Yogya Intensif Gelar Operasi Pasar Wujud Komitmen Kendalikan Inflasi
SLEMAN- Pemerintah Kota Yogyakarta bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Yogyakarta berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas inflasi daerah. Hal itu dibuktikan dengan kegiatan operasi pasar, pangan murah serta stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) yang sangat intensif digelar di Kota Yogyakarta.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo menyebut sudah 119 kali kegiatan operasi pasar, pangan murah dan SPHP diadakan di Kota Yogyakarta. Jumlah tersebut paling banyak dibandingkan kabupaten lain di DIY. Kegiatan operasi pasar itu menjadi salah satu upaya mengendalikan inflasi di Yogyakarta. Termasuk upaya pengendalian harga melalui Kios Segoro Amarto dan kelancaran pasokan komoditas pangan.
“Kita operasi pasar paling tinggi. 119 kali operasi pasar. Kita ada operasi pasar setiap hari dengan Kios Segoro Amarto (seperti) yang ada di Beringharjo. Ini menunjukan komitmen (menjaga stabilitas inflasi),” kata Singgih ditemui di sela Rapat Koordinasi TPID DIY di Hotel Grand Mercure, Selasa (24/10/2023).
Selama ini Pemkot Yogyakarta bersama Badan Urusan Logistik (Bulog) Yogyakarta telah menggelar kegiatan operasi pasar, pangan murah maupun SPHP. Salah satunya kegiatan penyaluran beras SPHP ke lima pasar rakyat di Pasar Beringharjo, Kranggan, Demangan dan Prawirotaman pada 9-13 Oktober 2023.
Singgih menyatakan akan menambah Kios Segoro Amarto karena melihat efektivitas keberadaan kios tersebut. Kios Segoro Amarto yang menjual komoditas pangan menjadi kios referensi harga. Kios Segoro Amarto sudah ada di tiga pasar rakyat Kota Yogyakarta yakni Beringharjo, Kranggan dan Prawirotaman.
“Kita juga menjalin kerja sama antar daerah, sudah kita lakukan. Yang sudah terlaksana dengan Sleman. Penjajakan sekarang ini proses dengan Bantul dan Kulonprogo. Komoditas pangan baik itu beras dan cabai,” terangnya.
Sementara itu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam rapat koordinasi TPID DIY menyebut inflasi pada tahun 2023 ada tren positif berdasarkan data dari BPS inflasi DIY pada bulan September menjadi 3,30 persen year on year. Sedangkan proyeksi inflasi untuk DIY tahun 2023 targetnya di rentang 2 sampai 4 persen.
“Meskipun demikian kita tetap berhadapan dengan beberapa risiko peningkatan tekanan inflasi hingga 2023. Termasuk permintaan tinggi di akhir tahun. Keterbatasan pasokan bahan pangan akibat el-nino dan kenaikan harga pangan dunia,” papar Sultan HB X.
Sultan menjelaskan untuk menghadapi risiko itu dilakukan beberapa upaya yaitu optimalisasi anggaran pemda di seluruh DIY untuk mengantisipasi dampak el-nino terhadap kenaikan harga, pasar murah dan operasi pasar harus dilakukan secara tepat. Di samping itu neraca pangan di DIY perlu dibangun secara rinci dari masing-masing kabupaten kota se-DIY. Termasuk komitmen pemerintah kabupaten kota dalam upaya stabilisasi inflasi. Salah satunya mewujudkan kerja sama antar daerah, intra provinsi dalam menjaga ketahanan komoditas pangan.
Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Ibrahim perkembangan inflasi sudah mengalami perlambatan tapi masih ada empat provinsi yang menjadi perhatian nasional termasuk di DIY karena masih di atas 3 persen. Selain itu ada potensi kenaikan di bulan-bulan menjelang Natal dan Tahun Baru pada November-Desember. Dia menyebut total ada 360 kali kegiatan operasi pasar, pangan murah, SPHP yang digelar sampai 12 Oktober di DIY. Sebaran kegiatan itu terbanyak di Kota Yogyakarta yang sangat intensif yakni 119 kali. Diharapkan kegiatan operasi pasar tetap dapat terjaga.
“Kita yakini operasi pasar memang tidak bisa membawa level kembali normal. Tapi setidaknya kita bisa tahan dan meyakinkan kepada masyarakat bahwa pasokan tetap aman. Soal peran Kios Segoro Amarto, kita bisa bersama-sama terus menguatkan perannya. Karena dari BI sudah sampaikan bawah konsep proses Kios Segoro Amarto ini sangat bagus bisa memberikan benchmark(tolok ukur) harga kepada harga komoditas setempat,” pungkas Ibrahim.(Tri)