Puasa untuk Meninggikan Derajat Manusia
Dalam konteks syariat Islam, motivasi puasa tidak lain kecuali untuk meninggikan derajat manusia ke puncak kehidupan ruhaniyah yang tinggi dan mulia dalam pandangan Allah. Dalam pandangan Islam, derajat tertinggi manusia adalah yang bertakwa, sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam surat al-Hujurat ayat 13. “Siapa pun dapat mencapai derajat ini tanpa memandang status sosial,” kata Hj Trikirana Muslidatun, S.Psi ketika menyampaikan pengajian sebelum berbuka puasa di Langgar Pusaka Notoprajan, Selasa (1/9), yang dihadiri Lurah Notoprajan Anif L Kurniawan SIP dan Ketua RW 06 Ir M Natsir Hadiyanto Is.
Ramadhan kali ini, kata Trikirana, adalah kesempatan bagi kita untuk berlomba-lomba mencapai tingkatan takwa. Menurut isteri Wakil Walikota Haryadi Suyuti, yang juga memberi takjilan di Langgar Pusaka, takwa inilah yang menjadi tujuan utama disyariatkannya puasa Ramadhan. “Inilah motivasi dasar dari segala bentuk ritual Ramadhan. Kaum muslimin hendaknya mempunyai tujuan yang sama untuk bersama-sama menjalankan ibadah puasa agar mencapai puncak ruhaniah yang tertinggi dan termulia di sisi Allah SWT,” tandasnya.
Lebih lanjut dikatakan Hj Trikirana, puasa adalah untuk peningkatan kecerdasan spiritual, ketakwaan dan penjernihan hati nurani dalam berdialog dengan al-Khaliq. Semuanya itu, menurut Trikirana, adalah nilai-nilai positif yang terkandung dalam puasa. “Yang selayaknya tidak hanya kita pahami sebagai wacana yang memenuhi intelektualitas kita, namun menuntut implementasi dan penghayatan dalam setiap aspek kehidupan kita.”
Menurutnya, hakikat takwa sendiri adalah takut kepada Allah, ridha dengan ketentuan-Nya dan menjauhi larangannya untuk menyiapkan diri menghadapi hari akhir sesuai firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 197 yang artinya berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepadaKu hai-hai orang-orang yang berakal.
Di akhir pengajiannya, ia mengatakan bahwa ternyata Allah SWT tidak hanya sekadar cinta, tapi selalu bersama-sama orang yang bertakwa. “Ini janji yang luar biasa,” tandasnya. “Sekadar dikawal tentara yang bersenjata saja kita sudah merasa aman, apalagi jika kita dikawal Allah. Sekadar ditemani orang yang kita cintai saja sudah merasa tenteram, apalagi ditemani Allah SWT. Allah mengangkat
orang yang bertakwa ke derajat yang paling mulia.”
Menurutnya, dunia ini akan menjadi jaya jika segenap penduduknya bertakwa. Bagi Trikirana, ini suatu aksioma yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Ada satu jalan suci yang dapat diraih oleh seluruh umat manusia untuk meraih segala kemuliaan itu, meraih ketakwaan dengan seluruh nafasnya. “Jalan suci itu adalah berpuasa, khususnya berpuasa di bulan suci Ramadhan,” ujarnya lagi.
Ramadhan kali ini, kata Trikirana, adalah kesempatan bagi kita untuk berlomba-lomba mencapai tingkatan takwa. Menurut isteri Wakil Walikota Haryadi Suyuti, yang juga memberi takjilan di Langgar Pusaka, takwa inilah yang menjadi tujuan utama disyariatkannya puasa Ramadhan. “Inilah motivasi dasar dari segala bentuk ritual Ramadhan. Kaum muslimin hendaknya mempunyai tujuan yang sama untuk bersama-sama menjalankan ibadah puasa agar mencapai puncak ruhaniah yang tertinggi dan termulia di sisi Allah SWT,” tandasnya.
Lebih lanjut dikatakan Hj Trikirana, puasa adalah untuk peningkatan kecerdasan spiritual, ketakwaan dan penjernihan hati nurani dalam berdialog dengan al-Khaliq. Semuanya itu, menurut Trikirana, adalah nilai-nilai positif yang terkandung dalam puasa. “Yang selayaknya tidak hanya kita pahami sebagai wacana yang memenuhi intelektualitas kita, namun menuntut implementasi dan penghayatan dalam setiap aspek kehidupan kita.”
Menurutnya, hakikat takwa sendiri adalah takut kepada Allah, ridha dengan ketentuan-Nya dan menjauhi larangannya untuk menyiapkan diri menghadapi hari akhir sesuai firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 197 yang artinya berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepadaKu hai-hai orang-orang yang berakal.
Di akhir pengajiannya, ia mengatakan bahwa ternyata Allah SWT tidak hanya sekadar cinta, tapi selalu bersama-sama orang yang bertakwa. “Ini janji yang luar biasa,” tandasnya. “Sekadar dikawal tentara yang bersenjata saja kita sudah merasa aman, apalagi jika kita dikawal Allah. Sekadar ditemani orang yang kita cintai saja sudah merasa tenteram, apalagi ditemani Allah SWT. Allah mengangkat
orang yang bertakwa ke derajat yang paling mulia.”
Menurutnya, dunia ini akan menjadi jaya jika segenap penduduknya bertakwa. Bagi Trikirana, ini suatu aksioma yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Ada satu jalan suci yang dapat diraih oleh seluruh umat manusia untuk meraih segala kemuliaan itu, meraih ketakwaan dengan seluruh nafasnya. “Jalan suci itu adalah berpuasa, khususnya berpuasa di bulan suci Ramadhan,” ujarnya lagi.