BIOSKOP 4 DIMENSI HADIR DI TAMAN PINTAR
Sekelompok bebek Jepang melakukan perjalanan migrasi. Perjalanan mereka dipimpin oleh Rilly ( seekor bebek yang menjadi tokoh utama dalam certa itu). Dalam menempuh perjalanan panjang banyak rintangan dan tantangan yang mereka hadapi. Namun dengan kegigihan dan semangat pantang menyerah dan selalu bersatu padu Rilly dan teman-temanya akhirnya mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Ini adalah salah satu film yang diputarkan perdana di Dunia Kreasi Theater 4 Dimensi di Taman Pintar
CEO PT. Mahaka Visual Indonesia Herijanto Judarta mengatakan film-film yang disuguhkan oleh Mahaka Entertainment ini bukan hanya menghibur tetapi juga memiliki sisi edukasi dan berisi pesan moral untuk anak-anak. Meskipun dibuat dalam format animasi yang cukup kental dengan dunia anak-anak, namun film-film tersebut juga dapat dinikmati oleh seluruh anggota keluarga.
Rencananya Dunia Kreasi Theater 4 dimensi Taman Pintar ini, setiap harinya akan digelar 15 kali pertunjukan, dimulai pukul 09.30 sampai dengan 16.30 WIB. Film-film yang akan disuguhkan merupakan sumbangan dari Mahaka Visual Indonesia.
Kedepan Taman Pintar dan Mahaka Entertainment akan menghadirkan sesi tutorial animasi sebagai paket yang
Walikota Yogyakarta, H Herry Zudianto dalam sambutannya mengatakan, Pembangunan Taman Pintar yang didedikasikan untuk pengembangan pendidikan, setahap demi setahap dilengkapi dengan berbagai wahana sehingga semakin lengkap, terlebih dengan bertambahnya Film 4 D sebagai hasil dari kerjasama dengan PT Mahaka Visual Indonesia.
Dengan adanya teater 4 D diharapkan disamping dapat memetik wawasan dari sisi cerita filmnya, sekaligus akan mampu merangsang imajinasi dan rasa ingin tahu anak terhadap teknologi di balik tersajinya film yang berefek kejutan luar biasa ini, langkah selanjutnya setelah anak ingin tahu adalah tertarik untuk mempelajari dan mengembangkannya, sebagai mana filosofi Taman Pintar yang diadopsi dari ajaran Ki Hajar Dewantara yakni, niteni, niro’ake, nambahi (memahami, menirukan, mengembangkan).
Sementara itu Gubernur DIY, Sri Sultan HB X mengatakan dibangunnya Taman Pintar ditujukan agar menjadi sarana pengenalan IPTEK yang bersifat mudah, kreatif dan interaktif. Dikatakan di Taman Pintar. Unsur seni, budaya dan teknologi yang telah dikembangkan oleh nenek moyang bangsa dapat didokumentasikan dan dipelajari kembali. Peragaan iptek tidak hanya dilihat saja namun di taman pintar ini para pengunjung dapat menyentuh dan mencobanya. Ditambahkan berkunjung ke Taman Pintar akan merangsang rasa ingin tahu, menumbuhkan kesadaran akan pentingnya iptek, yang berbasis ilmu eksakta dan seni, melalui berbagi sarana simulasi.
Menurut Sri Sultan, anak-anak yang takut serta lemah kemampuan intelektualnya dalam MIPA, dengan mengamati dan mencoba alat-alat peraga akan dapat memahami konsep-konsep dasar MIPA yang ada dalam fenomena kehidupan sehari-hari. “Apa artinya suhu, gravitasi, tekanan dan sebagainya, kemudia lebih dapat memahami dan mencerna dengan cara yang lebih sederhana dan mudah lewat visualisasi di sini”, ujar Sultan.
Sultan berpesan untuk memahami pendidikan sebagai proses inkulturasi dan akulturasi, hendaknya tidak berkecil hati untuk bercermin dan belajar dari negeri luar agar kita mampu melakukan deskripsi ulang atas tradisi yang di masa silam telah melahirkan Wedhatama dan Wulangreh, yakni piwulang leluhur guna meluhurkan nama serta harkat dan martabat bangsa.