Bincang Santai Friends of Museum
Masih ingatkah Anda dengan Pameran Celengan 23 Oktober-2 November 2010 lalu? Sudahkah Anda melihat celengan-celengen yang berajajar di sepanjang trotoar titik Nol km? Punyakah Anda sebuah celengan? Celengan merupakan suatu benda unik yang memiliki kekayaan nilai yang luar biasa, baik kekayaan nilai historis, pendidkan, maupun sosial.
Hal inilah yang melatarbelakangi digelarnya Pameran Celengan 2010 oleh Museum Anak Kolong Tangga. Upaya untuk menanamkan nilai berhemat dan kemanusiaan ternyata juga didukung oleh kegiatan seniman-seniman dari Universitas Kristen Duta Wacana yang kemudian menampilkan berbagai jenis celengan di sepanjang jalan km 0 yang juga digunakan sebagai sarana mengumpulkan donasi bagi korban letusan Gunung Merapi. Masih dalam upaya untuk memperkenalkan dan mentransfer positif dari seni celengan serta mengawali Tahun Kunjung Museum 2011, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta bekerja sama dengan Museum Anak Kolong Tangga, Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, dan BARAHMUS DIY menyelenggarakan kegiatan Bincang-bincang Santai dengan tema "Nyelengi siapa Takut?", Kegiatan ini diselenggarakan hari Kamis (16/12) bertempat di Ruang Seminar Taman Budaya Yogyakarta.
Kegiatan santai dan sarat nilai ini dipandu oleh Dimas Diajeng Yogyakarta ini, diikuti perwakilan siswa-siswa kelas V-VI SD dan kelas XII-XIII SMP serta Friends of Museum, untuk lebih mengenal dan menggali kekayaan nilai dari benda unik yang bernama celengan serta nilai dan fungsi dan museum sebagai agen pelestarian dan propaganda dari kekayaan budaya Yogyakarta pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Bincang-bincang ini dengan narasumber Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Dra. Yulia Rustiningsih, Bapak Rudi Corens (Kurator MuSeum Anak Kolong Tangga, Bapak KRT Thomas Haryonagoro (Kepala BARAHMUS DIY). Para peserta dapat bertanya, berkomentar, menggali, serta memberi saran tentang benda seni celengan maupun tentang museum. Kegiatan ini diakhiri dengan kunjungan dan workshop melukis celengan di Museum Anak Kolong Tangga. (byu)
Hal inilah yang melatarbelakangi digelarnya Pameran Celengan 2010 oleh Museum Anak Kolong Tangga. Upaya untuk menanamkan nilai berhemat dan kemanusiaan ternyata juga didukung oleh kegiatan seniman-seniman dari Universitas Kristen Duta Wacana yang kemudian menampilkan berbagai jenis celengan di sepanjang jalan km 0 yang juga digunakan sebagai sarana mengumpulkan donasi bagi korban letusan Gunung Merapi. Masih dalam upaya untuk memperkenalkan dan mentransfer positif dari seni celengan serta mengawali Tahun Kunjung Museum 2011, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta bekerja sama dengan Museum Anak Kolong Tangga, Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, dan BARAHMUS DIY menyelenggarakan kegiatan Bincang-bincang Santai dengan tema "Nyelengi siapa Takut?", Kegiatan ini diselenggarakan hari Kamis (16/12) bertempat di Ruang Seminar Taman Budaya Yogyakarta.
Kegiatan santai dan sarat nilai ini dipandu oleh Dimas Diajeng Yogyakarta ini, diikuti perwakilan siswa-siswa kelas V-VI SD dan kelas XII-XIII SMP serta Friends of Museum, untuk lebih mengenal dan menggali kekayaan nilai dari benda unik yang bernama celengan serta nilai dan fungsi dan museum sebagai agen pelestarian dan propaganda dari kekayaan budaya Yogyakarta pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Bincang-bincang ini dengan narasumber Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Dra. Yulia Rustiningsih, Bapak Rudi Corens (Kurator MuSeum Anak Kolong Tangga, Bapak KRT Thomas Haryonagoro (Kepala BARAHMUS DIY). Para peserta dapat bertanya, berkomentar, menggali, serta memberi saran tentang benda seni celengan maupun tentang museum. Kegiatan ini diakhiri dengan kunjungan dan workshop melukis celengan di Museum Anak Kolong Tangga. (byu)