REWARD BAGI PENDERITA TBC SEMBUH
Pemkot Yogyakarta melalui Dinas Kesehatan memberikan reward 50 juta rupiah kepada 100 orang penderita TBC sembuh dan 100 orang pendamping minum obatnya. Kepada mantan penderita TBC yang sudah tekun berobat hingga sembuh tersebut reward yang diberikan berupa uang tunai masing-masing 300 ribu rupiah dan kepada pendamping minum obatnya diberikan reward berupa uang tunai sebesar 200 ribu rupiah. Pemberian reward disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Dr. Choirul Anwar, M.Kes di Ruang Utama Atas Balaikota, Selasa (19/10).
Hal ini dijelaskan oleh Kabid P2PL Dinkes Kota Yogyakarta Dr. Fita Yulia Kisworini,M.Kes. Pemberian penghargaan ini dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan motivasi penderita TBC yang selama 6 bulan harus minum obat terus menerus. Bahkan kadang disertai efek samping berupa mual, muntah dan pusing sehingga ada penderita yang menghentikan sendiri minum obatnya. Penghentian obat sendiri oleh penderita dapat berakibat kebalnya penderita TBC terhadap obat anti tuberkulosis yang sudah diminumnya. Penderita seperti ini berpotensi menularkan kuman TBC kepada orang sehat. Apabila orang sehat ini menjadi sakit TBC, maka akan sulit diobati karena kuman sudah kebal terhadap obat yang ada. Di Kota Yogyakarta angka penemuan penderita baru sejak tahun 2004 sampai 2010 mengalami peningkatan dari 47%
menjadi 70% tetapi kesembuhannya baru mencapai 78-79%. Pemberian reward ini merupakan salah satu upaya untuk mencapai angka kesembuhan.
Menurut Choirul, TBC merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia karena kuman TB telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia. Di Kota Yogyakarta penanggulangan TB paru menjadi prioritas kedua setelah demam berdarah dengue (DBD). Karena penemuan kasusnya cukup besar yang mencapai 1694 penderita sampai dengan bulan September tahun 2010. Penderita tersebut meliputi TB BTA positif (menular), TB BTA negatif, TB diluar paru, dan penderita kambuh. Upaya pengendalian TB ini dilakukan dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment and Shortcourse) pengobatan jangka pendek dengan pengawasan langsung yang memerlukan waktu 6 bulan.
Choirul berharap para mantan penderita TB paru dan para PMO dapat berperan aktif dalam penanggulangan TBC di Kota Yogyakarta. Apabila masyarakat menemukan penderita batuk-batuk lebih dari 2 minggu agar segera mendorong mereka untuk periksa ke pelayanan kesehatan. Masyarakat juga dapat menjadi PMO bagi penderita baru agar sembuh. (ism)
Hal ini dijelaskan oleh Kabid P2PL Dinkes Kota Yogyakarta Dr. Fita Yulia Kisworini,M.Kes. Pemberian penghargaan ini dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan motivasi penderita TBC yang selama 6 bulan harus minum obat terus menerus. Bahkan kadang disertai efek samping berupa mual, muntah dan pusing sehingga ada penderita yang menghentikan sendiri minum obatnya. Penghentian obat sendiri oleh penderita dapat berakibat kebalnya penderita TBC terhadap obat anti tuberkulosis yang sudah diminumnya. Penderita seperti ini berpotensi menularkan kuman TBC kepada orang sehat. Apabila orang sehat ini menjadi sakit TBC, maka akan sulit diobati karena kuman sudah kebal terhadap obat yang ada. Di Kota Yogyakarta angka penemuan penderita baru sejak tahun 2004 sampai 2010 mengalami peningkatan dari 47%
menjadi 70% tetapi kesembuhannya baru mencapai 78-79%. Pemberian reward ini merupakan salah satu upaya untuk mencapai angka kesembuhan.
Menurut Choirul, TBC merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia karena kuman TB telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia. Di Kota Yogyakarta penanggulangan TB paru menjadi prioritas kedua setelah demam berdarah dengue (DBD). Karena penemuan kasusnya cukup besar yang mencapai 1694 penderita sampai dengan bulan September tahun 2010. Penderita tersebut meliputi TB BTA positif (menular), TB BTA negatif, TB diluar paru, dan penderita kambuh. Upaya pengendalian TB ini dilakukan dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment and Shortcourse) pengobatan jangka pendek dengan pengawasan langsung yang memerlukan waktu 6 bulan.
Choirul berharap para mantan penderita TB paru dan para PMO dapat berperan aktif dalam penanggulangan TBC di Kota Yogyakarta. Apabila masyarakat menemukan penderita batuk-batuk lebih dari 2 minggu agar segera mendorong mereka untuk periksa ke pelayanan kesehatan. Masyarakat juga dapat menjadi PMO bagi penderita baru agar sembuh. (ism)