Walikota terima Kunker Mahasiswa Malaysia
Kunjungan kerja dilakukan Mahasiswa International Islamic University Malaysia ke Pemerintah Kota Yogyakarta. Kunjungan kerja dilakukan untuk menggali data tentang tata kota Yogyakarta. 22 mahasiswa rombongan ini diterima langsung oleh Walikota Yogyakarta, H. Herry Zudianto bertempat di Ruang Utama Bawah Balaikota pada hari Selasa (1/12).
Dikatakan Pimpinan Rombongan, Ibu Syahria Bacoq bahwa mahasiswa yang berkunjung berasal dari Fakultas Arsitektur dan Environmental Design, lebih spesifiknya lagi yang mempelajari tentang Rencana Kota dan Desa. Kota Yogyakarta dipilih sebagai tempat kunjungan karena karakteristik Kota Kualalumpur hampir sama, baik segi luas maupun kepadatan penduduk.
Dalam sambutannya Herry Zudianto mengungkapkan bahwa 253 tahun yang lalu Raja Hamengkubuwono I membangun Yogyakarta berasal dari hutan, hingga sekarang Raja Hamengkubuwono X telah menjadi Gubernur DIY. Hamengkubuwono I jika dilihat dari sejarah adalah seorang arsitek sehingga penataan ruang penuh dengan filosofi. Seperti adanya garis imajiner pantai laut selatan, keraton, tugu, gunung merapi. Tetapi karena dahulu pernah ada gempa besar yang tak terselamatkan adalah Taman Sari.
Tantangan sekarang bahwa perkembangan yang dilakukan sekarang haruslah tak lepas dari filosofi yang telah ada dari jaman dulu.Sekarang dianjurkan untuk membangun bangunan baru sesuai dengan corak budaya Yogyakarta. Selain tempat-tempat yang telah direncanakan dikunjungi disarankan oleh Walikota untuk mengunjungi salah satu kampung di kota. Karena Pemkot telah merevitalisasi beberapa kampung dalam rangka membangun tempat tinggal penduduk untuk lebih nyaman ditinggali.
Setelah itu dilangsungkan tukar menukar cendramata antara kedua pihak. Walikota Yogyakarta juga berkesempatan memberikan buku Best Practices Kota Yogyakarta dan buku karangannya dengan judul "Kekuasaan sebagai Waqaf Politik". Sebagai nara sumber dalam diskusi yang dilakukan adalah Ir. Aman Yuriadijaya, MM dari Bappeda dan Ir. Aries Prastiani dari Dinas Kimpraswil.
Diterangkan oleh Aman Yuriadijaya bahwa Kota Yogyakarta memiliki 2 lokomotif perekonomian, yaitu pariwisata dan pendidikan. Maka menjadi Misi Kota Yogyakarta adalah mewujudkan pariwisata yang berbudaya dan pendidikan yang berkualitas. Karena itulah pembangunan di bidang fisik akan selalu disesuaikan dengan budaya yang berasal dari keraton. (byu)
Dikatakan Pimpinan Rombongan, Ibu Syahria Bacoq bahwa mahasiswa yang berkunjung berasal dari Fakultas Arsitektur dan Environmental Design, lebih spesifiknya lagi yang mempelajari tentang Rencana Kota dan Desa. Kota Yogyakarta dipilih sebagai tempat kunjungan karena karakteristik Kota Kualalumpur hampir sama, baik segi luas maupun kepadatan penduduk.
Dalam sambutannya Herry Zudianto mengungkapkan bahwa 253 tahun yang lalu Raja Hamengkubuwono I membangun Yogyakarta berasal dari hutan, hingga sekarang Raja Hamengkubuwono X telah menjadi Gubernur DIY. Hamengkubuwono I jika dilihat dari sejarah adalah seorang arsitek sehingga penataan ruang penuh dengan filosofi. Seperti adanya garis imajiner pantai laut selatan, keraton, tugu, gunung merapi. Tetapi karena dahulu pernah ada gempa besar yang tak terselamatkan adalah Taman Sari.
Tantangan sekarang bahwa perkembangan yang dilakukan sekarang haruslah tak lepas dari filosofi yang telah ada dari jaman dulu.Sekarang dianjurkan untuk membangun bangunan baru sesuai dengan corak budaya Yogyakarta. Selain tempat-tempat yang telah direncanakan dikunjungi disarankan oleh Walikota untuk mengunjungi salah satu kampung di kota. Karena Pemkot telah merevitalisasi beberapa kampung dalam rangka membangun tempat tinggal penduduk untuk lebih nyaman ditinggali.
Setelah itu dilangsungkan tukar menukar cendramata antara kedua pihak. Walikota Yogyakarta juga berkesempatan memberikan buku Best Practices Kota Yogyakarta dan buku karangannya dengan judul "Kekuasaan sebagai Waqaf Politik". Sebagai nara sumber dalam diskusi yang dilakukan adalah Ir. Aman Yuriadijaya, MM dari Bappeda dan Ir. Aries Prastiani dari Dinas Kimpraswil.
Diterangkan oleh Aman Yuriadijaya bahwa Kota Yogyakarta memiliki 2 lokomotif perekonomian, yaitu pariwisata dan pendidikan. Maka menjadi Misi Kota Yogyakarta adalah mewujudkan pariwisata yang berbudaya dan pendidikan yang berkualitas. Karena itulah pembangunan di bidang fisik akan selalu disesuaikan dengan budaya yang berasal dari keraton. (byu)