Perpustakaan Kota Yogyakarta Menambah Ruang Baca Knock Down
Bertepatan dengan pergantian tahun menuju 2011, Perpustakaan Kota Yogyakarta berbenah diri dalam penataan ruang layanan. Hal ini dilakukan mengingat terus meningkatnya pengunjung perpustakaan dari tahun ke tahun, sementara luas ruang layanan belum bertambah. Sebagaimana tercatat dalam data statistik, pengunjung perpustakaan kota pada tahun 2010 ini mencapai rata-rata 250 orang/hari. Dengan demikian, perpustakaan kota berupaya untuk terus memberikan layanan yang terbaik bagi pemustaka dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada. Hal itu disampaikan Kasie Pengelolaan Perpustakaan Kantor Arsip dan Perpustakaan Kota Yogyakarta Afia Rosdiana, di ruang kerjanya Kamis (6/01).
Menurut Afia, di tahun 2010, lay out perpustakaan kota adalah sebagai berikut: lantai I digunakan sebagai ruang koleksi sirkulasi, ruang layanan sirkulasi, ruang baca, counter bank buku, dan wi-fi area. Lantai II digunakan sebagai ruang koleksi referensi, koleksi anak, koleksi terbitan berkala, layanan internet, ruang baca, dan ruang rapat/diskusi. Pengunjung dapat memanfaatkan layanan free hot-spot di ruang baca lantai I atau di Gazebo.
Menjelang 2011 dilakukan sedikit perubahan, lantai II gedung ini ditata sedemikian rupa sehingga lebih efisien dengan system knock down. Ruang anak menjadi lebih luas untuk membaca atau bermain, demikian pula ruang diskusi dan internetnya. Yang paling berbeda di sini adalah bahwa di lantai II sekarang ada wi-fi area. Ruang baca lantai I sendiri diperuntukkan khusus untuk ruang baca saja, sehingga pengunjung yang sedang membaca buku tidak terganggu oleh pengguna wi-fi area.
“Peningkatan kualitas layanan perpustakaan ini diharapkan dapat meningkatkan minat baca masyarakat yang pada akhirnya juga berdampak pada peningkatan kecerdasan bangsa,” jelasnya. (ism)
Menurut Afia, di tahun 2010, lay out perpustakaan kota adalah sebagai berikut: lantai I digunakan sebagai ruang koleksi sirkulasi, ruang layanan sirkulasi, ruang baca, counter bank buku, dan wi-fi area. Lantai II digunakan sebagai ruang koleksi referensi, koleksi anak, koleksi terbitan berkala, layanan internet, ruang baca, dan ruang rapat/diskusi. Pengunjung dapat memanfaatkan layanan free hot-spot di ruang baca lantai I atau di Gazebo.
Menjelang 2011 dilakukan sedikit perubahan, lantai II gedung ini ditata sedemikian rupa sehingga lebih efisien dengan system knock down. Ruang anak menjadi lebih luas untuk membaca atau bermain, demikian pula ruang diskusi dan internetnya. Yang paling berbeda di sini adalah bahwa di lantai II sekarang ada wi-fi area. Ruang baca lantai I sendiri diperuntukkan khusus untuk ruang baca saja, sehingga pengunjung yang sedang membaca buku tidak terganggu oleh pengguna wi-fi area.
“Peningkatan kualitas layanan perpustakaan ini diharapkan dapat meningkatkan minat baca masyarakat yang pada akhirnya juga berdampak pada peningkatan kecerdasan bangsa,” jelasnya. (ism)