Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon
Pemerintah Kota Yogyakarta menyelenggarakan acara Pelaksanaan Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon Kota Yogyakarta Sabtu (28/11) bertempat di lapangan warga Warungboto belakang Kecamatan Mergangsan. Pada acara ini 500 bibit tanaman telah disediakan dan para hadirin yang terdiri dari perwakilan LPMK se-Kota Yoyakarta bisa membawa dan menanam di rumah masing-masing.
Dalam laporan kegiatan ini, Kepala Dinas Perindagkoptan Heru Priyawarjaka, SE mengungkapkan bahwa adanya ancaman dan permasalahan lingkungan seperti pemanasan global dan perubahan iklim, Indonesia harus menyediakan banyak hutan. Pada tahun 2009 pemerintah mentargetkan menanam 230 juta batang pohon. Sesuai Keppres no 24 Tahun 2008 dicanangkan 28 November menjadi Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Desember sebagai Bulan Menanam Nasional. Tahun 2009 mengambil tema "Penanaman satu Orang Satu Pohon" atau "One Man One Tree". Kota Yogyakarta mendapat bibit tanaman dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Serayu Opak dan Progo (BP DAS SOP) Yogyakarta sebanyak 5000 batang pohon yang kemudian hari akan segera
ditanam di Kota Yogyakarta.
Dalam sambutannya Herry Zudianto mengungkapkan kekhawatiran atas bumi yang akan dihadapi anak cucu kita. Seperti yang telah digambarkan dalam film-film, bagaimana keadaan bumi yang semakin rusak karena ulah manusia sendiri. Dan pada tahun ini akibat yang telah dirasakan adalah suhu yang sangat panas. Manusia tidak hanya mengambil manfaat saja dari alam tetapi juga harus bisa memelihara alam sebagai wujud rasa syukur.
Ditambahkan lagi, "Mari kita wujudkan Yogyakarta dalam taman bukannya taman dalam kota. Bukan hanya jalan dan taman yang ada pohon tetapi disetiap rumah penduduk. Acara ini hanyalah momentum kecil dari usaha kekompakan masyarakat, Marilah kita lakukan penanaman pohon secara serentak!" ajak Walikota Yogyakarta.Penyerahan secara simbolis bibit pohon oleh Walikota Yogyakarta didampingi para Muspida, kepada perwakilan masyarakat dan organisasi wanita menandai Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon. Acara diakhiri saat para Muspida dan Camat Mergangsan melakukan tanam pohon dan para hadirin pulang sambil membawa bibit pohon yang telah disediakan. Acara dimeriahkan dengan
kesenian orkes kentongan Sukoreno dari Pujokusuman dan Orkes Anak Jalanan. (byu)
Dalam laporan kegiatan ini, Kepala Dinas Perindagkoptan Heru Priyawarjaka, SE mengungkapkan bahwa adanya ancaman dan permasalahan lingkungan seperti pemanasan global dan perubahan iklim, Indonesia harus menyediakan banyak hutan. Pada tahun 2009 pemerintah mentargetkan menanam 230 juta batang pohon. Sesuai Keppres no 24 Tahun 2008 dicanangkan 28 November menjadi Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Desember sebagai Bulan Menanam Nasional. Tahun 2009 mengambil tema "Penanaman satu Orang Satu Pohon" atau "One Man One Tree". Kota Yogyakarta mendapat bibit tanaman dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Serayu Opak dan Progo (BP DAS SOP) Yogyakarta sebanyak 5000 batang pohon yang kemudian hari akan segera
ditanam di Kota Yogyakarta.
Dalam sambutannya Herry Zudianto mengungkapkan kekhawatiran atas bumi yang akan dihadapi anak cucu kita. Seperti yang telah digambarkan dalam film-film, bagaimana keadaan bumi yang semakin rusak karena ulah manusia sendiri. Dan pada tahun ini akibat yang telah dirasakan adalah suhu yang sangat panas. Manusia tidak hanya mengambil manfaat saja dari alam tetapi juga harus bisa memelihara alam sebagai wujud rasa syukur.
Ditambahkan lagi, "Mari kita wujudkan Yogyakarta dalam taman bukannya taman dalam kota. Bukan hanya jalan dan taman yang ada pohon tetapi disetiap rumah penduduk. Acara ini hanyalah momentum kecil dari usaha kekompakan masyarakat, Marilah kita lakukan penanaman pohon secara serentak!" ajak Walikota Yogyakarta.Penyerahan secara simbolis bibit pohon oleh Walikota Yogyakarta didampingi para Muspida, kepada perwakilan masyarakat dan organisasi wanita menandai Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon. Acara diakhiri saat para Muspida dan Camat Mergangsan melakukan tanam pohon dan para hadirin pulang sambil membawa bibit pohon yang telah disediakan. Acara dimeriahkan dengan
kesenian orkes kentongan Sukoreno dari Pujokusuman dan Orkes Anak Jalanan. (byu)