Pemkot Dukung Rencana Pembangunan Tetenger Jatuhnya Pesawat Cukiu 1946 di Gowongan
Jetis - Penjabat (Pj) Walikota Yogyakarta Sumadi bersama dengan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Indan Gilang Buldansyah dan Kepala Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Kolonel Sus Yuto Nugroho mengunjungi Rumah Pengasuhan Anak Wiloso Projo, Gowongan Yogyakarta, Jumat (3/2).
Kunjungan tersebut dalam rangka silaturahmi dan meminta izin kepada Pemerintah Kota Yogyakarta dan Kepala UPT Rumah Pengasuhan Anak Wiloso Projo untuk ke depannya akan dibangun tetenger sebagai penanda jatuhnya Pesawat Cukiu yang diterbangkan Husein Sastranegara pada tahun 1946.
"Selain bersilaturahmi, kunjungan ke Panti Wiloso Projo juga dimaksudkan untuk melihat lokasi jatuhnya pesawat dan meminta izin membangun museum untuk mengenang sejarah yang ada di Kota Yogyakarta," ungkap Kepala Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Kolonel Sus Yuto Nugroho saat diwawancarai.
Untuk diketahui, Pesawat Cukiu yang diterbangkan oleh Husein Sastranegara pada tanggal 26 September 1946 ini dalam rangka test flight sebelum dipergunakan untuk mengantar Perdana Menteri Indonesia Sutan Syahrir.
Namun saat dilakukan test flight pesawat yang dikendarai Husein Sastranegara mengalami kerusakan mesin, terjatuh dan terbakar. Sehingga nama Husein Sastranegara kemudian diabadikan menjadi nama bandara di Bandung Jawa Barat.
Untuk lokasi jatuhnya Pesawat Cukiu ini setelah ditelusuri ternyata berada tepat di area tandon air di komplek UPT Rumah Pengasuhan Anak Wiloso Projo Yogyakarta.
Oleh sebab itu, sebagai penanda sejarah yang terjadi di Kota Yogyakarta maka akan dibuat tetenger sejarah jatuhnya Pesawat Cukiu yang diterbangkan oleh Husein Sastranegara di UPT Rumah Pengasuhan Anak Wiloso Projo, Gowongan Yogyakarta.
"Kami sudah lama menelusuri tempat kejadian jatuhnya Pesawat Cukiu ini. Harapannya semua bekerjasama dari pemerintah dan pihak panti. Sehingga manfaatnya dapat memberikan motivasi bagi generasi muda dalam meningkatkan semangat agar tahu sejarah bangsanya," ujarnya.
Penjabat Walikota Yogyakarta Sumadi mengungkapkan, sangat antusias dan ikut berbangga hati, selain Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan di dalamnya juga banyak ditemukan sejarah yang belum banyak orang ketahui.
Untuk itu, Pemerintah Kota Yogyakarta mendukung penuh pembuatan tetenger tersebut dan diharapkan tempat tersebut nantinya juga sebagai salah satu obyek wisata di Kampung Gowongan.
"Sangat mendukung apa yang sudah direncanakan. Pembuatan tetenger ini akan ditindaklanjuti terutama terkait dengan penanaman tetenger disana, sekaligus adanya rencana akan dijadikan obyek wisata baru untuk masyarakat sekitar," jelasnya.
Sementara itu, Kepala UPT Rumah Pengasuhan Anak Wiloso Projo Ari Arif Purnamawati mengungkapkan sangat menyambut baik terutama dalam mengingat sejarah dan mengenang perjuangan para pahlawan yang menjadikan Indonesia merdeka.
Ia berharap dengan dibangunnya museum tersebut, ke depannya anak cucu bisa mengetahui perjuangan para pahlawan dan menambah semangat untuk terus berjuang di era modern saat ini. "Semoga setelah adanya museum nanti akan banyak manfaatnya, terutama bagi masyarakat Kota Yogyakarta dan masyarakat sekitar UPT. RPA Wiloso Projo," katanya. (Hes)