SEBANYAK 350 MOTIF BATIK JOGJA TELAH DIPATENKAN
Sudah semestinya sebagai warga Jogja untuk lebih memahami batik. Karena batik adalah salah satu produk unggulan kerajinan Jogja bagian dari daya tarik wisata. Batik yang dikenal sebagai warisan budaya nusantara ini semakin perlu untuk dikembangkan dan diupayakan agar benar-benar menjadi milik Indonesia. Batik terus dikembangkan agar terus sesuai dengan permintaan pasar serta memahami akan makna yang demikian luas tentang batik. Maka tak ada kata selesai untuk mempelajari dan mengembangkan batik, agar “batik” menjadi bagian dari kehidupan kita orang Indonesia.
Dekranas Kota Yogyakarta menyelenggarakan pelatihan Batik untuk 30 warga, berlangsung di Griya UMKM jalan Tamansiswa selama 3 hari. Pelatihan yang sudah dilakukan beberapa kali ini dibuka oleh Ketua Dekranas Ibu Hj Dyah Suminar, Selasa (23/02)
Dalam sambutannya Ibu Dyah mengatakan, sejak ditetapkannya batik oleh UNESCO sebagai warisan dunia, maka batik juga semakin dikenal luas di kalangan internasional. “Sangat mendesak untuk memberikan edukasi tentang batik bagi masyarakat Yogyakarta dan masyarakat umum, apalagi saat ini ada 350 motif batik Jogja yang telah dipatenkan,” tandasnya.
Menurut Dyah, Bersamaan dengan pengakuan UNESCO, pemerintah juga melakukan berbagai himbauan untuk mencintai produk Indonesia, termasuk batik sebagai pakaian formal pengganti semi jas yang biasa dipakai dalam acara resmi. Karenanya batik semakin digemari, batik digunakan oleh siapa saja, batik semakin dikembangkan dengan berbagai inovasi dan dinamis.
“Salah satu tujuan pelatihan ini adalah untuk adanya regenerasi. Regenerasi bukan harus untuk melakukan pengerjaan batik tapi agar lebih tahu dan paham proses produk batik. Dengan begitu orang dapat lebih mengembangkan berbagai produk yang berakar dari batik,” pungkasnya. (ism)
Dekranas Kota Yogyakarta menyelenggarakan pelatihan Batik untuk 30 warga, berlangsung di Griya UMKM jalan Tamansiswa selama 3 hari. Pelatihan yang sudah dilakukan beberapa kali ini dibuka oleh Ketua Dekranas Ibu Hj Dyah Suminar, Selasa (23/02)
Dalam sambutannya Ibu Dyah mengatakan, sejak ditetapkannya batik oleh UNESCO sebagai warisan dunia, maka batik juga semakin dikenal luas di kalangan internasional. “Sangat mendesak untuk memberikan edukasi tentang batik bagi masyarakat Yogyakarta dan masyarakat umum, apalagi saat ini ada 350 motif batik Jogja yang telah dipatenkan,” tandasnya.
Menurut Dyah, Bersamaan dengan pengakuan UNESCO, pemerintah juga melakukan berbagai himbauan untuk mencintai produk Indonesia, termasuk batik sebagai pakaian formal pengganti semi jas yang biasa dipakai dalam acara resmi. Karenanya batik semakin digemari, batik digunakan oleh siapa saja, batik semakin dikembangkan dengan berbagai inovasi dan dinamis.
“Salah satu tujuan pelatihan ini adalah untuk adanya regenerasi. Regenerasi bukan harus untuk melakukan pengerjaan batik tapi agar lebih tahu dan paham proses produk batik. Dengan begitu orang dapat lebih mengembangkan berbagai produk yang berakar dari batik,” pungkasnya. (ism)