ANGKA KECELAKAAN DI INDONESIA DIDOMINASI SEPEDA MOTOR
Pemahaman tentang transportasi hendaknya ditanamkan sejak usia dini. Hal ini apabila dilakukan dengan baik dan benar, maka pemahaman mengenai aturan dan nilai tentang laluluntas lebih mudah dicerna, karena usia dini dinilai masih polos dan lebih cepat memahami pemahaman mengenai nilai-nilai, serta kesadaran berlalu lintas, hal ini dikatakan Walikota Yogyakarta Herry Zudianto dalam acara Aku dan Transportasiku, di Gedung Kotak, taman Pintar, Kamis (15/10).
Menurut Herry, usia TK, SD akan lebih mudah memahami terkait aturan lalulintas yang sebenarnya. Hal tersebut juga bisa dilakukan sebagai pengingat kepada orang tua atau orang lain, jika ada pelanggaran yang dilakukan. Banyak masyarakat memaknai aturan transportasi sebagai aturan hukum, tetapi sebenarnya hal tersebut lebih condong pada aturan main dan apabila aturan main ini ditaati, akan lebih bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri. “ Mematuhi peraturan berlalulintas harus dibarengi dengan pemahaman peraturan transportasi, apabila hal ini telah dipahami nantinya akan terjadi pembentukan sebuah nilai, dan aturan itu tetap akan dijalankan dengan sendirinya,” tandas Herry.
Hal senada dikatakan Anggoro Budi Wiriawan selaku Kepala bidang Publikasi pada Departemen Perhubungan Pusat, bahwa anak usia dini lebih gampang diingatkan jika keliru, daripada orang dewasa, sehingga acara semacam ini perlu dilakukan. “Acara ini kita adakan di tiga kota, Solo, Jogja, dan Jakarta, untuk anak-anak TK, SD. Sedangkan untuk umum dan dewasa, kita mencoba mensosialisasikan di 8 kota, Semarang, Bandung, Jakarta, Palembang, Tanjung Pinang, Makasar, Manado, dan Jayapura. Sosialisasi ini juga dilakukan secara komprehensif tidak hanya kepada anak-anak usia dini saja, tetapi juga masyarakat umum, dan juga memberikan himbauan melalui media massa maupun elektronik,” katanya.
Dikatakan, tujuan tersebut dilakukan untuk menekan angka kecelakaan yang terjadi, dan masyarakat mampu berempati meningkatkan keselamatan dan nantinya masyarakat akan mematuhi peraturan agar terhindar dari musibah tersebut. Apabila pemahaman tentang lalulintas telah dipahami, angka keselamatan akan meningkat dan kecelakaan akan menurun
Anggoro memaparkan, acara ini dilakukan mengingat angka kecelakaan nasional yang terjadi tahun ini meningkat sekitar 10 persen, atau 1646 kasus dengan korban 769 orang meninggal, selama 16 hari termasuk dari H-7 sampai H+7, atau rata-rata setiap hari 55 orang meninggal. Angka kecelakaan yang mendominasi adalah sepeda motor, sekitar 71 persen. Secara rinci anggoro memyebutkan, dari sekian kasus yang terjadi, penyebab kecelakaan, 33 persen mengantuk, salah antisipasi atau ugal-ugalan sejumlah 28 persen, dan 20 persen pecah ban, selebihnya masalah tekhnis.
Acara yang melibatkan 4 TK, SD se Kota Yogyakarta ini juga memberikan pembelajaran 4 jenis transportasi, darat, laut, udara dan kereta api.