DARI YOGYA UNTUK INDONESIA - SULTAN HB X RESMIKAN PEMBUKAAN PMPS 2009
Dibawah mendung yang menggantung, Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) tahun Je 1942/Tahun Masehi 2009 secara resmi dibuka oleh Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X. Upacara pembukaan dipusatkan di Pangurakan (pertigaan Trikora) Alun-alun Utara Yogyakarta, Jumat sore (30/01).
Dimeriahkan dengan kesenian Reog Ponorogo dan tarian dolanan anak -Ambatik Jiwa Anak Negeri-. Rangkaian upacara pembukaan ini juga dilakukan pengguntingan buntal oleh Gusti Kanjeng Ratu Hemas.
Sultan HB X dalam sambutannya menyampaikan, digelarnya pembukaan Pasar Malam Perayaan Sekaten Tahun 2009 di Pangurakan ini maknanya kita diwajibkan untuk mengusir hal-hal negatif yang mengancam disintegrasi bangsa, yang secara tematik membawa inspirasi, misi dan spirit Dari Yogya untuk Indonesia.
Sekaten yang mengangkat tema Memperkokoh Semangat Kebersamaan bagi Wong Yogya Inspirasi untuk Indonesia ini dijelaskan oleh Sultan bahwa sesungguhnya semangat Yogya untuk Indonesia itu tak pernah pudar oleh zaman. Dan kita sebagai Wong Yoja, hendaknya tetap setia kepada NKRI, sebagaimana telah diikrarkan dalam Amanat 5 September 1945, tandasnya.
Dalam kaitan Sekaten ini, menurut Sultan, modal sosial yang kita miliki berupa semangat grubyug-rembug, guyub-rukun saiyeg saeka kapti, agar dapat ditransformasikan menjadi etos kerja untuk gumreget, gumregah, gumregut-sengkud mbangun nagri, sambil bekerja di pekerjaannya masing-masing.
Walikota Yogyakarta Herry Zudianto, pada kesempatan itu mengatakan, Sekaten merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan warga Yogyakarta. Sebuah prestasi budaya yang pada awalnya diselenggarakan dalam rangka peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sekaten juga merupakan suatu elaborasi yang sangat maju mengingat di dalamnya terjadi akulturasi yang sangat mendalam antara nuansa agama dengan kebudayaan masyarakat Jawa.
Sehingga setelah berlangsung ratusan tahun dan kini masyarakat hidup di era globalisasi, menurut Herry, peristiwa Sekaten dan roh yang terkandung dalam seluruh rangkaiannya masih menjiwai kehidupan masyarakat Yogyakarta, dan senantiasa diperingati secara konsisten setiap menjelang peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Hadir dalam pembukaan PMPS ini Gubernur DIY beserta Gusti Kanjeng Ratu Hemas, Walikota Yogyakarta beserta Ibu Hj Dyah Suminar, Wakil Walikota Haryadi Suyuti beserta Ibu Hj Tri Kirana, Ketua DPRD Kota Yogyakarta Arif Noor Hartanto, segenap Muspida Propinsi DIY, Muspida Kota Yogyakarta, Penghageng Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Puro Pakualaman, serta para tokoh masyarakat.
PMPS yang akan diselenggarakan hingga 9 Maret mendatang ini dikemas untuk lebih mengangkat unsur budaya dan potensi wilayah. Selama 14 hari pertama akan diisi dengan festival kesenian dari 14 kecamatan se-Kota Jogja, dan grup kesenian lain. Selain itu juga ditampilkan kesenian religi seperti Festival Nasyid maupun pemberian ruang berekspresi bagi kaum muda melalui Festival Band Remaja. Penampilan kesenian tersebut dimaksudkan untuk melengkapi agenda budaya sekaten yang rutin seperti miyos gangsa dengan segala rangkaiannya, mungel gangsa, kondur gangsa dan segala rangkaiannya serta garebeg maulud dan segala rangkaiannya. Unsur religi juga ditingkatkan melalui pengajian umum di masjid Gedhe setiap Jumat malam, pengajian melalui menara siaran setiap malam, dan pengajian regol masjid Gedhe setiap malam setelah miyos gongso, serta pengajian jelang dhuhur masjid Gedhe setiap hari setelah miyos gongso. PMPS juga diikuti oleh stan pemerintah seperti stan Pemprop DIY, Kanwil Depag, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman.(isma&team/humas)