KANTIN KEJUJURAN SMA N 7 YOGYAKARTA DIRESMIKAN
Pelajar merupakan aset bangsa, maju atau mundurnya negeri ini dimasa depan tergantung dari pendidikan yang mereka terima sejak dini. Kepada pelajar harus ditanamkan nilai-nilai kejujuran agar terhindar dari perilaku koruptif, karena penyebab terjadinya korupsi di negeri ini utamanya adalah hilangnya perilaku kejujuran. Salah satu metode efektif yang dapat dilakukan untuk menanamkan kejujuran kepada pelajar dapat dilakukan dengan melaksanakan program kantin kejujuran setiap sekolah.
Bertepatan dengan hari antikorupsi sedunia tanggal 9 Desember 2008, Walikota Yogyakarta Herry Zudianto meresmikan Kantin Kejujuran di SMAN 7 Yogyakarta, Selasa (9/11). Persemian ini juga dihadiri oleh Ketua Kejaksaan Negri Loeke Larasati SH,MM dan Ketua DPRD Kota Yogyakarta Arief Noor Hartanto SIP.
Herry Zudainto mengatakan kantin kejujuran merupakan sebuah momentum untuk mempersiapkan generasi muda untuk belajar menanamkan nilai kejujuran. Melalui kantin kejujuran ini diharapkan akan terbangun sikap tanggung jawab dan amanah ketika mendapatkan titipan tugas selanjutnya.
Herry menyinggung metodologi pendidikan agama yang sekarang ini diajarkan di sekolah-sekolah perlu dievalusi secara total. Karena menurut Walikota pelajaran agama sekarang ini hanya bersifat kognitif yakni hanya mengandalkan hafalan untuk keperluan ujian belaka, dan tidak dipaksa menjadi nilai-nilai yang harus diamalkan. Akibatnya, nilai-nilai kejujuran tidak tertanam secara mendalam sejak dini. Menurut Walikota antara nilai dan sistem harus berjalan beriringan.Apabila ada ketimpangan salah satunya maka akan terjadi ketimpangan juga.
Walikota berharap pendirian Kantin kejujuran di SMA. Negeri 07 Yogyakarta akan menjadi wahana pembelajaran nilai dan sistem bagi anak didik. Antara nilai dan sistem ini harus dibangun secara bersama.“Jika nilai sudah dibangun maka sistempun akan terbangun dengan sendirinya. Karena sistem ini akan menjaga nilai-nilai,” ujar Walikota.
Berkenaan dengan permodalan Walikota menawarkan untuk memberikan pinjaman modal kepada pengelola kantin kejujuran. Namun modal usaha ini statusnya hanyalah sebuah pinjaman bukan hibah dan harus dikembalikan sesuai kesepakatan bersama. “ Apakah mau dikembalikan perminggu, perhari atau perbulan haruslah disepakati bersama. Dan harus ada komitmen bersama yang harus ditaati. Ini juga merupakan bagian dari latihan kejujuran,” ujar Walikota.
Sementara itu, Ketua Kejaksaan Negeri Loeke Saraswati,SH.MM mengatakan bahwa kasus korupsi dewasa ini merupakan suatu pelangaran hukum yang bukan lagi biasa tetapi luar biasa dan telah meluas secara sistemik. Dirinya mengakui sampai dengan saat ini korupsi sangat sulit diberantas.
Berkaitan dengan upaya pencegahan tindak pidana korupsi, Loeke mengatakan ada dua hal yang harus dilakukan antara lain dengan melakukan tindakan represif dan preventif. Dijelaskan tindakan preventif bisa dilakukan melalui sarana edukatif, antara lain sosialisasi kepada masyarakat maupun pelajar dengan membuka kantin kejujuran yang bertujuan menanamkan nilai-nilai kejujuran dan moral yang baik kepada generasi muda. Sehingga generasi muda mempunyai sikap tegas untuk menentang segala bentuk korupsi.
Loeke berharap adanya kantin kejujuran ini dapat membentuk kesadaran para siswa untuk berperilaku jujur sebagai dasar dalam hidup bernegara dan bermasyarakat.
Usai memberikan sambutan Ketua Kejaksaan Negeri Loeke Laraswati SH,MM memukul bende (gong) didampingi Walikota Jogja, Ketua DPRD Kota Jogja, Kepala Pengadilan Negeri Jogja, Kepala Dinas Pendidikan Kota Jogja, para guru, dan siswa SMA. Negeri 07 Jogja pertanda dimulainya pengoperasian Kantin Kejujuran. Sedang Walikota dan ketua DPRD Kota Jogja dan ketua OSIS SMA.N 07 melakukan pemotongan buntal.
Pada kesempatan itu pula, Walikota bersama Kajari, Ketua Pengadilan Negeri Jogja, dan Ketua DPRD Kota Jogja membagikan stiker yang berisi himbauan anti korupsi kepada para pengendara kendaraan bermotor di jl. MT. Haryono atau di depan SMA.Negeri 07 Yogyakarta.
Sementara itu, kepala Dinas Pendidkan Kota Yogyakarta mentakan sekarang ini sudah ada skitar 5 sekolah telah mendaftarkan diri untuk mengelolah kantin kejujuran. Menurutnya, meskipun sekolah yang mendaftar masih sedikit namun sebetulnya praktek kantin kejujuran sudah banyak dilakukan di sekolah-sekolah. (@mix-dedi)