Pemkot Yogya Konsisten Dampingi Sekolah Adiwiyata
UMBULHARJO-Pemerintah Kota Yogyakarta berupaya konsisten membina dan mendampingi sekolah berwawasan lingkungan atau Adiwiyata. Salah satunya melalui workshop Adiwiyata Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPBLHS). Meski demikian Pemkot Yogyakarta mengingatkan ke sekolah bahwa Sekolah Adiwiyata bukan ajang perlombaan tapi upaya membekali generasi muda untuk peduli dan memiliki budaya menjaga lingkungan.
“Sekolah adiwiyata bukan perlombaan. Jadi upaya yang dilakukan untuk mendorong anak-anak dan guru untuk berbudaya bersih, sehat dan peduli terhadap lingkungan bukan karena dapat hadiah. Tapi Ini adalah aktivitas nyata untuk semua membangun sebuah ekosistem di sekolah,” kata Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo saat workshop Sekolah Adiwiyata, Kamis (18/1/2024).
Menurutnya dunia pendidikan menjadi tempat yang strategis untuk memberikan pengetahuan dan praktik merawat bumi agar bersih dan nyaman. Oleh sebab itu pihaknya menekankan sistem di sekolah yakni siswa, guru dan orang tua siswa juga diajak untuk peduli dan memiliki budaya menjaga lingkungan.
“Sebagai insan pendidikan sangat strategis untuk membekali anak-anak kita hidup sehat, hidup yang peduli terhadap lingkungan dan punya budaya menjaga lingkungan,” paparnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto menjelaskan program Adiwiyata merupakan salah satu upaya merintis institusi pendidikan di Indonesia berbudaya lingkungan hidup sehingga dapat melahirkan generasi muda yang peduli dan berwawasan lingkungan. Pemkot Yogyakarta mendukung upaya pemerintah pusat dalam mewujudkan sekolah-sekolah adiwiyata di Kota Yogyakarta.
“Pemkot Yogyakarta berusaha untuk tetap konsisten dalam membina dan mendampingi sekolah untuk terus berproses baik dalam kondisi yang tetap maupun perpanjangan Adiwiyata,” tambah Sugeng.
Sampai kini total ada 98 Sekolah Adiwiyata di Kota Yogyakarta. Dia menyebut capaian Sekolah Adiwiyata di Kota Yogyakarta pada tahun 2023 meliputi 11 Sekolah Adiwiyata tingkat Kota Yogya, 10 Sekolah Adiwiyata Tingkat Provinsi DIY, 5 Sekolah Adiwiyata tingkat nasional dan 1 Sekolah Adiwiyata tingkat mandiri. Dalam kegiatan itu DLH Kota Yogyakarta mengundang sekitar 125 sekolah tingkat SD, SMP dan SMA yang sebagian merupakan calon Sekolah Adiwiyata tingkat provinsi, nasional dan mandiri.
“Bagi sekolah yang akan naik jenjang maupun memperpanjang capaian Sekolah Adiwiyata perlu memahami persyaratan yang harus dipenuhi serta komponen bukti-bukti pendukung sesuai kondisi dan kelengkapan masing-masing,” terangnya.
Mengacu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 53 tahun 2019 tentang penghargaan Adiwiyata kriteria sekolah adiwiyata mencakup komponen gerakan GPBLHS, pelaksanaan gerakan serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan GPBLHS. Dalam pelaksanaan GPBHLS memuat kegiatan penerapan beberapa aspek Perilaku Ramah Lingkungan Hidup (PRLH) yaitu kebersihan, sanitasi lingkungan dan drainase, pengelolaan sampah, penanaman dan pemeliharaan tanaman, konservasi air dan energi serta inovasi.
Sementara itu Guru SMP Negeri 1 Yogyakarta Diah Retno mengatakan SMP Negeri 1 Yogyakarta memaknai Sekolah Adiwiyata sebagai proses, aktivitas di mana kegiatan belajar anak-anak didalamnya memiliki pembiasaan pola hidup peduli lingkungan. Pola hidup itu diharapkan bisa diteruskan dalam pembelajaran di rumah. “Jadi tidak hanya berhenti di sekolah tapi bermanfaat di rumah sehingga Kota Yogya yang bersih bisa dicapai,” ujar Diah.(Tri)