Bangun Keamanan Siber Lindungi Informasi Vital
Kebutuhan Indonesia untuk melindungi infrastruktur informasi vital terhadap serangan siber di berbagai daerah dan dari berbagai sektor semakin meningkat. Beberapa faktor penyebabnya antara lain adanya tuntutan perubahan IT, Good Government, Implementasi teknologi smart city di berbagai daerah dan meningkatnya serangan siber di seluruh negara membuat Indonesia harus bekerja keras untuk melindungi infrastruktur informasi vital.
Demikian yang disampaikan Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (Pusbang SDM) Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Dame Ria Munthe dalam kegiatan Pelatihan Born to Defense yang diselenggarakan oleh Dinas Kominfo dan Persandian (Kominfo) Kota Yogyakarta bekerja sama dengan Pusbang SDM BSSN.
Pelatihan Born to Defense Kelas ke-3 ini diikuti oleh 45 peserta perwakilan dari Perangkat Daerah Lingkungan Pemkot Yogya di Ruang Rapat Adipura lantai 4 Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Rabu (06/7).
Menghadirkan narasumber Widyaiswara Madya selaku Koordinator Kelompok Pelatihan Teknis dan Fungsional Pusbang SDM BSSN Dony Harso, Widyaiswara Ahli Muda Pusbang SDM BSSN Dian Surgawiwaha dan Widyaiswara Ahli Muda Pusbang SDM BSSN Kussanti dengan materi konsep dasar keamanan, ancaman dan kerentanan, prinsip keamanan, risiko dan kebijakan keamanan siber serta praktikum uji coba.
Dame Ria Munthe menjelaskan gangguan terhadap infrastruktur informasi vital dapat menimbulkan kerugian dan dampak yang serius terhadap kepentingan umum, pelayanan publik, pertahanan dan keamanan, atau perekonomian nasional, Sehingga upaya yang dapat dilakukan oleh BSSN bersama seluruh pihak agar dapat membangun keamanan siber di lingkungan kerja masing-masing.
Selanjutnya, Asisten Administrasi Umum Kris Sarjono Sutejo menyampaikan perkembangan teknologi yang semakin maju sangat rawan terhadap tantangan adanya potensi ancaman gangguan peretasan-peretasan, pemanfaatan data untuk hal-hal yang dapat dipergunakan untuk melanggar hukum dan lain sebagainya.
“Dalam pelatihan ini materi yang diberikan sangat komprehensif. Untuk itu, kepada segenap peserta agar dapat fokus pada semua materi yang diberikan oleh narasumber dan dapat mengambil manfaat dari pelatihan ini,” ucap Kris Sarjono.
Kris Sarjono berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kompetensi pengetahuan, keahlian, dan keterampilan untuk ASN di Lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta agar memiliki kompetensi untuk mendeteksi kerentanan sistem, mengatasi serangan siber, melakukan investigasi insiden dan mengamankan Infrastruktur informasi vital.
Kussanti menjelaskan Cyber security Basics merupakan upaya untuk melindungi perangkat elektronik beserta data dan informasi yang berasosiasi, pencegahan kerusakan, perlindungan, dan pemulihan komputer. Hal ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan, integritas atau keutuhan data, otentikasi, kerahasiaan, dan non repudiation atau anti penyangkalan.
“Keamanan siber minimal harus memenuhi beberapa prinsip utama antara lain integrity upaya perlindungan informasi dari modifikasi sedangkan kerahasiaan adalah usaha untuk perlindungan informasi dari orang yang tidak berhak kepentingan mengakses. Apabila terjadi kebocoran rahasia akan berdampak hilangnya kepercayaan publik hingga mendapat tuntutan hukum, sedangkan” jelas Kussanti.
Keamanan siber juga harus memiliki aspek availability atau ketersediaan, berhubungan dengan informasi yang harus tersedia ketika dibutuhkan. Apabila tidak tersedianya informasi ketika dibutuhkan maka akan hilang kemampuan dan efektifitas layanan serta menghambat tercapainya tujuan. (Chi