WALIKOTA LEPAS RT/RW SE-KOTA YOGYAKARTA
Walikota Yogyakarta menggelar malam pelepasan pengurus RT/RW se-Kota Yogyakarta di Gedung Wana Bhakti Yasa, Selasa malam (25/11). Acara ini dimaksudkan sebagai perwujudan rasa terimakasih dan apresiasi Pemerintah Kota Yogyakarta terhadap karya nyata dan jasa-jasa pengurus RT/RW serta sebagai forum silaturahmi antara pengurus RT/RW dengan Pemerintah Kota Yogyakarta beserta jajarannya.
Di tengah guyuran hujan deras ribuan pengurus RT/RW ini tetap berantusias hadir, mereka terdiri 616 orang Ketua RW dan 2.523 orang Ketua RT masa bhakti 2005-2008. Jono Probosudiro, mantan Ketua RT 02 Kelurahan Panembahan, yang pada kesempatan itu terpilih sebagai sesepuh perwakilan pengurus RT/RW menjelaskan beberapa hal yang selama ini menjadi kendala selama menjabat sebagai ketua RT. Menurutnya beliau sering merasa kerepotan dengan surat tagihan PBB karena seringkali tanah sudah dijual oleh pemilik tanpa sepengetahuan ketua RT. Beliau juga mengajak seluruh mantan pengurus RT/RW dan pengurus RT/RW baru untuk lebih memupuk rasa nasionalisme agar semangat untuk membangun lingkungannya tetap tinggi.
Walikota Yogyakarta Herry Zudianto mengatakan, Sungguh mulia karya nyata Bp/Ibu Ketua RT/RW ini, dibalik suka dan duka dapat menjadi orang yang berarti, berguna dan memberi manfaat kepada lingkungan. Menjadi manusia yang sempurna karena dapat memberikan manfaat kepasa lingkungan merupakan kepuasan batin yang luar biasa. Pak Jono dalam hal ini senior saya di bidang tata pemerintahan.
“Saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bp/Ibu sekalian yang telah menjadi pengayom di tingkat lingkungan masing-masing, yang juga dituakan, diteladani, digugu dan ditiru serta diikuti pemikirannya oleh masyarakat di lingkungannya. Ini adalah pekerjaan yang memerlukan hati. Karena kita tidak hanya jadi manusia yang sebatas hanya mahluk individu tapi juga mahluk sosial. Saya ikut merasakan betapa beratnya tugas Bp Ketua RT/RW dalam menyelesaikan berbagai persoalan kemasyarakatan. Saya harapkan kedepan yang sudah tidak mengabdi lagi sebagai ketua RT/RW untuk terus ‘mengabdi’, jadilah terus sebagai motivator penggerak nilai-nilai sosial,” jelas Pak Herry.
Berbagai prestasi telah diperoleh oleh Pemerintah Kota selama ini. “Itu bukan prestasi walikota tetapi prestasi Bapak/Ibu sekalian. Banyak penghargaan yang kita peroleh tetapi itu bukan menjadikan kita berpuas diri hanya kita diangggap lebih baik dari yang lain.”
Walikota juga mengajak seluruh masyarakat untuk lebih maju dengan rumus, ‘ganti kata aku menjadi kita’, jangan mengunggulkan ke-aku-an, ujarnya. Konsep kedua adalah ‘kita berdaya’ kalau masih aku, kita tidak akan pernah berdaya, kemudian yang ketiga, ‘menuimbuhkan pemimpin-pemimpin informal di berbagai bidang’. Jadilah penggerak masyarakat.
Walikota pada kesempatan itu juga menyampaikan permohonan maafnya “Saya mohon maaf kalau dalam melayani bapak/ibu kurang berkenan, saya hanya manusia biasa yang tidak sempurna dan hanya kebetulan diberi amanah untuk menjadi pelayan masyarakat”, imbuhnya.
Kepala Bagian Tata Pemerintahan Kota Yogyakarta Drs Purwanto mengatakan RT/RW merupakan lembaga sosial yang mempunyai posisi strategis dalam mendukung pelaksanaan good government. Dengan berakhirnya kepengurusan masa bhakti 2005-2008 maka telah dibentuk kepengurusan baru masa bhakti 2008-2011. “Forum ini merupakan media untuk membebastugaskan mereka secara resmi sehingga memberikan kesan yang berarti,” ujarnya.
Pada kesempatan itu Walikota juga memberikan tanda penghargaan kepada pengurus RT/RW yang diserahkan secara simbolis kepada 14 perwakilan dari masing-masing kecamatan. Selain itu juga dibagikan berbagai macam doorprize dengan hadiah utama berupa kulkas, televisi 20 inchi, dan hadiah hiburan berupa stand fan, blender, majig com, dan buku karangan Walikota ‘Kekuasaan Sebagai Wakaf Politik’. (isma&team)
Di tengah guyuran hujan deras ribuan pengurus RT/RW ini tetap berantusias hadir, mereka terdiri 616 orang Ketua RW dan 2.523 orang Ketua RT masa bhakti 2005-2008. Jono Probosudiro, mantan Ketua RT 02 Kelurahan Panembahan, yang pada kesempatan itu terpilih sebagai sesepuh perwakilan pengurus RT/RW menjelaskan beberapa hal yang selama ini menjadi kendala selama menjabat sebagai ketua RT. Menurutnya beliau sering merasa kerepotan dengan surat tagihan PBB karena seringkali tanah sudah dijual oleh pemilik tanpa sepengetahuan ketua RT. Beliau juga mengajak seluruh mantan pengurus RT/RW dan pengurus RT/RW baru untuk lebih memupuk rasa nasionalisme agar semangat untuk membangun lingkungannya tetap tinggi.
Walikota Yogyakarta Herry Zudianto mengatakan, Sungguh mulia karya nyata Bp/Ibu Ketua RT/RW ini, dibalik suka dan duka dapat menjadi orang yang berarti, berguna dan memberi manfaat kepada lingkungan. Menjadi manusia yang sempurna karena dapat memberikan manfaat kepasa lingkungan merupakan kepuasan batin yang luar biasa. Pak Jono dalam hal ini senior saya di bidang tata pemerintahan.
“Saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bp/Ibu sekalian yang telah menjadi pengayom di tingkat lingkungan masing-masing, yang juga dituakan, diteladani, digugu dan ditiru serta diikuti pemikirannya oleh masyarakat di lingkungannya. Ini adalah pekerjaan yang memerlukan hati. Karena kita tidak hanya jadi manusia yang sebatas hanya mahluk individu tapi juga mahluk sosial. Saya ikut merasakan betapa beratnya tugas Bp Ketua RT/RW dalam menyelesaikan berbagai persoalan kemasyarakatan. Saya harapkan kedepan yang sudah tidak mengabdi lagi sebagai ketua RT/RW untuk terus ‘mengabdi’, jadilah terus sebagai motivator penggerak nilai-nilai sosial,” jelas Pak Herry.
Berbagai prestasi telah diperoleh oleh Pemerintah Kota selama ini. “Itu bukan prestasi walikota tetapi prestasi Bapak/Ibu sekalian. Banyak penghargaan yang kita peroleh tetapi itu bukan menjadikan kita berpuas diri hanya kita diangggap lebih baik dari yang lain.”
Walikota juga mengajak seluruh masyarakat untuk lebih maju dengan rumus, ‘ganti kata aku menjadi kita’, jangan mengunggulkan ke-aku-an, ujarnya. Konsep kedua adalah ‘kita berdaya’ kalau masih aku, kita tidak akan pernah berdaya, kemudian yang ketiga, ‘menuimbuhkan pemimpin-pemimpin informal di berbagai bidang’. Jadilah penggerak masyarakat.
Walikota pada kesempatan itu juga menyampaikan permohonan maafnya “Saya mohon maaf kalau dalam melayani bapak/ibu kurang berkenan, saya hanya manusia biasa yang tidak sempurna dan hanya kebetulan diberi amanah untuk menjadi pelayan masyarakat”, imbuhnya.
Kepala Bagian Tata Pemerintahan Kota Yogyakarta Drs Purwanto mengatakan RT/RW merupakan lembaga sosial yang mempunyai posisi strategis dalam mendukung pelaksanaan good government. Dengan berakhirnya kepengurusan masa bhakti 2005-2008 maka telah dibentuk kepengurusan baru masa bhakti 2008-2011. “Forum ini merupakan media untuk membebastugaskan mereka secara resmi sehingga memberikan kesan yang berarti,” ujarnya.
Pada kesempatan itu Walikota juga memberikan tanda penghargaan kepada pengurus RT/RW yang diserahkan secara simbolis kepada 14 perwakilan dari masing-masing kecamatan. Selain itu juga dibagikan berbagai macam doorprize dengan hadiah utama berupa kulkas, televisi 20 inchi, dan hadiah hiburan berupa stand fan, blender, majig com, dan buku karangan Walikota ‘Kekuasaan Sebagai Wakaf Politik’. (isma&team)