SEMINAR KESEHATAN REPRODUKSI
Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Drs. Rapingun membuka seminar kesehatan reproduksi dengan tema Saatnya Mengerti Saatnya Peduli bertempat di ruang utama atas Balaikota Yogyakarta, Kamis (30/07). Acara diselenggarakan oleh PKBI Kota Yogyakarta bekerjasama dengan Pemerintah Kota Yogyakarta dan Dinas Kesehatan serta Dinas Pendidikan.
Hadir sebagai pembicara Dr.Detty Nurdiarti dari FK UGM RS DR. Sardjito Yogyakarta, Ketua DPRD Arief Noor Hartanto,SIP, serta Dra. Budi Wahyuni, MM., MA dari PKBI Kota Yogyakarta. Seminar ini diikuti oleh kurang lebih 150 orang diantaranya Guru BK, Guru Agama/Guru olahraga tingkat SMA/SMK dan SMP se-Kota Yogyakarta dengan jumlah ditambah dengan undangan instansi Orsos.
Walikota Yogyakarta yang hadir pada kesempatan itu mengatakan, Nilai-nilai agama harus menjadi pondasi dasar pemahaman yang penting bagi siswa sekolah dalam mempelajari kesehatan reproduksi. Karena kesuksesan hidup seseorang ditentukan oleh 3 aspek yaitu intelektual, emosional, dan spiritual, ketiganya sangat berpengaruh dalam kehidupan seseorang, sehingga saya tidak ingin pelajaran agama hanya menjadi pelajaran hafalan namun lebih penting pada pemahaman dan penerapan.
Seminar ini diadakan sebagai penyampaian informasi yang benar mengenai kesehatan reproduksi remaja, serta pentingnya pembelajaran kesehatan reproduksi masuk sekolah. Ketika segala informasi dapat diakses tanpa batas yang kemudian tidak diimbangi dengan kemampuan untuk memilah dan memilih, yang terjadi kemudian bisa kita lihat, mulai maraknya budaya pacaran, seks bebas, KTD (Kehamilan Tidak Diinginkan) bahkan sampai aborsi. Oleh karena itu, dalam ranah perkembangan remaja, hal ini sangat besar menyangkut pada pemahaman mereka akan dirinya sendiri, termasuk pemahaman akan kesehatan reproduksinya, merupakan hal paling urgen.
Pada kesempatan ini Drs. Rapingun menyampaikan mengenai pentingnya mata pelajaran kesehatan reproduksi ditambahkan di sekolah-sekolah dimana anak-anak remaja usia sekolah yang masuk masa pubertas sangat membutuhkan informasi serta pemahaman yang benar tentang kesehatan reproduksi. Akses informasi juga harus ditambah yang berasal dari lingkungan, keluarga, dan sekolah harus mendukung pemberian informasi pendidikan reproduksi yang baik dan benar. Dengan pemahaman dari Guru BK (Bimbingan Konselling) mengenai kesehatan reproduksi diharapakan para siswa dapat memahami pentingnya menjaga kesehatan reproduksi.
Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antara peserta dengan narasumber. Dalam seminar Kesehatan Reproduksi PKBI Kota Yogyakarta. Antusias para pesrta menambah semarak seminar tersebut. (vi/san/put)
Hadir sebagai pembicara Dr.Detty Nurdiarti dari FK UGM RS DR. Sardjito Yogyakarta, Ketua DPRD Arief Noor Hartanto,SIP, serta Dra. Budi Wahyuni, MM., MA dari PKBI Kota Yogyakarta. Seminar ini diikuti oleh kurang lebih 150 orang diantaranya Guru BK, Guru Agama/Guru olahraga tingkat SMA/SMK dan SMP se-Kota Yogyakarta dengan jumlah ditambah dengan undangan instansi Orsos.
Walikota Yogyakarta yang hadir pada kesempatan itu mengatakan, Nilai-nilai agama harus menjadi pondasi dasar pemahaman yang penting bagi siswa sekolah dalam mempelajari kesehatan reproduksi. Karena kesuksesan hidup seseorang ditentukan oleh 3 aspek yaitu intelektual, emosional, dan spiritual, ketiganya sangat berpengaruh dalam kehidupan seseorang, sehingga saya tidak ingin pelajaran agama hanya menjadi pelajaran hafalan namun lebih penting pada pemahaman dan penerapan.
Seminar ini diadakan sebagai penyampaian informasi yang benar mengenai kesehatan reproduksi remaja, serta pentingnya pembelajaran kesehatan reproduksi masuk sekolah. Ketika segala informasi dapat diakses tanpa batas yang kemudian tidak diimbangi dengan kemampuan untuk memilah dan memilih, yang terjadi kemudian bisa kita lihat, mulai maraknya budaya pacaran, seks bebas, KTD (Kehamilan Tidak Diinginkan) bahkan sampai aborsi. Oleh karena itu, dalam ranah perkembangan remaja, hal ini sangat besar menyangkut pada pemahaman mereka akan dirinya sendiri, termasuk pemahaman akan kesehatan reproduksinya, merupakan hal paling urgen.
Pada kesempatan ini Drs. Rapingun menyampaikan mengenai pentingnya mata pelajaran kesehatan reproduksi ditambahkan di sekolah-sekolah dimana anak-anak remaja usia sekolah yang masuk masa pubertas sangat membutuhkan informasi serta pemahaman yang benar tentang kesehatan reproduksi. Akses informasi juga harus ditambah yang berasal dari lingkungan, keluarga, dan sekolah harus mendukung pemberian informasi pendidikan reproduksi yang baik dan benar. Dengan pemahaman dari Guru BK (Bimbingan Konselling) mengenai kesehatan reproduksi diharapakan para siswa dapat memahami pentingnya menjaga kesehatan reproduksi.
Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antara peserta dengan narasumber. Dalam seminar Kesehatan Reproduksi PKBI Kota Yogyakarta. Antusias para pesrta menambah semarak seminar tersebut. (vi/san/put)