Masyarakat Harus Dilayani dengan Sepenuh Hati
Wirobrajan - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Yogyakarta terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat agar dapat menjaga dan menciptakan loyalitas terhadap customer. Hal ini diwujudkan dengan melaksanakan Pelatihan Customer Service Excellent bagi PNS Pemkot Yogyakarta yang dilakukan pada Senin 18/7 di Forriz Hotel Yogyakarta, Ruang Graha Wijaya Jalan Hos Cokroaminoto, Pakuncen, Wirobrajan Yogyakarta.
Menghadirkan praktisi psikologi dari PT Veda Alterasi Indonesia
Mustikaningtyas dengan materi 'Memahami customer dan customer service ekspektasi penyedia jasa dan konsumen'. Kegiatan ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai OPD/Instansi pemerintahan.
Kegiatan ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pembangunan di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta yaitu dengan melakukan interaksi pelayanan terhadap customer dengan baik baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sekretaris Daerah Aman Yuriadijaya mengatakan, dalam memberikan pelayanan melalui customer service yang berkualitas adalah hal yang utama sebab customer service akan membuat seorang customer puas dan senang tehadap pelayanan yang diberikan pemerintahan.
"Mulailah menyadari bahwa masyarakat itu harus dilayani dengan sepenuh hati. Tidak boleh abai terhadap upaya komunikasi kemanusiaan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala BKPSDM Kota Yogyakarta Dedi Budiono mengatakan, kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan publik. Sehingga diharapkan nantinya memiliki kemampuan dalam memberikan pelayanan secara baik, setidaknya ramah, supel, fleksibel.
Ia menambahkan, pelatihan ini diberikan kepada petugas di lapangan seperti para pengawas, penyusun kebijakan. "Pada tahap ini dikhususkan untuk para operator di lapangan yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Pengertian pelayanan publik yang baik itu memang bukan hanya sekedar pelayanan yang berujung di lapangan tapi dari sisi perumusan kebijakan itu harus sudah berorientasi kepada kepentingan publik," jelasnya.
Dedi berpesan setelah dilakukannya pelatihan ini diharapkan peserta merasakan manfaatnya dan belajar dengan sungguh-sungguh agar ada kemauan untuk berubah. "Dengan adanya pelatihan ini perubahan yang diharapkan yaitu bukan perubahan secara fisik namun lebih kepada membangun paradigma, perilaku, sikap itu ukurannya sulit untuk diukur sebab itu memang harus ada komitmen dan kemauan tiap individu untuk berubah. Itulah tantangan dari sebuah kegiatan peningkatan kompetensi," ujarnya. (Hes)