GAPOKTAN WIDOROKANDANG SILANGKAN RATUSAN ANGGREK
Gabungan Kelompok Tani atau yang lebih sering disebut Gapoktan Widoro Kandang yang bergerak budidaya dan penyilangan anggrek maju ketingkat nasional. Kelompok tani anggrek yang digawangi Sumiyati ini dimulai sejak Tahun 1976. Berawal dari hobbi, kini wanita yang aktif di Kelompok tani ini memulai usahanya didunia anggrek.
Dikatakan Sumiyati yang sekaligus Ketua Kelompok Wanita Tani Anggrek2, disela-sela penilaian Lomba Gapoktan Holtikultura tingkat nasional di Gapoktan Widorokandang, Jum’at (17/10), pertamakali menggeluti bidang ini banyak kegagalan, namun karena hobbi tidak menyurutkan niatnya untuk terus mengembangkan bunga mahal ini. `Dulu sempat pesimis untuk bertani tanaman yang memerlukan banyak perawatan ini, namun karena ketekunan, sekarang tidak hanya bertani Anggrek, namun juga melakukan persilangan dan hasilnya dapat dirasakan dan dinikmati pecinta anggrek,` tuturnya.
Tanaman anggrek yang ada dikebun widorokandang ini ada sekitar empat puluhan jenis, akan tetapi untuk anggrek yang disilangkan mencapai angka ratusan. Budidaya Anggrek yang terletak di jalan Miliran No 10 Kelurahan Muja-muju ini, selain koleksi tanaman anggrek langka juga mensilangkan dengan jenis anggrek-anggrek langka lainnya.
Menurut Aminudin Azis dari Direktorat Jendral Holtikultura Pusat yang sekaligus ketua Tim Penilai mengatakan, Penilaian untuk tahun ini, di DIY ada dua penilaian yakni Asosiasi Tanaman Hias di daerah Sleman, serta Gapoktan Tani Makmur di kecamatan Umbulharjo, yang diwakili Petani Anggrek Widorokandang. Ditambahkan Azis, diseluruh Indonesia yang mengajukan untuk penilaian dibidang tanaman hias ini ada 8 Propinsi termasuk DIY. Dari 8 Propinsi tersebut, ada beberapa kategori penilaian, diantaranya Champion, Gapoktan, Asosiasi, serta pengusaha. Penilaian ini berdasar prestasi terhadap pengembangan usaha, bagaimana mereka melakukan kiprahnya terkait dengan pengembangan ekonomi masyarakat, sehingga penekannya bagaimana dan sejauhmana kerjasamanya dengan gapoktan yang lain. ` Selain kiprahnya dibidang Gapoktan, kami juga menilai petani ini sebagai pionir diwilayahnya, sehingga memotivasi masyaraka yang lain. Kami terjun langsung dilapangan guna melihat secara ditail apakah betul yang diajukan oleh Dinas Pertanian Propinsi,` katanya. Azis Menjelaskan, selain Gapoktan tanaman hias pihakya yang terdiri dari 7 orang tim penilai juga akan menilai Gapoktan Sayuran dan buah, Holtikultura serta Peternakan.
Sementara itu menurut Aryo Wisnutomo, pengelola sekaligus penyilang Anggrek, untuk memasarkan hasil anggrek silangannya pihaknya melakukan pameran di tingkat lokal maupun antar daerah. Dari mulai tahun 2003 Wisnu telah menyilangkan lebih kurang 440 jenis anggrek. Dijelaskan, tingkat kesulitan dan kegagalan anggrek yang disilangkan tergantung dari Vertilitas dari tanaman Anggrek tersebut. `Masing-masing Tanaman anggrek ada yang mudah, ada yang susah, apabila sudah lama disilang-silangkan, menjadikan anggrek steril, jadi agak susah disilangkan, namun apabila kita masukkan spesies dari hutan, hasilnya akan lebih subur dan mudah disilangkan,` paparnya.
Dalam melayani konsumennya, Wisnu mengaku dalam setiap pameran dia menjual dalam bentuk botolan anggrek yang teah disilangkan, guna meyakinkan pecinta anggrek, Wisnu membawa Foto Indukan. `Kita melayani konsumen anggrek yang kita silangkan umur sekitar satu setengah tahun, namun apabila ada yang menginginkan anggrek yang sudah siap berbunga tetap kita layani,` jelasnya.