Deklarasi Pemilu Damai Komitmen Ciptakan Kerukunan Sambut Pesta Demokrasi
Gondomanan - Jelang masa kampanye Pemilu 2024 Pemkot bersama KPU, perwakilan peserta Pemilu, Ormas dan masyarakat dari 14 Kemantren gelar Kirab dan Deklarasi Pemilu Damai, pada Rabu (18/10) di Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.
Kirab Pemilu Damai dimulai dari sisi utara jalan Malioboro menuju ke selatan hingga masuk ke Monumen Serangan Oemoem 1 Maret, dengan pasukan pembawa kirab dari KPU Kabupaten Sleman yang diikuti barisan dari KPU Kota Yogyakarta beserta perwakilan 14 Kemantren, Ormas dan Partai Politik Peserta Pemilu. Suasana kirab berlangsung ramai disertai tarian flash mob dengan diiringi lagu Jawa.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo mengatakan, pesta demokrasi yang dalam empat bulan ke depan akan segera berlangsung menjadi momentum untuk dirayakan dengan gembira dan damai. Menurutnya perbedaan pendapat itu pasti ada, tapi bukan menjadi alasan untuk bercerai berai.
"Memaknai pesta demokrasi itu artinya dilakukan dengan suasana riang dan bahagia, deklarasi pemilu damai ini pada dasarnya merupakan komitmen kita bersama untuk menjaga suasana kondusif di Kota Yogyakarta, pada setiap tahapan pemilu yang menjadi momentum penting untuk menentukan pemimpin dan wakil kita selanjutnya," jelasnya.
Pihaknya menyampaikan Kirab Pemilu Damai yang disertai estafet nasional Bendera Merah Putih, Pataka KPU dan 18 Bendera Partai Politik menjadi satu refleksi bahwa pemilu merupakan satu proses yang cukup panjang, untuk mencapai satu tujuan bersama yaitu membangun kemajuan bangsa.
"Kirab dan Deklarasi Pemilu Damai ini bukan sekadar seremonial, tapi menjadi satu komitmen dan integritas kita bersama untuk diimplementasikan dalam menjaga serta menciptakan ketentraman dan kerukunan selama proses pemilu, juga memastikan pemilu damai di Kota Yogyakarta itu benar-benar terjadi," ujarnya.
Sementara itu Ketua KPU Kota Yogyakarta Hidayat Widodo mengungkapkan, estafet Kirab Pemilu Damai yang diterima dari Kabupaten Sleman nantinya akan dilaksanakan selama lima hari di Kota Yogyakarta mulai 19 hingga 23 Oktober ke 14 Kemantren, dan akan dilanjutkan untuk diserahkan ke Kabupaten Bantul.
"Kirab Pemilu Damai dengan tema Pemilu sebagai Sarana Integritas Bangsa, akan kami lakukan ke 14 Kemantren, di mana dalam pelaksanaannya akan diberikan pendidikan politik dan memberikan satu pandangan kepada masyarakat bahwa pemilu itu mengasyikkan, perbedaan pendapat itu membuat kita saling menguatkan," terangnya.
Hidayat juga mengatakan, sampai hari ini Kota Yogyakarta tidak masuk dalam daftar teratas daerah rawan konflik. Menurutnya itu menjadi satu modal baik untuk semakin memperkuat kondusivitas dan kedamaian selama tahapan pemilu berlangsung.
"Kami mengajak para pimpinan partai politik, peserta pemilu, juga masyarakat untuk bersama-sama kita rawat dan jaga kondusivitas kampanye pemilu yang akan berlangsung pada 28 November sampai 10 Februari mendatang, termasuk pihak penyelenggara pemilu untuk terus menjaga integritas dan netralitas," ajaknya.
Pihaknya menambahkan pada pemilu 2024 terdapat sekitar 321 ribu daftar pemilih tetap di Kota Yogyakarta, dan pada pemilu 2019 ada sekitar 10.400 pindah pemilih yang diperkirakan kali ini jumlahnya kurang lebih akan sama.
"Jumlah pindah pemilih di Kota Yogyakarta cukup tinggi karena memang banyak pendatang yang punya urusan pekerjaan dan pendidikan, untuk itu kami ajak untuk segera mengurus pemindahan sejak sekarang ke Panitia Pemungutan Suara sebelum semakin padat, jangan terlalu dekat dengan hari pelaksanaan pemungutan suara," pesannya. (Jul)