PLURALISME JOGJA DIJADIKAN CONTOH DAERAH LAIN
Yogyakarta dapat dikatakan sebagai Indonesia mini. Hal itu dapat dilihat dari komposisi masyarakat Kota Yogyakarta yang menggambarkan tingkat heterogenitas yang tinggi dilihat dari aspek suku, agama, ras berikut dengan berbagai macam karakter dan adat kebiasaan masing-masing. Pluralitas tersebut disikapi dengan menjadikannya potensi positif sebagai modal pembangunan.
Dilihat dari hal itu, Pengurus FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Kota Palangkaraya dipimpin Wakil Walikota Palangkaraya, Maryono,Shi melakukan studi banding ke pemerintah Kota Yogyakarta. Kedatangan mereka diterima oleh Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Drs Rapingun bersama pengurus FKUB Kota Yogyakarta dan instansi terkait di Ruang Utama Bawah Rabu, (17/12).
Menurut Rapingun, untuk mewujudkan kehidupan yang harmonis antar umet beragama di Kota Yogyakarta juga dikembangkan budaya dialog dan kerjasama antar umat beragama yang difasilitasi oleh MUI Kota Yogyakarta. Kegiatan dialog sangat strategis dalam rangka menemukan cara efektif untuk mengelola kemajemukan dan keanekaragaman latar belakang agama dan cultural masyarakat.
Ditandaskan oleh Rapingun, urgensi forum dialog yang dimaksudkan untuk mewaspadai berbagai factor yang terkait hubungan antar umat beragama, baik yang mendorong konflik mauun integrasi serta mengidentifikasi kearifan local antar umat mencari alternative model dalam rangka merajut potensi kerukunan dari pluralitas agar senantiasa menjadi potensi yang positif.
Melalui lembaga Forum Kerukunan Umat Beragama dibuat program yang diarahkan untuk menciptakan keterbukaan, kenyamanan, dan wawasan kebangsaan antar umat beragama sehingga terhindar dari sikap saling curiga, pandangan yang sempit, eksklusif dan menganggap pihak lain sebagai ancaman serta stigmatisasi yang negative terhadap agama.
Sebagai fasilitator, peran pemerintah mulai dari walikota, camat, hingga lurah adalah untuk mendorong, menciptakan dan menumbuhkembangkan keharmonisan, saling pengertian, saling menghormati dan saling percaya di antara umat beragama. Dengan harapan terbangunnya suasana aman dan kondusif dalam mewujudkan Kota Yogyakarta yang aman, damai, adil, demokratis dan sejahtera. (ism)
Dilihat dari hal itu, Pengurus FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Kota Palangkaraya dipimpin Wakil Walikota Palangkaraya, Maryono,Shi melakukan studi banding ke pemerintah Kota Yogyakarta. Kedatangan mereka diterima oleh Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Drs Rapingun bersama pengurus FKUB Kota Yogyakarta dan instansi terkait di Ruang Utama Bawah Rabu, (17/12).
Menurut Rapingun, untuk mewujudkan kehidupan yang harmonis antar umet beragama di Kota Yogyakarta juga dikembangkan budaya dialog dan kerjasama antar umat beragama yang difasilitasi oleh MUI Kota Yogyakarta. Kegiatan dialog sangat strategis dalam rangka menemukan cara efektif untuk mengelola kemajemukan dan keanekaragaman latar belakang agama dan cultural masyarakat.
Ditandaskan oleh Rapingun, urgensi forum dialog yang dimaksudkan untuk mewaspadai berbagai factor yang terkait hubungan antar umat beragama, baik yang mendorong konflik mauun integrasi serta mengidentifikasi kearifan local antar umat mencari alternative model dalam rangka merajut potensi kerukunan dari pluralitas agar senantiasa menjadi potensi yang positif.
Melalui lembaga Forum Kerukunan Umat Beragama dibuat program yang diarahkan untuk menciptakan keterbukaan, kenyamanan, dan wawasan kebangsaan antar umat beragama sehingga terhindar dari sikap saling curiga, pandangan yang sempit, eksklusif dan menganggap pihak lain sebagai ancaman serta stigmatisasi yang negative terhadap agama.
Sebagai fasilitator, peran pemerintah mulai dari walikota, camat, hingga lurah adalah untuk mendorong, menciptakan dan menumbuhkembangkan keharmonisan, saling pengertian, saling menghormati dan saling percaya di antara umat beragama. Dengan harapan terbangunnya suasana aman dan kondusif dalam mewujudkan Kota Yogyakarta yang aman, damai, adil, demokratis dan sejahtera. (ism)