Dinkes Dorong Kesadaran Tes HIV/AIDS untuk Orang Berisiko
Umbulharjo – Menuju Eliminasi HIV/AIDS tahun 2030 Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kesehatan terus melakukan penguatan dalam upaya pencegahan dan penanganannya. Utamanya dengan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan deteksi dini.
Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta, Lana Unwanah menjelaskan, pada dasarnya ada tiga tujuan yang ingin dicapai dalam program nasional Eliminasi HIV/AIDS 2030.
“Ada three zero yaitu zero infeksi baru HIV, zero kematian yang disebabkan oleh keadaan yang berkaitan dengan AIDS, dan zero stigma ataupun diskiriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS,” jelasnya saat ditemui pada Selasa (16/1).
Pihaknya mengatakan saat ini ada dua hal yang menjadi fokus utama untuk mencapai eliminasi HIV/AIDS 2023 yaitu menjangkau orang-orang yang berisiko untuk melakukan tes, dan yang kedua begitu hasil tesnya reaktif harus segera konsumsi obat.
“Kalau memang melakukan aktivitas yang berisiko terinfeksi HIV silakan lakukan VCT atau Voluntary Counseling and Testing di pukesmas maupun rumah sakit, ketika hasilnya reaktif harus langsung konsumsi obat antiretroviral (ARV),” katanya.
Sejalan dengan hal itu Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu menyampaikan sepanjang tahun 2023 terdapat lebih dari 80 kasus baru penderita HIV/AIDS di Kota Yogya. Pihaknya terus berupaya menjangkau masyarakat untuk dilakukan deteksi dini.
"Tes HIV sekarang ini baru diwajibkan bagi populasi berisiko seperti wanita pekerja seks, laki-laki seks laki-laki, waria, penasun atau Injecting Drug User, warga binaan lapas, orang yang mendapat transfusi darah, juga ibu hamil untuk dilakukan deteksi dini, ketika ibunya reaktif ya langsung harus minum ARV supaya anaknya terhindar dari penularan,'' ungkapnya.
Pihaknya mengatakan semakin cepat dideteksi, maka harapan hidup sehat dan produktif bagi Orang dengan HIV/AIDS atau ODHA bisa semakin tinggi. Obatnya juga sudah tersedia di setiap puskesmas dan bisa diakses secara gratis.
“Tentunya mencegah lebih baik daripada mengobati, jadi kami imbau kepada masyarakat untuk terus berperilaku sehat dan menghindari faktor-faktor risiko yang memang berpotensi terpapar HIV. Ketika memang masuk kategori populasi berisiko tidak ragu untuk tes HIV, kalau hasilnya reaktif langsung harus konsumsi obat rutin," ujarnya.
Sehingga kasus baru infeksi HIV bisa ditekan hingga nol kasus, tambah Endang. Kemudian tidak ada lagi kematian karena AIDS dengan konsumsi ARV rutin serta tidak ada lagi diskriminasi dan stigma pada ODHA. (Jul)