Pawai Alegoris 2023 Angkat Sejarah Nama Kampung Kotagede
KOTAGEDE- Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pariwisata kembali menggelar Pawai Alegoris untuk promosi mengenalkan potensi wisata. Pawai Alegoris tahun ini diadakan di kawasan Kotagede yang mengusung tema Harmony of Kotagede pada Sabtu (27/5/2023). Pawai Alegoris 2023 menampilkan kisah tokoh-tokoh dibalik sejarah pemberian nama kampung-kampung di Kotagede.
Pawai Alegoris Harmony of Kotagede dimulai dari Jalan Kemasan hingga Jalan Mondorakan. Di depan Pasar Kotagede para peserta pawai dari 12 sanggar di Kota Yogyakarta selatan menampilkan tarian yang mengisahkan tokoh-tokoh sejarah nama kampung-kampung di Kotagede. Pembukaan pawai ditandai dengan pemukulan kenong oleh Penjabat Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo bersama Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta, Susanto Dwi Antoro.
“Pawai Alegoris tahun 2023 mengambil lokasi di Kotagede dengan tema Harmony of Kotagede. Pemilihan lokasi saya kira sangat tepat. Karena tidak ada orang yang tidak tahu Kotagede yang punya banyak sekali destinasi wisata dan daya tarik wisata. Narasi dan story tellingnya sangat memukau,” kata Singgih, saat membuka Pawai Alegoris Harmony of Kotagede.
Menurutnya produk ekonomi kreatif Kotagede luar biasa misalnya dari kuliner ada kembangwaru, kipo dan ukel. Singgih berpesan agar produk wisata yakni destinasi, kisahnya dan ekosistemnya seperti kuliner harus dijaga agar wisatawan memberikan apresiasi dengan membeli produk itu. Dampaknya kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
“Pawai alegoris ini adalah bagian dari bagaimana mempromosikan wilayah selatan Kota Yogyakarta. Kita mengambil kawasan selatan Kota Yogyakarta adalah Kotagede. Untuk itu saya berharap Kotagede yang sudah menjadi destinasi wisata yang terkemuka ini akan selalu menjaga ekosistemnya. Masyarakat seluruh kawasan Kotagede ini harus sadar wisata,” terangnya.
Penampilan pertama Pawai Alegoris mengisahkan perjalanan spiritual Danang Sutowijaya atau Penembahan Senopati saat babat alas atau hutan Mentaok cikal bakal Kerajaan Mataram Islam di kawasan Kotagede. Ada juga tokoh Pangeran Jayaprana yang harus berpindah tempat dari Alas Mentaok dengan digendong Ki Ageng Pemanahan. Tempat kepindahan itu kini diberi nama Kampung Joyopranan.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko mengatakan Pemkot Yogyakarta, serius menggarap, memelihara dan mempertahankan sektor pariwisata untuk bisa menjadi lokomotif yang kuat, dan sehat yang bisa menarik wisatawan. Oleh sebab itu Pawai Alegoris akan terus diadakan dengan mengambil tema sesuai potensi yang ada.
“Pawai Alegoris kali ini menampilkan tentang beragam toponim yang berasal dari tokoh-tokoh legendaris yang bermukim di kampung-kampung di Kotagede dan sekitarnya yang memiliki cerita unik yang bisa menjadikan story telling menawan sehingga wisatawan yang berkunjung ke kawasan Kotagede bisa hanyut dengan alur cerita,” jelas Wahyu.
Pawai Alegoris juga menampilkan kisah tokoh Kyai Gedong sejarah nama Kampung Gedongan, Patih Mandaraka yang kediamannya kini disebut Kampung Darakan. Ada juga Nyai Retno Dumilah terkait nama Kampung Pilahan, Raden Ronggo yang namanya diabadikan menjadi Kampung Prenggan. Termasuk Pangeran Purbaya yang kediamannya dikenal sebagai Kampung Purbayan.
Pawai Alegoris Harmony of Kotagede itu disambut antusias masyarakat yang menonton di sepanjang Jalan Kemasan sampai Jalan Mondorakan. Bahkan terlihat turis mancanegara ikut menyaksikan dan mengabadikan penampilan peserta Pawai Alegoris. (Tri)