Tim Litbang KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang dipimpin Luthfi Ganna
Sukardi melakukan kunjungan kerja di Pemkot Yogyakarta, Rabu (17/03).
Kunjungan ini untuk melihat perbaikan-perbaikan yang berkaitan dengan
pelayanan public. Tim diterima oleh Walikota Herry Zudianto beserta
jajaran Pemkot Yogyakarta di ruang utama bawah Balaikota.
“Pada buku biru KPK berisi model-model pelayanan public terbaik di
Indonesia, Yogyakarta termasuk salah satu diantara 9 (sembilan) kota yang
dijadikan model tersebut. Selain Kota Jogja, ada juga Kabupaten Solok,
Kabupaten Jembrana, Propinsi Gorontalo, Kabupaten Sragen. Model dibeberapa
kota ini dijadikan best practice untuk disebarkan ke daerah lain di
Indonesia,” kata Luthfi.
“Kami ingin mengunjungi kembali saat ini untuk melihat perkembangannya
sekarang. Karena di beberapa daerah lain yang dijadikan ikon best
practice ada daerah-daerah yang terlihat stagnan bahkan menurun. Saya
melihat di Jogja ada beberapa pembaharuan sejak 2006 lalu, dan berharap
masih menjadi ikon dan ada inovasi Gebrakan-gebrakan inovatif di Jogja
akan kita ungkapkan lagi sebagai bahan mengembangkan tata kelola
pemerintahan yang baik di daerah lain. Jogja dijadikan contoh dan sudah
diikuti serta diterapkan di daerah lain,” jelasnya
Menurut Luthfi pihaknya berharap, bila daerah lain mengikuti Jogja, maka
sudah seharusnya Jogja juga terus meningkat. Sehingga nanti ada inovasi
baru lagi yang bisa disebarkan ke daerah lain. Dalam kunjungan ini, ada 4
sektor yang dilihat tim KPK tersebut, yakni sector pelayanan kesehatan,
pendidikan, perijinan dan pengelolaan SDM. Juga dilakukan monitoring
langsung ke instansi terkait empat sector tersebut.
Walikota Yogyakarta Herry Zudianto mengatakan, tata kelola pemerintahan
yang baik dimulai dari terbukanya saluran komunikasi. Karena itu pihaknya
membuka seluas-luasnya semua saluran komunikasi. Good governance tidak
mungkin bisa terwujud tanpa adanya dukungan masyarakat. Pemerintah
memerlukan masukan saran dan informasi dari masyarakat. Sehingga antara
pemerintah dan masyarakat bisa saling asih asah dan asuh.
“Saya membuka saluran komunikasi yang seluas-luasnya, baik melalui UPIK
(Unit Pelayanan Informasi dan Keluhan), berbagai talkshow yang digelar
melalui media elektronik, bahkan juga saya membuka komunikasi dengan
masyarakat melalui Facebook,” papar Herry. (ism)