TOMBAK KYAI WIJOYO MUKTI DIJAMAS

Pemerintah Kota Yogyakarta kembali melakukan Jamasan Tombak Pusaka Kyai Wijoyo Mukti, Selasa (27/01) di Halaman Air Mancur Balaikota Timoho. Ritual Jamasan yang dipimpin oleh Walikota Yogyakarta, Herry Zudiato tersebut dihadiri oleh segenap pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta serta Muspida. Upacara Ritual Jamasan dimulai dengan mengeluarkan Pusaka Kyai Wijoyo
Mukti dari tempat persemayamannya di Ruang Kerja Walikota. Pusaka diusung
ke meja jamasan oleh beberapa pejabat Pemerintah Kota dengan pakaian adat Kraton Yogyakarta. Kemudian dilakukan siraman dan pembersihan badan pusaka yang dipandu abdi dalem Kraton Ngayogyakarto.

Selain Kyai Wijoyo Mukti ikut dijamas pula pusaka-pusaka milik pejabat dan karyawan Pemerintah Kota Yogyakarta. beberapa sesaji tradisional sebagai pelengkap upacara, menambah kesakralan upacara yang dilakukan setahun sekali ini.

Pejamasan Tombak pusaka kyai Wijoyo Mukti dilakukan langsung oleh Walikota Yogyakarta. Tombak yang merupakan hadiah dari Sri Sultan HB IX kepada Pemerintah Kota Yogyakarta, dibuat tahun 1921 semasa pemerintahan Sri Sultan HB VIII. Menurut Kepala Bagian Humas Informasi, Herman Edy Sulistio, SH, Tombak pusaka Kyai Wijoyo Mukti merupakan pusaka kebesaran Pemerintah Kota Yogyakarta. Pusaka tersebut disemayamkan di ruang kerja Walikota. Dengan keberadaan tombak pusaka di ruang kerja tersebut, mengisyaratkan adanya pesan-pesan luhur kepada pemimpin untuk selalu memakmurkan rakyatnya yakni kemakmuran yang dinikmati oleh semua warga, seperti yang diisyaratkan dalam pamor wos wutah wengkon dan daphur kudhuping gambir. Senjata yang waktu itu biasa dipergunakan oleh prajurit Kraton tersebut mempunyai panjang 3 meter. Tombak dengan pamor wos wutah wengkon dengan daphur kudhuping gambir ini, landeannya sepanjang 2,5m terbuat dari kayu walikukun, jenis kayu yang sudah biasa digunakan untuk gagang tombak dan sudah teruji baik kekerasan maupun keliatannya.

Diharapkan pusaka tombak yang melambangkan keprajuritan serta semangat kesatriya ini dapat ,menjadi inspirasi dalam menata pembangunan lahiriah dan batiniah Kota Yogyakarta terutama dalam upaya untuki mewujudkan Kota Yogyakarta yang Berhati Nyaman.