WALIKOTA LUNCURKAN PADAT KARYA PRODUKTIF
Program Padat Karya Produktif ( PKP ) tahun 2009 diluncurkan Walikota Yogyakarta H. Herry Zudianto. Peluncuran (launching) dipusatkan di Danunegaran RT.14/RW.20 Kelurahan Mantrijeron, Kecamatan Mantrijeron, Rabu (10/6). Walikota menandai dilmulainya program PKP dengan menyerahkan pacul dan bingkisan obat-obatan kepada perwakilan lurah yang ada di Kota Yogyakarta.
Dra. MK. Pontjosiwi, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta melaporkan pada tahun 2009 Pemkot telah menetapkan 21 paket dari 39 proposal yang tersebar di 21 kelurahan di kota Yogyakarta. Kegiatan perekonomian yang digarap beragam antara lain ternak kambing, ternak unggas, budi daya pertanian sayuran, budidaya lele, tempe, kuliner makanan kecil, bengkel sepeda motor dan pembuatan paving blok. Selain kegiatan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) juga dilakukan kegiatan pelumpuran Saluran Air Hujan (SAH) dan kebersihan lingkungan. Pontjosiwi menambahkan PKP ini melibatkan 184.800 orang penganggur atau semi penganggur yang tersebar di 21 wilayah kelurahan. Dari jumlah ini sebanyak 210 diantaranya akan diberikan pelatihan berwirausaha mengelolah UEP yang telah disetujui.
Dra. MK. Pontjosiwi, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta melaporkan pada tahun 2009 Pemkot telah menetapkan 21 paket dari 39 proposal yang tersebar di 21 kelurahan di kota Yogyakarta. Kegiatan perekonomian yang digarap beragam antara lain ternak kambing, ternak unggas, budi daya pertanian sayuran, budidaya lele, tempe, kuliner makanan kecil, bengkel sepeda motor dan pembuatan paving blok. Selain kegiatan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) juga dilakukan kegiatan pelumpuran Saluran Air Hujan (SAH) dan kebersihan lingkungan. Pontjosiwi menambahkan PKP ini melibatkan 184.800 orang penganggur atau semi penganggur yang tersebar di 21 wilayah kelurahan. Dari jumlah ini sebanyak 210 diantaranya akan diberikan pelatihan berwirausaha mengelolah UEP yang telah disetujui.
Menurut Pontjosiwi PKP dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap pertama dilaksanakan tanggal 10 Juni-28 hingga Juli 2009 bertempat di kelurahan Mantrijeron, Tahunan, Prenggan, Brontokusuman, Notoprajan, Gedongkiwo dan Suryatmajan. Tahap kedua akan dilaksanakan tanggal 27 Juli hingga 11 September 2009 di keluarahan Sorosutan, Warungboto,Keparakan, Panembahan, Bener, Suryodiningratan dan Bumijo. Sedangkan tahap ketiga dilaksanakan tanggal 14 September 2009 hingga 5 Nopember 2009 di kelurahan Giwangan, Purbayan, Rejowinangun, Wirogunan, Ngampilan, Kricak, dan Baciro.
Sedangkan pembiayaan PKP tahun 2009 bersumber dari Dana Tugas Pembantuan sebesar Rp. 3.400.300.000,- yang diperuntuk bahan bangunan fisik bagi 21 paket Rp. 315 juta peralatan kerhja, Rp. 84 juta, bantuan sarana usaha, Rp. 340,5 juta, dan honor tenaga kerja, kepala kelompok, tukang, dan uang saku pembekalan wirausaha Rp. 2.352.000.000,-
Walikota Yogyakarta H. Herry Zudianto mengatakan Padat Karya Produktif memiliki substansi filosofi yang sangat bagus yakni tidak hanya sekedar memberi ikan yang akan langsung dimakan tetapi memberikan kail kepada masyarakat agar mau berusaha dan bekerja untuk menyejahterakan dirinya.
Walikota menambahkan program PKP jauh lebih baik dibanding Bantuan Langsung Tunai (BLT). “Karena di program Padat Karya Produktif ada sisi harkat kemanusiaan yang kita angkat. Yaitu orang merasa, saya menerima sesuatu bukan karena belas kasihan semata tetapi karena saya memeras keringat untuk mendapatkan sesuatu,” ujar Walikota.
Walikota berharap ke depan program pengentasan pengangguran seperti Padat Karya Produktif ini perlu terus dikembangkan baik pemerintah pusat maupun daerah. Karena program semacam ini bukan saja membantu masyarakat menambah pendapatannya tetapi juga sekaligus mengangkat harkat dan martabat manusia seutuhnya.
Peluncuran ini dihadiri Kepla Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Prop. DIY, Camat dan Lurah Sekota Yogyakarta, para pengaju proposal, Tokoh mastarakat dan warga sekitarnya. Usai meluncurkan PKP Walikota beserta para camat dan lurah, bersepeda meninjau pelaksanaan PKP di sekitar wilayah kelurahan Mantrijeron. ( @mix)
Walikota Yogyakarta H. Herry Zudianto mengatakan Padat Karya Produktif memiliki substansi filosofi yang sangat bagus yakni tidak hanya sekedar memberi ikan yang akan langsung dimakan tetapi memberikan kail kepada masyarakat agar mau berusaha dan bekerja untuk menyejahterakan dirinya.
Walikota menambahkan program PKP jauh lebih baik dibanding Bantuan Langsung Tunai (BLT). “Karena di program Padat Karya Produktif ada sisi harkat kemanusiaan yang kita angkat. Yaitu orang merasa, saya menerima sesuatu bukan karena belas kasihan semata tetapi karena saya memeras keringat untuk mendapatkan sesuatu,” ujar Walikota.
Walikota berharap ke depan program pengentasan pengangguran seperti Padat Karya Produktif ini perlu terus dikembangkan baik pemerintah pusat maupun daerah. Karena program semacam ini bukan saja membantu masyarakat menambah pendapatannya tetapi juga sekaligus mengangkat harkat dan martabat manusia seutuhnya.
Peluncuran ini dihadiri Kepla Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Prop. DIY, Camat dan Lurah Sekota Yogyakarta, para pengaju proposal, Tokoh mastarakat dan warga sekitarnya. Usai meluncurkan PKP Walikota beserta para camat dan lurah, bersepeda meninjau pelaksanaan PKP di sekitar wilayah kelurahan Mantrijeron. ( @mix)