Pemkot Yogya dan Prancis Lanjutkan Kerja Sama Ekonomi Kreatif
Umbulharjo - Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo menerima kunjungan delegasi dari Kedutaan Besar Prancis di Balai Kota Yogyakarta, Kamis (5/10). Dalam kunjungan ini dipimpin oleh Duta Besar Prancis, Fabien Penone bersama Konselor Kerjasama Kebudayaan Direktur Institut Français Indonesia (IFI), Jules Irrmann dan Direktur IFI Yogyakarta Francois Dabin.
Singgih Raharjo menyambut hangat kehadiran rombongan Kedutaan Besar Prancis di Kota Yogyakarta. Pihaknya juga menyampaikan rasa terima kasih atas kerjasama antara Kota Yogyakarta dan Prancis yang telah terjalin beberapa tahun terakhir ini.
“Kerjasama antara Prancis dan Indonesia khususnya Kota Yogyakarta sudah terjalin erat sejak adanya perjanjian Sister City, ini sudah ditandatangani beberapa tahun yang lalu dan akan berakhir. Kemudian diantara kami telah memiliki punya komitmen untuk bisa dilanjutkan kembali atau diperbaharui untuk keberlangsungan dari program Sister City,” ungkapnya.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta berdiskusi dengan Duta Besar Prancis
Kerjasama Sister City antara Prancis dan Pemerintah Kota Yogyakarta telah ada beberapa tahun lalu yang sudah diinisiasi oleh Pemerintahan Mont Dore Kaledonia Baru. Bentuk aktivitas dari kerja sama ini yaitu saling bertukar antara Pramuka Kaledonia Baru dan Gerakan Pramuka khususnya Kwarda DIY dan Kwarcab Kota Yogyakarta.
Selain program yang sudah terlaksana, Perancis tertarik untuk melakukan kerjasama di bidang lain diantaranya kebudayaan, pendidikan, tourism dan ekonomi kreatif. Prancis dan Kota Yogyakarta memiliki kesamaan warisan budaya yang telah ditetapkan UNESCO, menurut Singgih tentu hal ini menjadi potensi yang besar terjalinnya kerjasama di bidang kebudayaan.
Suasana diskusi di Ruang Kerja Wali Kota Yogyakarta
Singgih juga mengungkapkan setelah pandemi Covid 19 di Indonesia sangat berimbas pada kunjungan ke Kota Yogyakarta. Nantinya, kerjasama ini juga akan terjalin berupaya meningkatkan kunjungan wisatawan asing. “Tentu nantinya akan ada kerjasama di bidang tourism dan ekonomi kreatif,” tambahnya.
“Tidak hanya meningkatkan pengunjung, Prancis juga tertarik dengan game development lokal. Di Yogyakarta ada tim produksi game lokal yang sangat bagus, ini juga tidak berhenti di situ tetapi ke fashion juga,” lanjut Singgih.
Pada kesempatan ini, Singgih memperkenalkan Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) yang menjadi wadah baru untuk riset dan pengembangan produk industri kecil dan menengah (IKM) khususnya di bidang fashion, kerajinan kayu dan logam.
“Tadi kami sampaikan bahwa kita punya Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) dan ini disambut baik oleh Kedutaan Besar Prancis. Dan langsung disampaikan juga oleh mereka kalau diperlukan nanti akan dikirim fashion designer maupun desain yang lain praktisi desain yang lain untuk bisa bertransfer teknologi dan pengetahuan untuk memajukan Kota Yogyakarta,” jelasnya. (Chi)