Kondisi Sosial Ekonomi Meningkat, 50 KPM PKH Kota Yogya Dinyatakan Lulus
Kotagede – Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kota Yogyakarta pada tahun 2022 tercatat ada sejumlah 12.887 KPM. Sebanyak 50 KPM dinyatakan lulus dari program PKH dan mengikuti program PKH Graduasi.
PKH Graduasi pada dasarnya merupakan kondisi dimana kepesertaan KPM PKH berakhir atau dinyatakan lulus karena kondisi sosial ekonomi yang sudah meningkat. Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) di tahun 2022 telah menyaring 50 KPM PKH untuk mengikuti PKH Graduasi.
“Ada 50 peserta PKH Graduasi yaitu mereka yang sebelumnya merupakan Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan dan saat ini kondisi ekonomi sosialnya meningkat, dan sedang menjalankan atau memiliki usaha,” ujar Penyuluh Sosial Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta, Bandoro Budi Nugroho, pada Senin (21/11) dalam kegiatan Workshop PKH Graduasi di Lumbung Mataram.
Dari 50 peserta PKH Graduasi menerima bantuan berupa dana stimulan untuk mengembangkan usahanya masing-masing Rp3 Juta. Dana PKH Graduasi stimulan tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Yogyakarta. Di tahun-tahun sebelumnya, PKH Graduasi bersumber dari APBN dan APBD DIY.
Selain mendapatkan dana stimulan, Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta juga memberikan pendampingan usaha ekonomi produktif. Pendampingan dilakukan secara intensif sejak dari pengelolaan usaha, fasilitasi permodalan, pemberian bantuan peralatan, hingga fasilitasi pemasaran kepada peserta PKH Graduasi.
“Akan dilakukan pelatihan dan pendampingan, jadi nanti PKH Graduasi tidak hanya bisa memproduksi atau bikin produk saja, tapi juga bisa mengemas produknya dan bisa menemukan konsumennya, laku di pasaran,” jelas Bandoro.
Dalam dua hingga tiga tahun ke depan, peserta PKH Graduasi akan dilihat bagaimana perkembangannya, lanjut Bandoro. Selain jenis usaha, nanti juga didata mengenai volume usaha, besarnya pendapatan, kesulitan yang dihadapi, dan ragam bantuan yang diharapkan. Ketiga dinilai mengalami progres akan kembali mendapat dana stimulan agar usaha yang dijalankan semakin berkembang.
Salah satu lulusan KPM PKH Kota Yogyakarta tahun 2016, Sarni seorang pengusaha Soto dan Sop Daging Lek Min membagikan ceritanya bagaimana bisa mandiri, mampu meningkatkan kondisi sosial ekonominya setelah sebelumnya mendapat bantuan melalui PKH.
“Awal bikin usaha 2015, terus tahun 2016 dapat bantuan PKH. Alhamdulillah sekarang sudah bisa mandiri, selama proses ini juga dapat pendampingan dan dana stimulan untuk mengembangkan usaha. Harapannya makin banyak yang lepas dari PKH jadi bisa mandiri dan ekonominya semakin baik,” tuturnya. (Jul)