Komunitas Ngabean Peduli Taman Parkir
Untuk menjaga dan meningkatkan daya tarik wisata perlu menampilkan ciri khas budaya dengan didukung penampilan wajah dan citra kota yang menarik. Makanya setelah 11 bibit pohon Tanjung ditanam oleh Komunitas Merapi, Komunitas Rumah Kreatif dan Hotel Mawar Asri untuk merindangkan Taman Parkir Ngabean Yogyakarta, kini giliran 6 komunitas yang ada di Kecamatan Ngampilan akan menata dan mengefektifkan tempat parkir seluas 9.000 meter persegi yang sudah dibangun sejak enam tahun silam tersebut.
Hal itu mengemuka dalam pertemuan 6 komunitas di Ngampilan dengan Wakil Walikota Yogyakarta dan Muspika Ngampilan di halaman Taman Parkir Ngaben, sehabis shalat Tarawih, Jum’at (3/9). Salah satu point penting dalam pertemuan itu tentang penataan kawasan Taman Parkir Wisata Ngabean Yogyakarta yang saat ini semakin tampak semrawut.
Paguyuban Ngabean, Kelompok Pedagang Onderdil Sepeda, Pedagang Makanan Ngabean, Kampung Plus, PHBI, tukang becak, bertekad agar rencana pengoperasian kereta wisata Keraton Yogyakarta pada tahun 2011 bisa berjalan lancar. “Di samping itu, agar wisatawan juga tertarik untuk memarkir kendaraan di Taman Parkir Ngabean,” jelas Ketua Paguyuban Ngabean Fuad, didampingi Maryono (Becak), Wagiman (KPOS), Mangansi (Padamapan) dan Joni Wijayanto (PHBI).
Sebagaimana dikatakan Camat Ngampilan Darajat, SSos, konsep dasar enam komunitas tersebut adalah menjadikan Alun-alun Utara sebagai kawasan yang terminimalisir dari parkir kendaraan bermotor dan mengintegrasikan obyek wisata Keraton Yogyakarta dengan kawasan lain. “Di samping juga untuk mengembangkan potensi ekonomi di wilayah Ngampilan,” kata Darajat.
Wakil Walikota Yogyakarta mengatakan, penambahan fasilitas di Ngabean ini nantinya akan mengubah konsep wisata yang selama ini terpusat di keraton. “Dan dapat menjadi pusat ekonomi baru karena bisa dipenuhi para pedagang lokal. Nantinya ditargetkan pengunjung bisa masuk ke kampung-kampung untuk merambah usaha kerajinan atau kuliner di wilayah Ngampilan,” jelas Drs H Haryadi Suyuti.
Wawali Yogyakarta yang memberi dana operasional komunitas sebesar Rp 1 juta, mengharapkan kepada 6 komunitas untuk bisa membuat satu paguyuban yang nantinya bisa memberikan informasi tentang fasilitas yang ada di Taman Parkir Wisata Ngabean kepada masyarakat yang membutuhkan. “Tak kalah menariknya bisa menampilkan wajah baru baik dari segi penataan taman, los maupun kios. Adanya tampilan baru ini semoga bisa memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan yang datang ke Yogyakarta,” ujar Haryadi Suyuti yang didaulat menjadi penasihat.
Haryadi Suyuti menambahkan, tingkat kesediaan dan aksesibilitas sarana dan prasarana publik yang mantap di semua sektor perlu ditingkatkan dalam rangka peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Nantinya, di areal Taman Parkir Wisata Ngabean Yogyakarta setiap Minggu sore pukul 15.30-17.30 WIB, Joyo Plus Community dan Joyo Plus Band pimpinan Panut akan menghadirkan band pelestari lokal. “Kami turut serta nguri-uri tembang Koes Bersaudara atau Koes Plus sekaligus berolah raga Poco-Poco. Mudah-mudahan kegiatan ini mendapat dukungan dari semua pihak,” jelas Panut Widyatmoko dari Kampung Plus.
Hal itu mengemuka dalam pertemuan 6 komunitas di Ngampilan dengan Wakil Walikota Yogyakarta dan Muspika Ngampilan di halaman Taman Parkir Ngaben, sehabis shalat Tarawih, Jum’at (3/9). Salah satu point penting dalam pertemuan itu tentang penataan kawasan Taman Parkir Wisata Ngabean Yogyakarta yang saat ini semakin tampak semrawut.
Paguyuban Ngabean, Kelompok Pedagang Onderdil Sepeda, Pedagang Makanan Ngabean, Kampung Plus, PHBI, tukang becak, bertekad agar rencana pengoperasian kereta wisata Keraton Yogyakarta pada tahun 2011 bisa berjalan lancar. “Di samping itu, agar wisatawan juga tertarik untuk memarkir kendaraan di Taman Parkir Ngabean,” jelas Ketua Paguyuban Ngabean Fuad, didampingi Maryono (Becak), Wagiman (KPOS), Mangansi (Padamapan) dan Joni Wijayanto (PHBI).
Sebagaimana dikatakan Camat Ngampilan Darajat, SSos, konsep dasar enam komunitas tersebut adalah menjadikan Alun-alun Utara sebagai kawasan yang terminimalisir dari parkir kendaraan bermotor dan mengintegrasikan obyek wisata Keraton Yogyakarta dengan kawasan lain. “Di samping juga untuk mengembangkan potensi ekonomi di wilayah Ngampilan,” kata Darajat.
Wakil Walikota Yogyakarta mengatakan, penambahan fasilitas di Ngabean ini nantinya akan mengubah konsep wisata yang selama ini terpusat di keraton. “Dan dapat menjadi pusat ekonomi baru karena bisa dipenuhi para pedagang lokal. Nantinya ditargetkan pengunjung bisa masuk ke kampung-kampung untuk merambah usaha kerajinan atau kuliner di wilayah Ngampilan,” jelas Drs H Haryadi Suyuti.
Wawali Yogyakarta yang memberi dana operasional komunitas sebesar Rp 1 juta, mengharapkan kepada 6 komunitas untuk bisa membuat satu paguyuban yang nantinya bisa memberikan informasi tentang fasilitas yang ada di Taman Parkir Wisata Ngabean kepada masyarakat yang membutuhkan. “Tak kalah menariknya bisa menampilkan wajah baru baik dari segi penataan taman, los maupun kios. Adanya tampilan baru ini semoga bisa memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan yang datang ke Yogyakarta,” ujar Haryadi Suyuti yang didaulat menjadi penasihat.
Haryadi Suyuti menambahkan, tingkat kesediaan dan aksesibilitas sarana dan prasarana publik yang mantap di semua sektor perlu ditingkatkan dalam rangka peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Nantinya, di areal Taman Parkir Wisata Ngabean Yogyakarta setiap Minggu sore pukul 15.30-17.30 WIB, Joyo Plus Community dan Joyo Plus Band pimpinan Panut akan menghadirkan band pelestari lokal. “Kami turut serta nguri-uri tembang Koes Bersaudara atau Koes Plus sekaligus berolah raga Poco-Poco. Mudah-mudahan kegiatan ini mendapat dukungan dari semua pihak,” jelas Panut Widyatmoko dari Kampung Plus.