JOGJA AMAN DAN LAYAK UNTUK DIKUNJUNGI

Walikota Yogyakarta Herry Zudianto secara khusus menggelar jumpa pers tentang keadaan wilayah Kota Yogyakarta terkait erupsi Merapi. Selasa siang (2/11) di kantornya Walikota menyatakan bahwa wilayah Kota Yogyakarta relative aman dan sangat layak untuk dikunjungi. “Jogja aman dan layak untuk dikunjungi,” ujarnya..

Dari pemberitaan berbagai media yang terlalu berlebihan dari akibat erupsi Merapi, dinilai telah merugikan citra pariwisata di Kota Yogyakarta. Meski demikian menurut Ketua BP2KY (Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta) Deddy Pranowo Eryono hingga saat ini masih ada beberapa kota dari berbagai Negara yang tetap akan mengunjungi Kota Yogyakarta.

Deddy mendesak Pemkot untuk segera mengeluarkan surat bahwa Kota Yogyakarta layak untuk dikunjungi. Wisatawan diharapkan tidak ragu untuk datang ke Yogyakarta karena pemberitaan Erupsi Merapi yang terlalu lebay. Karena bahaya erupsi Merapi hanya dalam radius tertentu, “Saya harap ada pelurusan berita dari teman-teman media.”

Walikota juga mengatakan pihaknya akan mengambil langkah serius untuk hal ini. Hari ini juga pihaknya akan mengeluarkan surat rekomendasi resmi bahwa Kota Yogyakarta dinyatakan aman dan layak untuk dikunjungi. Kami akan melakukan langkah-langkah agar citra pariwisata Jogja terus kembali membaik. “Pariwisata must go on,” tegas Walikota.

Ditegaskan juga oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Suyana, pihaknya telah melakukan uji parameter udara di beberapa lokasi, diantaranya perempatan pingit, perempatan samsat, perempatan Wirobrajan, perempatan Abubakar Ali, dan kawasan nol kilometer.Dari pengukuran beberapa tempat tersebut menunjukkan abu vulkanik masih jauh di ambang batas normal 0,34 ppm.

“Hasil pengukuran semua dibawah ambang batas, di perempatan pingit 0,12 ppm atau sepertiga dari maksimal ambang batas yang diperbolehkan.  Sedangkan air sumur di wilayah kricak sudah diperbandingkan antara sumur terbuka dan tertutup, debu vulkanik semua masih diambang batas 400 mg/lt.”

Wakil Walikota Haryadi Suyuti menambahkan, Kota Yogyakarta merupakan kota yang mengedepankan pariwisata sebagai basis kekuatan ekonominya. Saat ini Jogja dalam keadaan sangat layak untuk mendapat kunjungan wisata. Menurut Haryadi semua infrastruktur di Kota Yogyakarta berjalan dengan normal dan tidak ada gangguan samasekali.

Dijelaskan Haryadi, jarak antara Merapi ke Kota Jogja sekitar 30 km, sedang batas bahaya dari dampak letusan berupa lava panas yang ditetapkan hanya 15 km. Pada erupsi tanggal 30 dinihari karena arah angin ke selatan sempat membuat jogja hujan abu. Untuk itu kami langsung mengambil tindakan dengan menyediakan 200 ribu masker di wilayah kelurahan. Masker tersebut dapat menjangkau 50% penduduk Kota Yogyakarta. Hingga saat ini ketersediaan masker masih cukup. Dan masih ada ketersediaan 100 ribu masker lagi di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.

Untuk pembersihan debu pihaknya juga sudah melakukan penyiraman di beberapa titik kota. Pada jalan protocol kota juga dilakukan penyapuan dan pembersihan, hingga pukul 9 tadi warga Malioboro bersama-sama melakukan pembersihan. Pembersihan akan terus dilakukan hingga suasana kota tidak kotor.

Pihaknya juga menghimbau kepada pedagang Malioboro untuk menutup dagangannya agar tidak terpapar debu. Untuk wisatawan Haryadi menegaskan bahwa Kota Yogyakarta layak untuk dikunjungi sebagai Kota Pariwisata. Kota Yogyakarta tidak menyeramkan, ujarnya.

Haryadi menambahkan Pemkot Yogyakarta telah membantu para pengungsi korban Merapi berupa prasarana dasar seperti MCK dan ketersediaan air bersih.

Sementara Wakil Ketua PHRI (Persatuan Hotel Dan Restoran Indonesia) Hermantoni, mengatakan akibat pemberitaan berlebih terhadap erupsi merapi, dari 11 hotel bintang ada pembatalan kamar sebesar 10 persen. Beberapa tamu membatalkan kamar karena berita erupsi Merapi. Saat ini Jogja sudah bebas abu. Kami berharap kepada teman-teman pers agar pemberitaan erupsi merapi dikemas supaya tidak merugikan citra pariwisata kota Yogyakarta. (isma).