Ratusan Peserta Meriahkan Pesparani 2023
Gedongtengen - Penjabat Wali Kota Singgih Raharjo membuka Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Ke-IV di Gereja Katolik Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela, Kemetiran, Pringgokusuman, Gedongtengen, Kamis (28/9). Kegiatan ini dimeriahkan dengan penampilan 600 peserta paduan suara se-Kota Yogyakarta.
Ratusan peserta Pesparani 2023 ini merupakan tujuh dari Paroki se- Kota Yogyakarta diantaranya Paroki Kristus Raja Baciro, Paroki St Yusup Bintaran, Paroki St. Albertus Agung Jetis, Paroki St. Fransiskus Xaverius Kidul Loji, Paroki St. Antonius de Padua Kotabaru, Paroki Hati St. Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran serta Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Pugeran.
Harapannya, kegiatan ini menjadi momentum toleransi keberagaman agama, suku dan budaya khususnya bagi warga Kota Yogyakarta.
Selain itu, Pesparani tahun ini mengusung tema 'Berbuah, Berdaya Dalam Keberagaman'. Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo mengungkapkan, tema ini merupakan makna yang luar biasa.
Dimana makna 'Berbuah' merupakan proses bertumbuhnya cikal bakal prestasi mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Kemudian makna 'Berdaya' yang merupakan hasil didikan menuju prestasi yang gemilang. Ditambah makna 'Dalam Keberagaman' menjadi titik toleransi bersama antar suku, agama, dan budaya yang saling membahu dan menyatu dengan tujuan menjadi pribadi yang lebih baik lagi ke depannya.
"Ini makna yang luar biasa. Kegiatan ini tidak hanya pesta paduan suara saja tetapi bagaimana bisa menjaga kebersamaan untuk terus bahu membahu agar ke depannya lebih baik lagi,"jelasnya.
Ia berharap, dengan kegiatan ini akan semakin menambah toleransi atas kebhinekaan di Kota Yogyakarta. Sehingga kegiatan ini tidak hanya pesta paduan suara saja, namun bagaimana menjaga kebersamaan, toleransi dan menjaga kondusifitas dalam lingkungan di dalam masyarakat.
Sementara itu, Ketua Panitia Pesparani 2023, FM Padhari Djati Martiwi mengungkapkan, selain paduan suara dengan kategori dewasa, remaja, dan anak-anak. Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan beberapa lomba seperti lomba mazmur yang diikuti oleh kategori semua umur.
Tak hanya itu, adapun lomba cerdas cermat yang diikuti remaja dan anak-anak, lomba tutur kitab suci yang diikuti anak-anak SD.
Tiwi yang sering disapa mengatakan, Pesparani tidak hanya sebagai ajang lomba paduan suara saja melainkan gelaran seni religi Katolik yang dapat mendatangkan kedamaian dan sukacita, serta kegembiraan dalam persaudaraan. Sehingga tercipta hubungan harmonis dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat serta mengungkap rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dimana tema Berbuah, Berbudaya Dalam Keberagaman ini diangkat dari Injil Yohanes 15:5 : 'Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa'.
"Kegiatan ini merupakan wujud kolaborasi pemerintah, gereja dan umat katolik di Kota Yogyakarta untuk mewujudkan masyarakat yang 100 persen Katolik dan 100 persen Indonesia,"ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta Nadhif mengungkapkan, penyelenggara ini bekerjasama dengan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Daerah (LP3KD) Kota Yogyakarta dan dukungan dari Pemerintah Kota Yogyakarta serta Komisi Liturgi Kevikepan Yogyakarta Timur.
Nadhif berhadap, kegiatan ini tidak hanya sekedar sukses namun berhasil meraih prestasi melalui paduan suara. "Semoga dari sini melahirkan bibit-bibit baru terutama dalam paduan suara. Sehingga banyak prestasi yang diperoleh dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga Kota Yogya,"ungkapnya. (Hes)