Menjalani ritual rutin setiap bulan Suro, Pusaka milik Pemerintah Kota
Yogyakarta berupa sebilah tombak dilakukan pencucian. Ritual yang dikemas
dengan sacral ini digelar di Halaman Air Mancur Balaikota Kamis (6/01).
Tombak Kyai Wijaya Mukti dikeluarkan dari ruang kerja Walikota diusung
oleh barisan abdi dalem Keprajan. Setiba di halaman air mancur setelah
diawali dengan doa bersama segera pusaka tersebut dilakukan
pencucian/penjamasan. Pertama tombak Kyai Wijaya Mukti diolesi dengan
jeruk nipis pada bagian mata tombak untuk membersihkan karat. Kemudian
disusul dengan ritual menyiram dengan air dan mengeringkan dengan kawul,
memberikan warangan, dan mengoleskan minyak cendana.
Jamasan Pusaka Tombak Kyai Wijaya Mukti ini dilakukan langsung oleh
Walikota Yogyakarta Herry Zudianto didampingi pimpinan SKPD dan abdi dalem
keprajan Kraton Ngayogyakarta. Selain pusaka milik Pemkot pada kesempatan
itu pula turut dijamas puluhan pusaka milik karyawan.
Tombak Kyai Wijaya Mukti yang setiap harinya disemayamkan di ruang kerja
Walikota ini merupakan pusaka pemberian Kraton Ngayogyakarta yang
diserahkan oleh Ngarso Dalem Sultan HB X pada peringatan hari jadi Kota
Yogyakarta 7 Juni 2000 lalu.
Tombak Pusaka Kyai Wijaya Mukti dibuat pada tahun 1921 pada masa
pemerintahan HB VIII. Sebelum diserahkan ke Pemkot Yogyakarta pusaka
tersebut disemayamkan di Bangsal Pracimosono Kraton Ngayogyakarta. Kyai
Wijaya Mukti memiliki panjang keseluruhan 3 meter dengan pamor "wos mutah
wengkon" dengan "dhapur kudhuping gambir", dan "landean" sepanjang 2,5
meter terbuat dari kayu walikun. (ism)