Gelar Seni Budaya Suryodiningratan Tampilkan Dalang Perempuan
MANTRIJERON - Dalam upaya melestarikan kebudayaan Jawa Kelurahan Suryodiningratan, Kemantren Mantrijeron menyelenggarakan Pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk, Gelar Seni Budaya Suryodiningratan dengan lakon “Partakrama” pada hari Kamis (15/12) di Lapangan Minggiran Yogyakarta.
Beda dari biasanya gelaran wayang yang didominasi laki-laki, kali ini sajian wayang kulit gelar seni budaya Suryodiningratan dengan dalang perempuan yakni Elisha Orcarus Allasso.
Lurah Kelurahan Suryodiningratan Riyan Wulandari mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk membuktikan potensi kesenian budaya jawa di lingkungan Kelurahan Suryodiningratan masih banyak ditemui dengan kearifan lokalnya.
Sehingga semua yang mengisi acara pun dari warga Suryodiningratan. ''Ini merupakan bentuk syukur kami, bahwa pandemi sudah berangsur menurun. Selain memperlihatkan seni budaya dengan kearifan lokal yang ada, kegiatan ini diharapkan dapat mempererat dan meningkatkan solidaritas warganya agar semakin tinggi," jelas Wulandari saat ditemui.
Selain memberikan gelaran budaya, kegiatan ini juga diharapkan dapat membantu UMKM di wilayah Suryodiningratan untuk bangkit. "Semoga UMKM di Kelurahan Suryodiningratan bangkit dan memotivasi mereka agar semangat dalam meningkatkan penjualan mereka," katanya.
Sementara itu, kegiatan ini dihadiri oleh Penjabat Walikota Yogyakarta Sumadi. Ia mengatakan, kegiatan ini perlu di contoh oleh kelurahan lain di Kota Yogyakarta sebagai salah satu bentuk upaya pelestarian budaya Jawa. Terutama dalam menemukan potensi-potensi yang ada di wilayahnya.
"Gelaran wayang ini sangat luar biasa. Terutama ada sinden yang juga bisa dalang wayang. Semoga Kelurahan Suryodiningratan menjadi mandiri budaya" ujar Sumadi.
Perlu diketahui pada 7 November 2003 lalu, Wayang sudah diakui oleh UNESCO sebagai identitas budaya dan menjadi ikon budaya bangsa Indonesia.
Oleh karenanya, di tengah arus modernisasi Kota Yogyakarta masih melestarikan keberagaman budaya nusantara salah satunya adalah pertunjukan Wayang Kulit.
Adanya pertunjukan wayang selalu membawa nilai-nilai filosofis, religius, dan pesan moral. Sehingga wayang hingga saat ini masih dipertahankan dan menjadi ikon budaya nusantara.
"Saya berharap melalui pagelaran wayang kulit pada malam hari ini, kita dapat memetik nilai-nilai positif dari lakon ‘Partakrama”. Selain itu, bersama-sama untuk ikut melestarikan budaya. Tidak hanya wayang, pelestarian budaya melalui tari, musik, dan seni juga bisa dilakukan," ujarnya.
Sumadi juga berharap, kegiatan ini dapat menjadi semangat motivasi bagi dunia seni pada umumnya dan kalangan seniman khususnya pedalangan, untuk terus berkarya dan mengembangkan seni pedalangan. "Mari ikut nguri-uri budaya Jawa. Semoga ke depannya budaya Jawa terus dilestarikan terutama kepada anak cucu kita," jelasnya. (Hes)