RIBUAN WARGA JOGJA HADIRI KENDURI JOGJA,JOGJAKU AMAN DAN NYAMAN AYO KE JOGJA
Ribuan warga Yogyakarta dari berbagai elemen masyarakat, Minggu pagi (05/12) memadati ruas jalan disepanjang Malioboro dan nol kilometer hingga Alun-alun Utara Kraton Yogyakarta. Ditangan mereka ada bendera kecil bertuliskan Ayo ke Jogja. Warga juga meneriakkan yel yel ajakan berkunjung ke Yogyakarta. Warga Yogyakarta memang pagi itu sengaja datang untuk menyuarakan ajakan kepada masyarakat dunia bahwa Yogyakarta sudah aman dan nyaman dikunjungi. Warga Yogyakarta juga mengajak wisatawan untuk kembali datang mengunjungi Yogyakarta. Acara yang digelar oleh Pemerintah Kota Yogyakarta bersama komponen masyarakat Jogja ini diberinama "Kenduri Jogja", Ayo ke Jogja.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya mengatakan Kenduri Jogja merupakan sebuah acara renungan kepada Tuhan yang didasari kesabaran, keikhlasan, untuk memohon petunjuk Tuhan dalam menapaki masa depan. Gubernur menambahkan , meletusnya gunung Merapi sudah terjadi dan tidak perlu disesali. Sri Sultan mengajak warga Yogyakarta untuk mantap menatap masa depan dan terus membangun kebersamaan diantara masyarakat dalam membangun Yogyakarta. "Kebersamaan adalah modal sosial untuk bisa bangkit dari keterpurukan dan menatap masa depan. Terus kabarkan kepada dunia bahwa Yogyakarta tetap aman dan nyaman dikunjungi," ujar Sultan.
Sementara itu Walikota Yogyakarta, H. Herry Zudianto mengajak seluruh masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya untuk menyuarakan kepada masyarakat dunia bahwa Yogyakarta sudah aman dan nyaman untuk dikunjungi. Herry menegaskan bahwa Yogyakarta adalah milik kita semua untuk kita berkewajiban untuk menyampaikan kepada seluruh dunia bahwa sekarang ini, Yogyakarta sudah aman dan nyaman bagi siapa saja. " Ayo jangan takut datang dan kunjungi Yogyakarta. Mari kita tunjukan kepada masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia bahwa Yogyakarta sudah layak untuk dikunjungi ," ujar Walikota. Acara Kenduri Jogja yang diadakan di Nol Kilometer Jogja ini , tambah Walikota, merupakan bukti bagi para wisatawan bahwa Yogyakarta sudah aman bagi siapa saja.
Letusan gunung Merapi beberapa waktu lalu berimbas pada turunnya kunjungan wiasta ke Yogyakarta. Namun pasca penurunan status Merapi kunjungan wisata ke Yogyakarta kembali bergeliat. Bahkan menurut Manajer Promosi Purawiasata Nizar Fachri dalam seminggu terakhir jumlah pengunjung ke Pura wisata mulai meningkat. Begitu pula beberapa hotekl dan restoran di Yogyakarta sudah mulai ramai disinggahi para wisatawan.
Warga masyarakat Yogyakarta yang datang mengahdiri Kenduri Jogja, membawa nasi tumpeng yang menjadi simbol utama acara kenduri ini. Kenduri Jogja bertambah kidmat dengan hadirnya sebuah tumpeng besar dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat setinggi satu meter yang diberi nama Tumpeng Megana dan diarak bregodo (prajurit Keraton) Mantrijero. Nasi tumpeng yang dilengkapi dengan tujuh buah ingkung dan tujuh macam sayuran serta lauk yang dimaknai agar masyarakat selalu diberi pertolongan dan petunjuk oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Usai menyampaikan amanat dan deklarasi Ayo ke Jogja, Gubernur DIY Sri Sultan melakukan pemotongan tumpeng dan potongan tumpeng ini diberikan kepada Walikota Yogyakarta dan kepada semua elemen pendukung pariwisata Yogyakarta. Masyarakat Yogyakarta kemudian secra bersama - sama menyantap ribuan tumpeng yang dibawa oleh masyarakat sendiri. Ada pula yang membawa pulang untuk sanak keluarga di rumah.
Sebelumnya dilakukan doa bersama yang dihadiri oleh lima perwakilan agama yang ada di Yogyakarta. Acara Kenduri Jogja untuk mengajak berkunjung ke Jogja dihadiri Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Walikota dan Wakil Walikota Yogyakarta, Ketua DPRD Kota Yogyakarta dan anggota, pejabat di lingkungan Pemerintah DIY dan Pemkot Yogyakarta, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, insan pariwisata, warga Yogyakarta, pelajar dan mahasiswa, seniman, budayawan, perwakilan masyarakat diluar DIY, para wisatawan dalam dan luar negeri. Sebelumnya diadakan senam jogja bangkit oleh warga Jogja. Kenduri Jogja juga dimeriahkan dengan musik yang dimainkan lansung oleh seniman dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. (@mix)