,” ungkap
Herry.
Banyak kesalahan yang dilakukan seorang pemimpin, hendaknya kesalahan
tersebut tidak akan menjadi dendam, akan tetapi sebagai ingatan bahwa
kesempurnaan hanya milikNya. “ Saya tentunya sebagai kepala pelayan
masyarakat tidak luput dari salah, hendaknya bapak ibu dapat memaafkan
kesalahan tersebut, dengan semangat Kebangkitan Nasional kita saling
mendoakan, semoga ketugasan bapak ibu kemarin dapat secara Qusnul
Qotimah, dan saya mohon dido’akan juga agar saya dapat menjalankan amanah
ini dan dapat dirasakan oleh warga Kota Yogyakarta. Semangat kebangsaan
serta Kebangkitan Nasional hendaknya menjadikan semangat untuk menghadapi
purna tugas ini,” tuturnya.
Sementara itu menurut Wagiyo, pegawai Dinas Kesejateraan Sosial, pihaknya
telah mempersiapkan diri untuk memasuki purna tugas, dengan lahan
pertanian yang cukup luas. “ Saya telah mempersiapkan diri sejak 5 tahun
terakhir dengan bertani serta berternak. Areal sawah yang ada, sebagian
saya tanami padi, sebagian sayur-sayuran dan sedikit ada kolam, yang pasti
untuk mengisi waktu luang agar tidak nglangut,” tandas pria yang tinggal
di Gancahan Sleman.