Sektor Pariwisata Kota Yogya Dorong Pertumbuhan Ekonomi DIY
Umbulharjo – Diperkirakan ada sekitar 4,1 juta orang yang akan masuk ke DIY saat momen Natal dan Tahun Baru. Maka dari itu, segenap pemangku kepentingan di semua sektor kiranya harus siap siaga menghadapi kebutuhan dalam kurun waktu tersebut, termasuk juga kebutuhan bahan pokok.
Hal tersebut disampaikan Penjabat (Pj) Walikota Yogyakarta Sumadi, dalam Rapat Pleno Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), pada Selasa (20/12) di Ruang Yudistira Balai Kota. Dalam arahannya Sumadi mengatakan, tugas dan fungsi TPID harus dioptimalkan, terutama dalam menjaga stabilitas harga barang dan jasa, meningkatkan ketersediaan pasokan, serta kelancaran distribusi kebutuhan strategis di Kota Yogya.
“Menjelang libur Natal dan Tahun Baru ini, kegiatan pengendalian dan pengawasan harga dan stok kebutuhan pokok masyarakat harus ditingkatkan. Kami juga mohon kerjasama kepada Bulog dan Pertamina dalam pemantauan stok dan pelaksanaan operasi pasar serta memastikan ketersediaan energi seperti BBM, BBG, LPG, dan listrik,” ujarnya.
Sumadi juga menyampaikan, melalui Rapat Pleno TPID bisa meningkatkan pemahaman bersama terkait pentingnya pengendalian inflasi di Kota Yogya. Dengan mengevaluasi program kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2022, dan merumuskan strategi dan kebijakan dalam upaya pengendalian inflasi untuk tahun yang akan datang.
“Pada kegiatan kali ini diharapkan dapat menciptakan agenda dan program unggulan dalam rangka pengendalian inflasi di Kota Yogya di tahun 2023. Sehingga kita tidak tergagap -gapap dan sudah punya skema serta cara untuk mengatasinya. Kita juga sudah melakukan MOU dengan Pemerintah Kabupaten Sleman dan sudah sepakat untuk siap membantu Kota Yogya saat membutuhkan pasokan beras dan cabai,” tambahnya.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Yogyakarta, Kadri Renggono memaparkan, perkembangan infllasi Kota Yogya di tahun 2022 peningkatan mulai terjadi di bulan April. Terus meningkat sampai September akibat kenaikan harga BBM, kemudian mulai Oktober hingga November terjadi penurunan.
“Sejauh ini hampir semua program TPID Kota Yogyakarta tahun 2022 telah berhasil dilaksanakan meskipun ada beberapa sedikit catatan pada aspek penganggaran. Berdasarkan kebijakan pengendalian inflasi daerah dituangkan dalam Keputusan Walikota Nomor 169 Tahun 2022 Tentang Peta Jalan Pengendalian Inflasi tahun 2022-2024, dengan mengacu pada empat startegi utama yaitu keterjangkauan harga, ketersedian pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif,” paparnya.
Sementara itu Perwakilan Bank Indonesia DIY, Rifat Pasha menyatakan terkendalinya kasus Covid-19 dan pelonggaran mobilitas mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi DIY pada Triwulan II dan II sebesar 5,28 dan 5,82 dibandingkan dengan Triwulan I di tahun 2022 yang hanya mencapai angka 2,91.
“Pertumbuhan ekonomi DIY tidak lepas dari peran Kota Yogyakarta kaitannya dengan peningkatan arus wisatawan serta intensifnya kegiatan Meetings, Incentives, Conferences and Exhibitions tourism atau MICE. Meningkatnya mobilitas dan lapangan usaha terkait kepariwisataan pada dasarnya juga mendorong perbaikan penghasilan dan konsumsi Rumah Tangga,” ungkapnya. (Jul)