Lomba Bank Sampah Pembina Tingkatkan Kesadaran Warga Olah Sampah Dari Rumah
JETIS - Sebagai bentuk apresiasi kepada bank sampah se Kota Yogyakarta, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta menyelenggarakan berbagai lomba yang diikuti seluruh bank sampah se Kota Yogyakarta.
Kegiatan ini sekaligus dalam rangka menyemarakan rangkaian acara HUT Ke-267 Kota Yogyakarta.
Beberapa lomba diantaranya adalah lomba Ecobrick, lampion, bank sampah reguler, bank sampah inovatif, bank sampah pembina, reduksi sampah anorganik, pengolahan sampah organik, cerdas cermat bank sampah, serta cerdas cermat faskel. Lomba tersebut berlangsung mulai 9 Oktober hingga 13 November 2023.
Salah satu lomba yakni Lomba Bank Sampah Pembina diikuti delapan kelurahan yang sudah melalui proses pemilihan dari panitia. Dimana terpilihnya delapan bank sampah karena memiliki upaya upaya nyata untuk menyelesaikan permasalahan sampah di Kota Yogyakarta.
Delapan kategori bank sampah pembina ini diantaranya ada di Bank Sampah Berseri 35 RW 08 di Kelurahan Bumijo, Bank Sampah Kantong Rejeki RW 04 di Kelurahan Cokrodiningratan, Bank Sampah Guyub RW 02 Kelurahan Kricak, Bank Sampah Surya Mulia RW 10 Kelurahan Suryatmajan, Bank Sampah Anjani Asri RW 21 Kelurahan Wirogunan, Bank Sampah Dados Artha RW 06 Kelurahan Brontokusuman, Bank Sampah Serangan Kudu Resik RW 02 Kelurahan Notoprajan, serta Bank Sampah Tangan Uthik RW 04 Kelurahan Kadipaten.
Dalam Indikator penilaian bank sampah nantinya meliputi administrasi bank sampah, pengelolaan sampah organik, pengelolaan sampah anorganik, inovasi bank sampah serta bank sampah binaan.
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Ahmad Haryoko mengatakan, monitoring lomba bank sampah dilakukan dua hari mulai tanggal 23-24 Oktober 2023. "Saat ini lomba sedang dalam monitoring dan evaluasi. Nantinya bank sampah yang terpilih akan mendapatkan gelar menjadi Bank Sampah Pembina tingkat Kota Yogyakarta,"jelasnya.
Ia berharap, permasalahan sampah tidak hanya dapat dituntaskan oleh pemerintah saja namun juga dari kesadaran masyarakat untuk memilah sampah dan memanfaatkan bank sampah.
"Kami melakukan monitoring dan evaluasi bank sampah kali ini pada kategori bank sampah pembina. Dimana kategori pembina ini paling tinggi tingkatannya, bagi bank sampah yang sudah meraih kategori ini mereka harus membina bank sampah lain di wilayah sekitarnya,"katanya.
Tambahnya, penilaian menjadi bank sampah kategori pembina ini juga harus memiliki kerjasama baik dari pihak pemerintah maupun pihak swasta.
"Selain kita terjun langsung ke lapangan, kita bisa melihat kegiatan bank sampah dan mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh bank sampah dengan berdiskusi dan pengklasifikasian bank sampah sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan,"ujarnya.
Sehingga harapannya, melalui lomba bank sampah, masyarakat berlomba-lomba dalam melakukan pengelolaan sampah organik melalui beberapa cara seperti pengomposan, pemanfaatan maggot, Eco Enzyme dan lodong sisa dapur (losida).
Sedangkan untuk sampah anorganik bisa menjadi pundi-pundi perekonomian dengan dibuat kerajinan bunga plastik, tas, dompet, taplak meja, tikar, pot bunga dan lain sebagainya.
"Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat memotivasi bank sampah lainnya untuk terus berinovasi dalam mengelola dan memanfaatkan sampah dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada,"jelasnya.
Sementara itu, Ketua Bank Sampah Berseri 35 Bumijo Jetis Yogyakarta Purwakanti mengungkapkan, setidaknya 50 kg bahkan lebih sampah yang diterima dari hasil pilah sampah warganya.
Oleh karenanya Bank Sampah Berseri 35 menjadi salah satu perwakilan lomba bank se Kota Yogyakarta sampah dari bumijo.
Bank Sampah Berseri 35 masuk dalam kategori bank sampah pembina dikarenakan sudah mampu membina tiga bank sampah lain yang berada di RW 02, RW 04, serta RT 13.
"Alhamdulillah saat ini kami menjadi perwakilan dari Kelurahan Bumijo dalam lomba Bank Sampah Pembina 2023. Semoga dengan gotong royong kami mampu memberikan hasil yang memuaskan dan mendapatkan juara,"ungkapnya. (Hes)