SEGO SEGAWE, Harapan, Himbauan dan Pesan Walikota
Program Sego Segawe kependekan dari Sepeda Kanggo Sekolah lan Nyambut Gawe telah dilaunching Senin (13/10) pagi di Alun-alun utara Yogyakarta, yang biasanya lengang tampak menyemut dengan pesepeda yang berkumpul hingga seperti lautan sepeda. “Sego Segawe” digagas oleh Walikota Yogyakarta, H Herry Zudianto. Program ini tentu tidak terhenti pada launching saja namun launching merupakan langkah awal. Sego segawe merupakan gerakan untuk menggugah kembali nilai gemar bersepeda. Program penanaman nilai ini akan sukses bila didukung dan dilaksanakan bersama-sama oleh seluruh stakeholder yang terlibat didalamnya. Untuk itu Walikota Yogyakarta menyampaikan harapan, pandangan dan pesan-pesannya. Untuk masyarakat, program “sego segawe’ butuh dukungan apresiasi masyarakat luas pengguna jalan untuk menghargai terhadap pengendara sepeda sebagai golongan pengendara yang harus diberi prioritas haknya setelah penyeberang jalan.
Walikota mengamati sekarang ini banyak orang tua yang ingin memanjakan anaknya tidak dalam kerangka bagian dari pembentukan karakter jati diri yaitu anak yang mandiri, sederhana, hemat, tidak konsumtif, tidak mudah menyerah yang merupakan bagian dari nilai-nilai modal kesuksesan. Orangtua banyak berpikir dengan mencukupi dari sisi materi maka si anak akan mencintai mereka . Tetapi tidak sadar bahwa hal tersebut bisa menjadikan anak kehilangan karakter diri. “Contoh misalnya bagi saya sudah keterlaluan anak SMA dibelikan mobil pribadi termasuk untuk sekolah. Hal itu akan membius anak seolah-olah keberhasilan orangtuanya identik dengan kesuksesan dirinya sehingga anak tidak terpacu dengan meraih prestasi-prestasi dari dirinya sendiri. Anak SMP diberi motor pribadi, jelas tidak mungkin tidak melanggar hokum karena pasti belum dapat memproses SIM. Anak SMA dibelikan motor boleh-boleh saja tetapi dengan catatan jangan seolah-olah menjadi motor pribadi sepenuhnya si anak tetapi hanya pinjaman dari orangtua. Kalau ke sekolah dekat kurang lebih 3 km jaraknya dari rumah ya diwajibkan bersepeda sebagai bagian melatih kebiasaan diri untuk melaksanakan arti kesederhanaan disamping bagian dari amalan sodaqoh atau cinta kasih kebaikan untuk alam dalam hal pengurangan polusi udara. Orangtua perlu menekankan tujuan utama ke sekolah adalah berlomba prestasi akademis bukan berlomba penampilan diri”, demikian disampaikan.
Pemkot Yogyakarta saat ini sedang mempelajari secara teknis termasuk peta jalur sepeda yang dibuat Jogja Bike to Works (JBW), konsep-konsep pendukung sarana prasarana khususnya jalur sepeda untuk gerakan “Sego Segawe" mulai dari perencanaan di atas kertas menjadi detail implementasi teknis di lapangan. “Tentunya mungkin kita mulai di ruas-ruas jalan tertentu, pada jam-jam tertentu (misal jam masuk dan pulang sekolah) danhari-hari tertentu terus kita lihat optimalisasinya. Tetapi sangat penting apresiasi masyarakat luas terhadap pengendara sepeda. Kalau tidak ya percuma kalau jalur sepeda akhirnya tidak dihargai oleh jenis pengendara yang lain,” dijelaskan Walikota. Hal tersebut segera dilakukan Pemkot Yogyakarta menjawab besarnya responsifitas masyarakat atas gerakan “Sego Segawe".
Untuk mendorong peningkatan apresiasi masyarakat luas untuk menghormati terhadap pengendara sepeda, Walikota Yogyakarta H. Herry Zudianto menghimbau dan mendukung sekiranya dimungkinkan dari proses hukumnya, Polisi, Hakim dapat mengenakan hukuman dan atau denda tambahan khusus bagi pengendara moda transportasi non sepeda yang bertabrakan dengan pengendara sepeda atau pejalan kaki dimana pengendara moda transportasi non sepeda tersebut dinyatakan bersalah.