BLH SELENGGARAKAN DIKLAT KADER ADIWIYATA
Seratus Kepala Sekolah dari SD, SMP dan SMA/SMK se-Kota Yogya mengikuti pelatihan Adiwiyata di Ruang Seminar Lt. 3 Kantor Dinas Perizinan Kota Yogyakarta Selasa (20/7). Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto bertindak sebagai keynote speaker sekaligus membuka kegiatan ini.
Dalam laporan kegiatan, Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Ir. H. Suyana, menyampaikan bahwa pelatihan yang memiliki motto “Bumi yang Indah Berawal dari Sekolah” ini merupakan program dari Pemerintah Pusat yang rutin dilakukan untuk membentuk kader pengelola lingkungan sekolah yang memiliki pengetahuan tentang sekolah yang berwawasan lingkungan. Dan dalam pelaksanaannya, BLH bertugas untuk memfasilitasi pengkaderan dan sosialisasi sesuai Perwal Yk No. 63 tahun 2008. “Kami mengharap peserta pelatihan ini nantinya akan mampu menumbuhkan kepedulian para siswa sekolah terhadap kebersihan lingkungan, dan memberikan kontribusi positif untuk mengurangi dampak pemanasan global,” ujar Suyana.
Dalam sambutannya, Walikota, Herry Zudianto menerangkan bahwa saat ini kondisi lingkungan kita sudah semakin memburuk. Hal ini dikarenakan tingginya gas karbon yang diproduksi oleh negara-negara maju, namun dampaknya lebih dirasakan oleh negara berkembang, karena ketidaksiapan dalam menghadapi hal ini. Indonesia merupakan salah satu dari negara berkembang yang merasakan dampak buruk pemanasan global tersebut. Pemanasan global ini mengakibatkan naiknya permukaan air laut yang memicu terjadinya banjir rob. Selain itu, meningkatnya suhu udara juga memunculkan banyak wabah penyakit baru. Ungkap Walikota setelah pemutaran film Global Warming untuk para peserta.
Herry menginginkan program Adiwiyata ini tidak hanya sekedar perlombaan dan perubahan secara fisik, namun lebih pada penanaman nilai kepedulian terhadap lingkungan pada diri siswa sekolah. “Yang terpenting bukan hanya agar sekolah menjadi bersih, tapi bagaimana membuat siswa sekolah mengerti pentingnya kebersihan lingkungan, dan menjadikan hal tersebut sebagai bagian dari nilai dan kebiasaan pada diri mereka,” tandas Walikota.
Pelatihan ini dilaksanakan selama dua hari pada tanggal 20-21 Juli 2010. Pada pelatihan hari pertama ini peserta diberikan materi sosialisasi dengan narasumber dari Pusat Regional Jawa kementrian LH dan BLH Provinsi DIY dan best practice dari sekolah yang ber-Adiwiyata serta dari JICA Junior Expert. Dan pada hari kedua, peserta pelatihan akan melakukan kunjungan lapanganke beberapa SD yang ber-Adiwiyata, TPAS Piyungan dan IPAL Sewon Bantul.
Adiwiyata merupakan hasil kesepakatan bersama antara Kementrian Negara Lingkungan Hidup dan Kementrian Pendidikan Nasional. Kesepakatan tersebut menyatakan bahwa sekolah memiliki peran strategis untuk memberikan edukasi mengenai pengelolaan lingkungan yang benar terutama bagi siswa dan diharapkan nantinya menjadi kultur yang akan diterapkan pada kehidupan bermasyarakat. (byu/dee/put)
Dalam laporan kegiatan, Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Ir. H. Suyana, menyampaikan bahwa pelatihan yang memiliki motto “Bumi yang Indah Berawal dari Sekolah” ini merupakan program dari Pemerintah Pusat yang rutin dilakukan untuk membentuk kader pengelola lingkungan sekolah yang memiliki pengetahuan tentang sekolah yang berwawasan lingkungan. Dan dalam pelaksanaannya, BLH bertugas untuk memfasilitasi pengkaderan dan sosialisasi sesuai Perwal Yk No. 63 tahun 2008. “Kami mengharap peserta pelatihan ini nantinya akan mampu menumbuhkan kepedulian para siswa sekolah terhadap kebersihan lingkungan, dan memberikan kontribusi positif untuk mengurangi dampak pemanasan global,” ujar Suyana.
Dalam sambutannya, Walikota, Herry Zudianto menerangkan bahwa saat ini kondisi lingkungan kita sudah semakin memburuk. Hal ini dikarenakan tingginya gas karbon yang diproduksi oleh negara-negara maju, namun dampaknya lebih dirasakan oleh negara berkembang, karena ketidaksiapan dalam menghadapi hal ini. Indonesia merupakan salah satu dari negara berkembang yang merasakan dampak buruk pemanasan global tersebut. Pemanasan global ini mengakibatkan naiknya permukaan air laut yang memicu terjadinya banjir rob. Selain itu, meningkatnya suhu udara juga memunculkan banyak wabah penyakit baru. Ungkap Walikota setelah pemutaran film Global Warming untuk para peserta.
Herry menginginkan program Adiwiyata ini tidak hanya sekedar perlombaan dan perubahan secara fisik, namun lebih pada penanaman nilai kepedulian terhadap lingkungan pada diri siswa sekolah. “Yang terpenting bukan hanya agar sekolah menjadi bersih, tapi bagaimana membuat siswa sekolah mengerti pentingnya kebersihan lingkungan, dan menjadikan hal tersebut sebagai bagian dari nilai dan kebiasaan pada diri mereka,” tandas Walikota.
Pelatihan ini dilaksanakan selama dua hari pada tanggal 20-21 Juli 2010. Pada pelatihan hari pertama ini peserta diberikan materi sosialisasi dengan narasumber dari Pusat Regional Jawa kementrian LH dan BLH Provinsi DIY dan best practice dari sekolah yang ber-Adiwiyata serta dari JICA Junior Expert. Dan pada hari kedua, peserta pelatihan akan melakukan kunjungan lapanganke beberapa SD yang ber-Adiwiyata, TPAS Piyungan dan IPAL Sewon Bantul.
Adiwiyata merupakan hasil kesepakatan bersama antara Kementrian Negara Lingkungan Hidup dan Kementrian Pendidikan Nasional. Kesepakatan tersebut menyatakan bahwa sekolah memiliki peran strategis untuk memberikan edukasi mengenai pengelolaan lingkungan yang benar terutama bagi siswa dan diharapkan nantinya menjadi kultur yang akan diterapkan pada kehidupan bermasyarakat. (byu/dee/put)