Gajahwong Meluap, Kelurahan Warungboto Bagikan Kentongan
Wilayah Kelurahan Warungboto yang dilalui Kali Gajahwong tak luput dari banjir akibat hujan deras yang melanda Kota Yogyakarta beberapa waktu lalu. Hal itu mengakibatkan rumah warga yang berada di bantaran sungai tergenang hingga hampir 1 meter.
Menyikapi kejadian tersebut Lurah warungboto segera membagikan kentongan kepada warga di sepanjang bataran Kali Gajahwong. Selain bantuan berupa kentongan, posko induk tanggap bencana Pemkot Yogyakarta juga membagikan bantuan berupa karung, linggis dan sekop.
Menurut Lurah Warungboto, Sugiyono wilayah Warungboto yang dilewati Sungai Gajahwong, terdiri dari 3 RT yaitu RT 30, 34, dan 38. Daerah tersebut masuk dalam Ring I yang tergenang air pada kejadian banjir beberapa waktu yang lalu. Akibat banjir tersebut beberapa sarana dan prasarana sempat mengalami kerusakan. Jalan kampung rusak, tiang listrik PJU hanyut terbawa arus air, talud sepanjang 50 meter ambrol, MCK umum rusak, sedang pagar serta halaman masjid yang berada tepat di pinggir sungai tersebut mengalami ambrol. Untuk mengatisipasi kejadian terulang membagikan kentongan yang merupakan alat komikasi tradisional sebagai sarana komunikasi peringatan dini.
“Dengan harga yang relatif murah dan bunyi yang sudah akrab di telinga warga akan mudah mengambil langkah apabila terjadi banjir,” ujar Sugiyono. Menurutnya warga juga berharap untuk segera dibuat talud atau bronjong mengingat air yang masuk kerumah berasal dari daerah yang belum di talud. (ism)
Menyikapi kejadian tersebut Lurah warungboto segera membagikan kentongan kepada warga di sepanjang bataran Kali Gajahwong. Selain bantuan berupa kentongan, posko induk tanggap bencana Pemkot Yogyakarta juga membagikan bantuan berupa karung, linggis dan sekop.
Menurut Lurah Warungboto, Sugiyono wilayah Warungboto yang dilewati Sungai Gajahwong, terdiri dari 3 RT yaitu RT 30, 34, dan 38. Daerah tersebut masuk dalam Ring I yang tergenang air pada kejadian banjir beberapa waktu yang lalu. Akibat banjir tersebut beberapa sarana dan prasarana sempat mengalami kerusakan. Jalan kampung rusak, tiang listrik PJU hanyut terbawa arus air, talud sepanjang 50 meter ambrol, MCK umum rusak, sedang pagar serta halaman masjid yang berada tepat di pinggir sungai tersebut mengalami ambrol. Untuk mengatisipasi kejadian terulang membagikan kentongan yang merupakan alat komikasi tradisional sebagai sarana komunikasi peringatan dini.
“Dengan harga yang relatif murah dan bunyi yang sudah akrab di telinga warga akan mudah mengambil langkah apabila terjadi banjir,” ujar Sugiyono. Menurutnya warga juga berharap untuk segera dibuat talud atau bronjong mengingat air yang masuk kerumah berasal dari daerah yang belum di talud. (ism)